Personal boundaries adalah batasan secara fisik, emosional, dan seksual yang ditentukan serta diterapkan oleh diri sendiri saat berinteraksi dengan orang lain. Dengan menetapkan personal boundaries yang tegas, kamu bisa merasa lebih tenang, nyaman, dan percaya diri ketika bersosialisasi dengan orang lain.
Personal boundaries yang ditetapkan oleh satu orang bisa berbeda dengan orang lain. Ada beberapa faktor yang memengaruhi sejauh mana seseorang membuat batasan diri, termasuk pola asuh orang tua, lingkungan pertemanan, dan kondisi tempat kerja.
Personal Boundaries dan Manfaatnya
Manusia adalah makluk sosial yang membutuhkan orang lain selama hidupnya. Menerapkan personal boundaries yang tegas dan sesuai dengan kebutuhanmu akan membuat orang lain lebih menghargai dan menghormati batasan yang kamu terapkan.
Saat seseorang tidak menetapkan personal boundaries yang tegas, ada risiko orang lain akan berlaku sewenang-wenang terhadap orang tersebut.
Misalnya, saat kamu tidak menerapkan batasan perlakuan fisik yang masih bisa kamu toleransi, orang lain bisa saja melampaui batas dan seenaknya memukul, menampar, memegang area sensitif, atau memeluk tanpa persetujuan darimu. Perilaku ini cenderung dilakukan oleh orang yang toxic.
Bukan hanya mengganggu kenyamananmu, lambat laun hal ini bisa mengarah ke perilaku abusive yang bisa membahayakanmu. Oleh karena itu, sangat penting untuk menetapkan personal boundaries yang tegas dan selalu konsisten menerapkannya.
Beberapa manfaat lain yang bisa kamu dapatkan dengan menetapkan dan menerapkan personal boundaries adalah sebagai berikut:
Lebih aman dan tenang saat bergaul
Menerapkan personal boundaries yang sehat bisa membuatmu merasa lebih aman, tenang, dan percaya diri saat bergaul dengan orang lain. Ini karena kamu bisa memberikan batasan perlakuan apa yang bisa kamu terima dan yang tidak, baik dari sisi fisik maupun emosi.
Misalnya, di tongkrongan ada temanmu yang suka seenaknya mengeluarkan kata-kata kasar atau sifatnya menjatuhkan orang lain. Nah, jika kamu sudah menetapkan personal boundaries dan hal tersebut tidak sesuai dengan nilai yang dirimu yakini, kamu bisa memutuskan untuk tidak bergaul dengan kelompok atau orang tersebut.
Jika memang ada kesempatan berdiskusi, kamu bisa menyampaikan pendapat tentang sikap yang tidak bisa kamu terima. Satu hal yang perlu kamu ingat, menjadi baik bukan berarti harus selalu setuju dengan semua hal, bahkan yang bertentangan dengan hal yang kamu yakini.
Makin yakin dalam bersikap
Menerapkan personal boundaries bisa membuatmu yakin tentang bagaimana harus menyikapi perlakuan orang lain. Soalnya, kamu punya batasan pribadi yang jelas dan tidak boleh dilanggar orang lain. Di sisi lain, kamu juga harus ingat, orang lain juga memiliki personal boundaries masing-masing.
Jadi, tidak selalu hanya fokus pada kebutuhanmu, tetapi juga harus peka pada kebutuhan orang lain dan tidak memaksakan nilai yang kamu punya harus dituruti oleh orang lain. Dengan begitu, akan tercipta hubungan sehat yang saling menghargai dan menghormati.
Tips Menerapkan Personal Boundaries
Personal boundaries mulai terbangun saat kamu tumbuh di keluarga. Ada keluarga yang sejak kecil mengajarkan batasan yang jelas, misalnya anak harus menghargai dan menghormati orang tua, mengetahui kata yang tidak sopan dikeluarkan, memahami kekerasan fisik yang tidak boleh dilakukan, serta mengetahui etika dan sopan santun.
