Perkembangan motorik bayi pada tahun pertama dan kedua kehidupannya akan terlihat begitu signifikan. Yang tadinya bayi hanya bisa terbaring di tempat tidur, lambat laun akan bisa duduk, berdiri, hingga berjalan sendiri.

Pada dasarnya, ada dua jenis kemampuan motorik bayi, yaitu motorik halus dan kasar. Kemampuan motorik halus melibatan gerakan-gerakan kecil, seperti menulis dan memasang kancing. Sementara itu, motorik kasar berkaitan dengan gerakan yang lebih besar, seperti berlari, menendang, dan berjalan.

Perkembangan Motorik Bayi Mulai Usia 0 – 18 Bulan - Alodokter

Perkembangan motorik bayi, khususnya dari duduk hingga berjalan, harus didukung dan dirangsang dengan baik. Sebagai orang tua, Anda harus tahu kapan tanda-tanda ini mulai terlihat, sehingga kemampuan motorik Si Kecil terus berkembang dari waktu ke waktu.

Tolak Ukur Bayi Bisa Duduk hingga Bisa Berjalan

Pada 2 tahun pertama kehidupannya, bayi memang sedang mengembangkan koordinasi dan kekuatan otot-otot pada tubuhnya. Ia akan mulai belajar duduk, berguling, merangkak, berdiri, dan akhirnya berjalan.

Tahap perkembangan motorik setiap bayi bisa berbeda-beda. Namun, ada patokan dasar yang bisa menjadi pedoman bagi para orang tua untuk memantau perkembangan motorik bayi dari waktu ke waktu. Di antaranya adalah:

1. Usia 0–2 bulan

Saat berusia 0–2 bulan, bayi hanya bisa melakukan gerakan-gerakan kecil untuk mengembangkan kemampuan motoriknya. Beberapa gerakan yang bisa dilakukan mulai dari tengkurap hingga mengangkat kepalanya.

Pada fase ini, Anda dapat merangsang bayi untuk tengkurang sendirinya dan mengangkat kepala dengan melakukan tummy time, yaitu sesi tengkurap pada bayi yang dibantu oleh orang tua atau pengasuhnya.

2. Usia 3–6 bulan

Di usia ini, bayi sudah bisa mulai meraih objek, serta berusaha untuk menggerakan badannya ke dua arah. Pada rentang usia ini juga, bayi umumnya sudah mulai bisa duduk dengan bantuan orang terdekatnya. Sebagian bayi biasanya sudah bisa mulai belajar duduk di sekitar usia 4 bulan.

Untuk merangsang kemampuannya untuk duduk, saat Si Kecil sudah bisa mengangkat kepalanya dan sedang berbaring telentang, coba pegang kedua tangannya dengan lembut dan tarik ia hingga ke posisi duduk.

Saat usianya menginjak 6 bulan, Si Kecil akan senang untuk melompat-lompat di paha Anda ketika tubuhnya Anda angkat. Ini merupakan hal yang baik karena pertanda bahwa otot kakinya terus mengalami perkembangan.

Untuk menstimulasi kemampuan duduk sendiri, coba ajak Si Kecil bermain. Anda dapat meletakkan mainan berwarna cerah di dekat kakinya atau mengajaknya bermain permainan susun-menyusun.

3. Usia 7–11 bulan

Sedangkan pada rentang usia 7−11 bulan, bayi biasanya mulai bisa merangkak. Untuk merangsang kemampuan ini, letakkan mainan di dekat Si Kecil dan biarkan ia meraih barang tersebut.

Agar ia lebih percaya diri dan lincah, coba berikan rintangan bantal di dekat mainan tersebut. Saat ia berhasil meraih mainan, berikan pujian kepadanya untuk meningkatkan kepercayaan dirinya.

Namun, perlu diingat, tidak semua bayi melewati fase merangkak. Beberapa bayi bahkan dapat langsung berdiri sambil menggapai benda yang lebih tinggi di sekelilingnya.

Pada kisaran usia 9 bulan, bayi biasanya mulai bisa berdiri sendiri sambil memegang perabotan atau orang-orang di sekitarnya. Untuk mendukung perkembangan ini, Anda dapat membantu Si Kecil menarik tubuhnya ketika ia sudah berada di posisi siap untuk berdiri.

Selain itu, coba letakkan mainan di atas meja yang kokoh yang mungkin untuk dijangkau Si Kecil, sehingga ia tertarik untuk menggapainnya dan berdiri. Di usia ini juga biasanya bayi sudah mulai mengetahui bagaimana cara menekuk lutut dan duduk setelah berdiri.

4. Usia 12–18 bulan

Ketika SI Kecil sudah bisa berdiri dengan kuat, bayi Anda biasanya akan mulai berjalan merambat sedikit demi sedikit melalui barang yang menjadi tumpuannya. Si Kecil akan melangkahkan kakinya untuk bergeser dari posisi awalnya dengan tetap berpegangan pada suatu perabot.

Bayi juga mungkin untuk memindahkan pegangannya dari satu parabot ke parabot lainnya, seperti dari sofa ke meja yang mudah digapainya, dengan perlahan.

Dalam melatih kemampuannya berjalan, hindari penggunaan baby walker karena dapat menghambat pertumbuhan otot-otot kaki Si Kecil. Selain itu, biarkan Si Kecil berjalan dengan kaki telanjang karena dengan cara ini ia akan lebih bisa menjaga keseimbangan dan koordinasi.

Tahapan ini merupakan bagian terpenting dari berjalan sendiri. Jika Si Kecil sudah bisa berdiri tanpa bantuan, berarti ia sudah memiliki keseimbangan yang bisa menjadi bekalnya untuk berjalan.

Stimulasi yang bisa diberikan untuk mendukung perkembangan motorik bayi adalah dengan bermain bersamanya. Anda dapat meletakkan buah hati di bangku kecil dengan posisi kakinya menyentuh lantai, kemudian berikan mainan di dekatnya agar ia mau berdiri menggapainya.

Selalu berikan apresiasi setiap Si Kecil berhasil melakukan sesuatu agar ia lebih percaya diri untuk melakukannya kembali.

Perlu diingat, kecepatan perkembangan motorik bayi dari duduk hingga berjalan bisa berbeda-beda pada masing-masing bayi. Jadi, jangan segera kecil hati dan membandingkan perkembangan bayi Anda dengan bayi lain.

Namun, jika Anda merasa perkembangan motorik bayi mengalami keterlambatan, seperti belum juga bisa berdiri meski usianya telah menginjak 1 tahun atau bahkan tidak mampu berjalan saat sudah menginjak usia 2 tahun, konsultasikan ke dokter untuk mengetahui penyebab dan mendapat terapi yang tepat.