Malnutrisi atau kekurangan nutrisi merupakan kondisi yang tidak boleh disepelekan. Pasalnya, jika didiamkan berlarut-larut, malnutrisi bisa menimbulkan berbagai komplikasi atau penyakit yang berbahaya bagi kesehatan.

Sebagian besar penyebab malnutrisi di beberapa negara adalah ketiadaan asupan pangan yang memadai, misalnya karena bencana alam, konflik atau peperangan, kemiskinan, hingga krisis sosial dan ekonomi.

Berbagai Penyakit Akibat Malnutrisi - Alodokter

Seseorang yang makan banyak atau pola makannya buruk juga berisiko untuk mengalami malnutrisi jika makanan yang dikonsumsinya tidak mengandung gizi yang memadai, seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral. 

Kurang gizi juga bisa disebabkan oleh masalah kesehatan tertentu, seperti intoleransi atau gangguan penyerapan nutrisi, gangguan mental, kecanduan narkotika atau alkohol, hingga gangguan makan, seperti anoreksia dan bulimia. 

Gangguan Kesehatan yang Disebabkan Malnutrisi

Tanpa perbaikan asupan nutrisi, kondisi malnutrisi dapat menyebabkan gangguan kesehatan serius, di antaranya adalah:

1. Kwashiorkor

Protein sangat dibutuhkan untuk memperbaiki dan memperbarui sel serta jaringan tubuh, mendukung proses pemulihan tubuh ketika terjadi luka atau penyakit, dan mendukung tumbuh kembang janin, bayi, dan anak-anak. Ketika tubuh kekurangan nutrisi ini, penyakit malnutrisi bernama kwashiorkor akan mengintai.  

Kwashiorkor lebih banyak dialami oleh anak-anak dan kasusnya banyak ditemukan di negara-negara berkembang. Gejala dari penyakit ini antara lain kelelahan, kulit kering dan bersisik, rambut kering atau kusam, perut buncit, hilangnya massa otot, pembengkakan di bawah kulit (edema), perubahan mood, dan susah menambah berat dan tinggi badan. 

Kwashiorkor dapat dicegah dan ditangani dengan mengonsumsi makanan berprotein tinggi, seperti daging, susu dan produk susu, ikan, telur, kacang-kacangan, dan biji-bijian.

2. Marasmus

Marasmus disebabkan oleh kurangnya asupan kalori secara berkepanjangan, baik dari karbohidrat, lemak, maupun protein. Marasmus dapat terjadi pada anak-anak dan orang dewasa, serta berisiko tinggi menyebabkan kematian jika tidak tertangani. 

Ciri-ciri orang terkena marasmus adalah tubuh kurus kering dan tulang yang menonjol, terutama tulang iga dan bahu. Selain itu, kulit lengan, paha, dan bokong penderita akan tampak kendur, serta wajahnya terlihat seperti orang tua. 

Marasmus umumnya dapat ditangani dan dicegah dengan menjalani pola makan sehat dan bergizi seimbang.

3. Beri-beri

Beri-beri terjadi karena tubuh kekurangan vitamin B1 (thiamine). Vitamin ini berperan penting dalam mengatur kinerja serta fungsi sistem saraf dan otot, menjaga fungsi saluran pencernaan, dan proses metabolisme karbohidrat menjadi energi. Beri-beri terbagi menjadi 2 jenis, yaitu beri-beri basah dan beri-beri kering.  

Beri-beri basah ditandai dengan gejala berupa sering terbangun di malam hari dengan sesak napas, denyut jantung meningkat, sesak napas saat beraktivitas, dan kaki bagian bawah bengkak. Beri-beri basah umumnya dapat mengganggu kinerja jantung dan pembuluh darah. 

Sementara itu, beri-beri kering dapat memengaruhi sistem saraf. Gejala beri-beri kering antara lain susah berjalan, kaki dan tangan mati rasa atau kesemutan, fungsi otot kaki bagian bawah menurun, nyeri, kesulitan bicara, muntah, dan nistagmus

Beri-beri bisa dicegah dengan mengonsumsi makanan yang kaya vitamin B1, seperti susu, beras, gandum, buah jeruk, daging sapi, dan kacang-kacangan.

4. Skorbut

Vitamin C penting bagi tubuh karena dibutuhkan untuk memproduksi kolagen, penyerapan zat besi, dan pembentukan imunitas tubuh. Saat tubuh kekurangan asupan vitamin ini, seseorang akan rentan terkena penyakit skorbut atau (scurvy).

Penyakit scurvy ditandai dengan sejumlah gejala, seperti nyeri otot dan sendi, kelelahan, munculnya titik-titik merah di kulit, perdarahan dan pembengkakan pada gusi, hilangnya nafsu makan, berat badan turun, diare, mual, dan demam. 

Guna mencegah terkena penyakit malnutrisi satu ini, konsumsilah makanan yang mengandung vitamin C. Beberapa makanan yang mengandung vitamin C tinggi ialah cabai, tomat, brokoli, kiwi, stroberi, lemon, jeruk, limau, kubis, paprika, nanas, pepaya, mangga, blewah, kembang kol, dan bayam. 

5. Anemia

Anemia merupakan penyakit malnutrisi yang disebabkan kurangnya asupan zat besi. Ketika seseorang terkena anemia zat besi, sejumlah gejala akan dirasakan, seperti kelelahan ekstrim, kulit pucat, detak jantung cepat, kuku rapuh, nyeri dada, kesemutan di kaki, dan kurang nafsu makan. 

Anemia dapat diatasi dan dicegah dengan cara mengonsumsi suplemen zat besi atau makanan yang kaya akan zat besi, seperti daging, hati ayam atau sapi, tahu, tempe, telur, kacang-kacangan, beras merah, seafood, dan sayuran berdaun hijau tua.

Kebanyakan gangguan kesehatan yang disebabkan oleh malnutrisi akan berhenti ketika penderita mendapatkan asupan makanan bergizi. Meski demikian, kondisi ini mungkin untuk menimbulkan efek samping berkepanjangan, terutama ketika malnutrisi sudah parah dan berlangsung lama.

Beberapa komplikasi yang dapat terjadi akibat malnutrisi meliputi kelainan fungsi ginjal, imunodefisiensi, kelainan otot, dan demensia. Pada bayi dan anak-anak, malnutrisi juga bisa menimbulkan gangguan tumbuh kembang dan stunting.

Bila Anda atau keluarga ada yang mengalami malnutrisi atau gejala malnutrisi, misalnya berat badan kurang, tubuh tampak terlalu kurus, sering sakit, atau sering lemas sampai sulit beraktivitas, berkonsultasilah dengan dokter. Konsultasi dapat dilakukan dengan mudah dan terjamin kerahasiaannya melalui Chat Bersama Dokter.