Bila hal tersebut diajarkan sejak kecil, anak bisa tumbuh dengan personal boundaries yang tegas dan tidak terjebak menjadi seorang people pleaser. Namun, tidak semua anak tumbuh dikeluarga yang ideal, bukan?
Oleh karena itu, ada beberapa tips menetapkan dan menerapkan personal boundaries dari berbagai sisi, yaitu:
1. Personal boundaries fisik
Dalam menetapkan dan menerapkan personal boundaries fisik, kamu harus tahu dulu nih, tentang batasan fisik versimu. Misalnya, saat awal perkenalan apakah kamu berkenan bersalaman atau tidak ingin disentuh sama sekali?
Atau dalam lingkungan percintaan, batas perlakuan fisik apa yang bisa kamu terima, apakah kamu nyaman jika pacarmu memegang tangan atau memelukmu?
Jika kamu sudah mengetahuinya, komunikasikan dengan teman, pasangan, atau saudaramu. Beri tahu bahwa kamu tidak ingin dipeluk dan lebih suka bersalaman saja atau kamu tidak suka jika ada kekerasan fisik selama berhubungan.
Jika mereka belum tahu dan terlanjur melakukannya tanpa persetujuan darimu, beri tahu setelahnya bahwa dirimu tidak nyaman dengan perlakukan tersebut. Komunikasikan dengan cara yang sopan, ya.
Kamu juga harus siap dengan jawaban dari teman atau pasanganmu. Jika nantinya kalian ternyata tidak menemukan “titik tengah”, mungkin kamu harus ikhlas bahwa kamu dan orang tersebut tidak berada di jalan yang sama.
2. Personal boundaries emosi
Personal boundaries emosi berarti menetapkan batasan tentang apa yang membuatmu marah, sedih, kecewa, atau tertawa. Biasanya, berkaitan dengan sikap, kata-kata, atau perlakuan tertentu.
Misalnya, saat bertengkar dengan seseorang, tanpa sadar orang tersebut malah mengatakan hal buruk tentang orang tua atau keluargamu atau justru melakukan silent treatment sebagai bentuk rasa tidak suka atau hukuman.
Hal tersebut kemudian membuatmu kecewa dan sedih, karena sudah melewati personal boundariesmu. Setelah pertengkaran selesai, kamu bisa mengatakan bahwa hal yang ia ucapkan sudah melewati batas dan membuatmu tidak nyaman.
Atau jika ia melakukan silent treatment sebagai upaya menghukummu, kamu bisa katakan bahwa sikap itu justru membuatmu sedih. Dengan menerapkan batasan yang jelas, setidaknya orang lain akan lebih menghargai perasaan dan emosimu. Dengan begitu, hubungan yang kalian jalin bisa lebih nyaman dan sehat.
3. Personal boundaries tempat kerja
Di tempat kerja, kamu harus bersikap profesional saat berinteraksi dengan rekan kerja. Nah, ini memerlukan personal boundaries yang tepat agar tidak terbawa perasaan pribadi. Misalnya, jika rekan kerja merendahkan kinerjamu saat rapat, kamu tidak perlu marah atau turut merendahkannya di depan banyak orang.
Ajaklah ia bicara secara pribadi, tanyakan alasan rekan kerjamu tidak menyukaimu dan apa yang harus kamu lakukan ke depannya. Dengan begitu, kamu terhindar dari stres di tempat kerja dan sakit hati berlarut-larut terhadap rekanmu. Sepulang kerja, kamu pun bisa beristirahat dengan tenang.
Sekarang, kamu sudah tahu nih, bahwa personal boundaries itu penting dan bisa diterapkan di berbagai situasi. Nah, jika kamu merasa kurang menerapkan atau bahkan tidak mampu menentukan personal boundaries, jangan ragu bertanya ke psikolog, ya. Nantinya, psikolog bisa memberikan saran yang sesuai dengan kepribadianmu.