Kalau kamu berniat mendonasikan susu formula bayi untuk korban bencana alam, coba pikir-pikir kembali. Meski niatmu baik, pemberian susu formula pada bayi korban bencana harus lebih hati-hati karena ada beragam risiko yang mengintai.
Saat ini, donasi susu formula atau produk bayi lain (botol, dot, empeng) hanya dapat diberikan dengan persetujuan dari Dinas Kesehatan setempat. Pasalnya, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan bahwa pemberian susu formula pada daerah bencana kemungkinan dapat meningkatkan risiko terjadinya diare, kekurangan gizi, hingga kematian bayi.
Risiko Memberikan Susu Formula di Area Bencana
Meskipun susu formula mungkin diperlukan oleh bayi yang tidak mendapat air susu ibu (ASI), sebenarnya produk ini justru dapat mendatangkan bahaya jika diberikan di area bencana. Ini beberapa alasannya:
1. Tidak tersedia perlengkapan yang memadai
Berbagai perlengkapan untuk menyiapkan dan memberikan susu formula, seperti alat memasak, sendok dan botol, belum tentu tersedia. Kalaupun ada, belum tentu perlengkapan ini dalam kondisi bersih dan steril.
2. Tempat yang kotor serta sulit mendapat air bersih
Air panas dan bersih untuk melarutkan susu bubuk formula mungkin tidak selalu ada. Kalaupun ada, mungkin juga telah terkontaminasi. Keterbatasan air untuk mencuci botol susu juga dipertanyakan, belum lagi kebersihannya sehingga sterilisasinya masih diragukan.
3. Kemungkinan terkontaminasi saat penyimpanan
Susu formula mungkin juga akan terkontaminasi karena penyimpanan yang kurang baik, ditambah dengan kondisi lingkungan yang kurang ideal.
4. Susu yang cocok untuk tiap bayi berbeda
Susu formula yang cocok untuk tiap bayi di daerah bencana bisa saja berbeda. Apalagi jika mereka ada yang menderita alergi susu atau lahir prematur.
Apabila bayi memang harus diberi susu formula, lebih baik pilih susu formula siap saji dibanding susu formula bubuk. Jadi, jika kamu ingin berdonasi, sebaiknya berikan susu formula siap saji dan tetap informasikan terlebih dahulu ke Dinas Kesehatan setempat perihal komposisi dan kegunaan susu formula tersebut.
Keamanan Penyajian Susu Formula di Daerah Bencana
Kalau memang bayi tidak bisa mendapat ASI dan harus diberikan susu formula bubuk, maka proses persiapan dan pemberiannya perlu dilakukan dengan sangat hati-hati. Berikut adalah hal-hal yang harus diperhatikan:
Mencuci tangan sebelum membuat susu
Cuci tangan sampai bersih sebelum menyiapkan susu formula. Jika memang tidak tersedia air bersih dan sabun, gunakan pembersih tangan antiseptik yang mengandung setidaknya 60% alkohol.
Mencuci botol susu yang akan digunakan
Jangan lupa untuk mencuci bersih semua perlengkapan susu bayi. Selain itu, segera buang botol maupun dot yang sudah terkontaminasi, misalnya jika sudah terkena kotoran atau air banjir.
Menggunakan air minum kemasan
Daripada memasak air mentah dari keran, lebih baik gunakan air mineral botolan yang siap minum dan masih tersegel, sehingga kebersihannya lebih terjaga. Rebus air ini hingga mendidih setidaknya selama 1 menit, dan dinginkan sebentar sebelum digunakan untuk melarutkan susu formula bubuk.
Menyiapkan susu formula untuk bayi yang lahir prematur, bayi kurang dari 3 bulan, atau bayi dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, harus dilakukan dengan lebih hati-hati.
Sementara untuk anak berusia di bawah 5 tahun (balita) yang sudah bisa minum dari gelas, disarankan menggunakan gelas sekali pakai untuk menghindari penggunaan gelas yang kotor atau terkontaminasi.
Lebih Baik Menyusui
Menyusui adalah cara terbaik untuk memberikan asupan nutrisi untuk bayi di segala situasi, terutama saat bencana alam. Pasalnya pemberian ASI cenderung lebih higienis sehingga dapat membantu melindungi bayi dari infeksi pernapasan dan diare.
Dibandingkan dengan susu formula, pemberian ASI juga lebih simpel karena tidak memerlukan alat dan persiapan khusus saat memberikannya. Pemberian ASI di tengah bencana juga akan melindungi bayi dari hiportemia karena suhunya tepat sesuai dengan yang dibutuhkan bayi.
Namun, ASI haruslah diberikan secara langsung. Pemberian ASI perah tidak disarankan di masa pascabencana karena ASI perah harus disimpan dengan benar di lemari pendingin, dan belum tentu lemari pendingin tersedia di tempat bencana.
Selain penyimpanannya, sterilisasi pompa ASI di tempat bencana juga belum tentu terjaga layaknya dalam pembuatan susu formula. Jadi, kamu juga tidak disarankan untuk mendonasikan pompa ASI.
Dibutuhkan pertimbangan yang matang sebelum mendonasikan susu formula bayi untuk daerah bencana, termasuk risiko yang mungkin terjadi. Oleh karena itu, kamu dapat bertanya pada relawan di daerah bencana agar bantuan yang diberikan tidak sia-sia atau malah membahayakan.