Perlemakan hati atau hepatic steatosis adalah kondisi ketika organ hati menyimpan terlalu banyak lemak. Kondisi ini dapat menimbulkan gangguan pada fungsi hati dan meningkatkan risiko terjadinya banyak penyakit hati di kemudian hari.

Hati merupakan organ yang memiliki banyak fungsi penting bagi tubuh, salah satunya memecah lemak dari makanan untuk diubah menjadi energi bagi tubuh. Oleh sebab itu, adalah hal yang normal bila terdapat sejumlah kecil lemak di dalam hati.

Perlemakan Hati - Alodokter

Perlemakan hati umumnya sembuh dengan melakukan perubahan gaya hidup. Namun, pada beberapa kasus, perlemakan hati dapat memicu terbentuknya jaringan parut pada bagian hati yang rusak (fibrosis). Kondisi ini dapat mengarah pada sirosis yang dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker hati dan gagal hati.

Penyebab Perlemakan Hati

Berdasarkan penyebabnya, perlemakan hati dapat digolongkan menjadi perlemakan hati yang terkait alkohol dan yang tidak terkait alkohol. Berikut adalah penjelasannya:

Perlemakan hati terkait alkohol

Perlemakan hati terkait alkohol terjadi karena kebiasaan mengonsumsi minuman beralkohol secara berlebihan. Berikut ini adalah batas asupan minuman beralkohol yang dapat diterima oleh hati:

Jenis alkohol Jumlah per hari
Bir (kadar alkohol ± 5%) > 350 militer
Malt liquor (kadar alkohol ± 7%) > 250 mililiter
Wine (kadar alkohol ± 12%) > 150 mililiter
Gin, rum, tequila, vodka, whiskey (kadar alkohol ± 40%) > 50 mililiter

Jika alkohol yang diterima tubuh melebihi batas di atas, hati harus bekerja lebih keras untuk memecah alkohol agar dapat dikeluarkan dari tubuh.

Proses pemecahan alkohol pada hati dapat menyebabkan gangguan pada metabolisme sel hepatosit, yaitu sel utama yang membangun jaringan hati. Hal ini dapat menyebabkan penurunan fungsi hati dalam memecah lemak dan malah meningkatkan fungsi hati dalam menyimpan lemak.

Perlemakan hati yang tidak terkait alkohol

Perlemakan hati juga dapat terjadi tanpa adanya kecanduan alkohol atau konsumsi minuman beralkohol secara berlebihan. Penyebab pasti kondisi ini lebih sulit untuk diketahui, tetapi sindrom metabolik diduga memiliki peran yang besar dalam proses terjadinya penyakit ini.

Sindrom metabolik meliputi beberapa kondisi, di antaranya adalah:

Kondisi di atas sering kali disebabkan oleh pola makan dan gaya hidup yang tidak sehat. Namun, perlu diketahui juga bahwa mengonsumsi makanan tinggi lemak saja tidak serta-merta menyebabkan perlemakan hati.

Selain itu, ada beberapa kondisi lain yang juga dapat memicu terjadinya perlemakan hati yang tidak terkait alkohol, yaitu:

  • Konsumsi obat-obatan tertentu dalam waktu yang lama atau dengan dosis yang tinggi, misalnya kortikosteroid, estrogen sintetik, methotrexate, dan tamoxifen
  • Paparan zat beracun
  • Kondisi medis tertentu, seperti hepatitis C
  • Malnutrisi
  • Berat badan yang turun drastis
  • Kehamilan

Perlemakan hati yang tidak terkait alkohol dapat terbagi menjadi perlemakan hati sederhana (steatosis) dan steatohepatitis nonalkohol. Pada steatosis, tidak terjadi peradangan pada hepatosit sehingga hati tidak rentan mengalami komplikasi.

Sebaliknya, hepatosit pada steatohepatitis nonalkohol mengalami peradangan dan kerusakan. Hal ini dapat menyebabkan fibrosis atau pembentukan jaringan parut pada hati. Akibatnya, risiko terjadinya komplikasi sirosis (jaringan parut meluas) atau kanker hati menjadi lebih tinggi.

Gejala Perlemakan Hati

Perlemakan hati umumnya tidak menimbulkan gejala. Namun, sebagian penderita bisa mengalami rasa tidak nyaman di perut atau kelelahan. Gejala yang lebih jelas biasanya muncul saat hati mulai mengalami peradangan. Kondisi tersebut ditandai dengan:

  • Rasa nyeri atau begah pada bagian kanan atas perut
  • Mual
  • Hilang nafsu makan
  • Berat badan berkurang
  • Tubuh terasa lemah

Perlemakan hati yang terjadi saat hamil biasanya muncul pada trimester ketiga. Gejala dari kondisi ini dapat berupa mual dan muntah, nyeri perut, dan kulit berwarna kuning.

Kapan harus ke dokter

Lakukan pemeriksaan ke dokter jika Anda mengalami gejala seperti yang telah disebutkan di atas, terutama bila tidak kunjung membaik. Diagnosis dan penanganan sedini mungkin dapat mencegah terjadinya komplikasi perlemakan hati.

Jika Anda memiliki kondisi yang dapat meningkatkan risiko terjadinya perlemakan hati, seperti obesitas, diabetes tipe II, dan trigliserida atau kolesterol tinggi, disarankan untuk melakukan pemeriksaan hati setidaknya 1 kali setiap tahun.

Konsultasikan dengan dokter jika Anda memiliki kecanduan alkohol. Dokter dapat membantu Anda dalam mengelola kebiasaan mengonsumsi minuman beralkohol guna menjaga kesehatan tubuh Anda.

