Apabila Anda atau anggota keluarga menderita penyakit asma, maka penting untuk mengetahui pertolongan pertama pada asma yang tepat. Dengan demikian, Anda tidak panik dan tahu apa yang harus dilakukan jika tiba-tiba terjadi serangan asma.
Asma bisa membuat penderitanya sulit bernapas. Saat serangan asma datang, saluran napas akan membengkak, menyempit, dan menghasilkan banyak lendir. Kondisi ini bisa terjadi pada siapa saja, tidak peduli berapa usia dan apa jenis kelaminnya. Mulai dari bayi hingga orang dewasa, baik wanita maupun pria.
Faktor pemicu terjadinya serangan asma berbeda pada setiap orang. Hal-hal yang dapat memicu munculnya gejala asma dapat berupa debu, asap rokok, bulu hewan, kelelahan, stres, atau efek samping obat.
Walaupun tidak dapat disembuhkan, kemunculan gejala penyakit asma setidaknya bisa diantisipasi dan dicegah. Dengan pengobatan yang tepat, gejala asma dapat dikendalikan sehingga tidak mengganggu kehidupan penderitanya.
Gejala Serangan Asma
Serangan asma bisa terjadi secara mendadak, kapan saja, dan di mana saja. Berikut ini adalah beberapa gejala asma:
- Mengi atau muncul bunyi ‘ngik’ saat bernapas
- Sesak napas atau napas pendek
- Dada terasa berat atau penuh
- Batuk-batuk parah yang biasanya terjadi di malam hari sehingga menyulitkan tidur
- Merasa lemas secara tiba-tiba
- Kesulitan berbicara karena napas sesak
Waspadai jika serangan asma yang muncul cukup berat. Hal ini dapat ditandai dengan sesak napas parah yang disertai kulit pucat, serta bibir dan jari tangan yang tampak kebiruan.
Pertolongan Pertama pada Asma
Jika Anda sedang mengalami serangan asma, tetaplah tenang dan lakukan langkah-langkah pertolongan pertama pada asma berikut ini:
- Duduk dan ambil napas pelan-pelan dengan stabil
- Cobalah untuk tetap tenang, karena panik justru akan semakin memperparah serangan asma
- Semprotkan obat inhaler untuk asma setiap 30–60 detik, maksimal 10 semprotan
- Hubungi ambulans jika Anda tidak memiliki inhaler, asma bertambah parah meski sudah menggunakan inhaler, tidak ada perbaikan meski sudah menyemprotkan inhaler sebanyak 10 kali, atau jika Anda merasa khawatir
- Ulangi langkah ketiga jika ambulans belum tiba dalam waktu 15 menit
Apabila melihat orang lain sedang mengalami serangan asma, Anda bisa membantunya dengan mempraktikkan pertolongan pertama pada asma berikut ini:
- Hubungi ambulans
- Bantulah orang tersebut untuk duduk tegak dengan nyaman, sambil melonggarkan pakaiannya agar tidak sesak
- Tanyakan faktor pencetus asma dan jauhkan penderita dari kemungkinan pencetusnya, seperti debu, udara dingin, atau hewan peliharaan
- Jika orang tersebut memiliki obat asma, seperti inhaler, bantu dia untuk menggunakannya
- Jika dia tidak memiliki inhaler, gunakan inhaler yang ada di kotak P3K, jangan menggunakan obat inhaler dari penderita asma yang lain
- Untuk menggunakan inhaler, lepaskan tutupnya, kocok, lalu sambungkan inhaler ke spacer, dan pasangkan mouthpiece pada spacer
- Setelah itu, tempelkan mouthpiece pada mulut penderita dan usahakan agar mulut penderita menutupi seluruh ujung mouthpiece
- Ketika penderita mengambil napas perlahan-lahan, tekan inhaler satu kali. Minta dia agar tetap mengambil napas pelan-pelan dan sedalam mungkin, kemudian tahan napas selama 10 detik
- Semprotkan inhaler sebanyak empat kali, dengan jarak waktu sekitar 1 menit tiap kali semprotan
- Setelah empat semprotan, tunggu hingga 4 menit. Jika masih sulit bernapas, berikan empat semprotan lagi dengan jarak waktu yang sama
- Jika tetap tidak ada perubahan, berikan empat semprotan inhaler setiap 4 menit sekali, sampai ambulans tiba
- Jika serangan asmanya berat, semprotkan inhaler sebanyak 6–8 kali setiap 5 menit
Lakukan langkah pertolongan di atas sambil menunggu bantuan datang, dan jangan tinggalkan penderita asma sendirian.
Perawatan medis darurat harus diberikan secepatnya apabila penderita asma mengalami kesulitan bernapas hingga tampak pucat, bibirnya membiru, tidak bisa bicara, atau pingsan.
Jika Anda atau keluarga memiliki penyakit asma, lakukan perawatan yang telah disarankan oleh dokter dan tidak mengabaikan gejalanya agar kondisi kesehatan tidak semakin memburuk.