Diagnosis Perlemakan Hati

Proses diagnosis diawali dengan melakukan tanya jawab terkait gejala yang dialami, gaya hidup, serta riwayat penyakit pasien dan keluarga. Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dengan mengukur berat badan dan mengamati tanda-tanda terjadinya masalah hati, seperti kulit kuning atau organ hati yang membesar.

Guna memastikan diagnosis, dokter akan melakukan pemeriksaan penunjang, seperti:

  • Pemeriksaan darah, untuk memeriksa fungsi hati
  • Pemindaian dengan USG, CT scan, atau MRI, untuk mendeteksi keberadaan lemak dalam hati
  • Biopsi hati, untuk melihat kondisi jaringan hati secara langsung, juga untuk melihat apakah ada potensi terjadi peradangan

Pengobatan Perlemakan Hati

Pengobatan perlemakan hati bertujuan untuk mengendalikan atau menangani penyebab penyakit ini. Untuk tujuan tersebut, dokter biasanya akan menyarankan penderita untuk menjalani gaya hidup sehat, seperti:

1. Mengubah pola makan

Perubahan pola makan untuk menurunkan berat badan merupakan metode pengobatan yang paling disarankan untuk semua jenis perlemakan hati. Penurunan berat badan sebanyak 3–5%, terutama dari lemak perut, dapat menurunkan kadar lemak di dalam hati. Namun, menurunkan berat badan sebaiknya dilakukan secara perlahan.

Selain itu, pasien juga perlu mengendalikan kadar gula darah dan kolesterol dengan menjaga pola makan sehat, seperti:

  • Mengonsumsi makanan tinggi serat, seperti sayur dan buah-buahan
  • Membatasi konsumsi makanan tinggi kalori dan lemak trans, seperti makanan cepat saji, gorengan, dan kue kering
  • Membatasi konsumsi karbohidrat sederhana, seperti nasi putih atau roti putih, dan mengutamakan konsumsi karbohidrat kompleks, seperti nasi merah atau ubi
  • Mengonsumsi lemak sehat, seperti ikan, minyak zaitun, dan alpukat
  • Mengonsumsi ayam dan ikan sebagai pengganti daging merah yang cenderung tinggi lemak
  • Menghindari minuman berkadar gula tinggi, terutama minuman kemasan

2. Menghentikan konsumsi minuman beralkohol

Baik untuk perlemakan hati terkait alkohol maupun tidak terkait alkohol, pasien sangat disarankan untuk menghentikan konsumsi alkohol. Jika pasien mengalami kesulitan dalam menghentikan kebiasaan tersebut, pasien dapat berkonsultasi kepada terapis atau mengikuti program khusus pemulihan kecanduan alkohol.

3. Menjalani pola hidup sehat

Menjalani pola hidup sehat dapat membantu menyembuhkan perlemakan hati dan mengurangi risiko terjadinya peradangan hati dan komplikasi. Caranya, lakukan olahraga secara rutin setidaknya 30 menit sehari.

Semua jenis olahraga dapat membantu memperbaiki kondisi hati. Selain itu, berhenti merokok juga dapat membantu menurunkan risiko komplikasi akibat perlemakan hati.

4. Mengonsumsi obat-obatan

Obat-obatan tertentu dapat membuat hati bekerja lebih keras. Oleh karena itu, konsumsilah obat-obatan sesuai dengan kebutuhan dan anjuran dari dokter, tidak terkecuali obat herbal.

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, perlemakan hati dapat disebabkan oleh kondisi tertentu seperti hiperglikemia dan kolesterol tinggi. Pasien yang mengalami kondisi tersebut perlu mengonsumsi obat dari dokter untuk mengendalikannya.

Selain itu, vitamin E dan pioglitazone (obat untuk menangani diabetes) diduga dapat memperbaiki kondisi perlemakan hati, bahkan pada penderita yang tidak mengalami diabetes. Namun, penggunaan obat tersebut masih memerlukan penelitian lebih lanjut.

Komplikasi Perlemakan Hati

Perlemakan hati yang tidak ditangani dapat menyebabkan sirosis. Akibatnya, penderita akan mengalami gangguan fungsi hati, yang ditandai dengan keluhan berikut:

  • Kulit dan mata berwarna kekuningan
  • Edema atau pembengkakan pada tungkai atau seluruh tubuh
  • Asites
  • Muntah darah akibat pecahnya varises esofagus
  • Kebingungan dan kelelahan
  • Mudah mengalami perdarahan
  • Telapak tangan berwarna merah
  • Ginekomastia
  • Pembesaran pembuluh darah di bawah permukaan kulit

Sirosis juga dapat meningkatkan risiko terjadinya tumor hati yang ganas, terutama jika terdapat peradangan atau penyakit hepatitis.

Penting untuk diingat, hati yang sudah mengalami sirosis tidak dapat kembali normal. Satu-satunya penanganan yang dapat dilakukan untuk memperbaiki kondisi ini adalah cangkok hati atau transplantasi hati.

Pencegahan Perlemakan Hati

Pencegahan perlemakan hati tergantung pada jenisnya. Untuk mencegah perlemakan hati terkait alkohol, hal yang dapat dilakukan adalah:

  • Membatasi konsumsi minuman beralkohol
  • Mencegah penyakit hepatitis C dengan menghindari faktor risikonya, seperti hubungan seksual yang tidak aman dan berbagi penggunaan barang pribadi seperti sikat gigi, pisau cukur, dan gunting kuku
  • Menghindari konsumsi alkohol saat sedang mengonsumsi obat-obatan, terutama obat seperti paracetamol

Sementara untuk perlemakan hati yang tidak terkait alkohol, cara pencegahannya meliputi: