Tidak sedikit mitos seputar pertumbuhan anak yang beredar di masyarakat. Sebagai orang tua, Bunda harus pintar menyikapinya, ya, karena yang namanya mitos jelas tidak sepenuhnya didukung oleh fakta ilmiah.
Setiap ibu tentu ingin memberikan yang terbaik untuk anaknya. Kadang kala, informasi yang belum jelas datangnya dari mana pun bisa nampak meyakinkan dan mudah dipercaya.
Namun, ketimbang langsung percaya dengan informasi yang simpang siur asalnya, Bunda lebih baik lebih berhati-hati dan mencari tahu dulu kebenaran informasi tersebut dari dokter.
Mitos dan Fakta Seputar Pertumbuhan Anak
Berikut ini adalah beberapa mitos dan fakta seputar pertumbuhan anak yang perlu Bunda pahami.
1. Anak diam berarti dia baik-baik saja
Beberapa orang menganggap kalau anak tidak sering menangis berarti dia baik-baik saja. Namun faktanya, diam saja dan tidak banyak bergerak juga bisa merupakan tanda bayi sedang sakit. Jadi, Bunda justru harus memeriksa apabila Si Kecil diam saja dalam waktu yang cukup lama.
Menangis merupakan salah satu cara Si Kecil untuk berkomunikasi atau menyatakan keinginannya. Bila Si Kecil bisa menangis kencang, artinya ia sehat dan memiliki banyak energi.
2. Baby walkers membantu anak belajar jalan
Tak sedikit kita jumpai penggunaan alat bantu berjalan (baby walker) pada anak-anak-anak usia berlatih berjalan. Padahal menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia, penggunaan baby walker justru berbahaya, lho, Bun.
Penggunaan alat ini berisiko membuat Si Kecil celaka, seperti terjatuh atau terjungkal, jika tidak diawasi. Selain itu, baby walker diduga bisa membuat bayi jadi malas untuk berjalan sendiri karena sudah terbiasa menggunakan alat ini.
3. Anak terlambat bicara, nanti juga bisa sendiri
Sebagian orang tua menganggap kalau anak terlambat bicara bukanlah suatu masalah yang besar karena nantinya anak akan bisa bicara dengan sendirinya. Perlu Bunda pahami, kemampuan bayi berbicara perlu dilatih layaknya kemampuan untuk berjalan.
Jadi, tidak seharusnya kemampuan ini ditunggu saja hingga bisa berkembang dengan sendirinya. Jika memang si Kecil menunjukkan tanda-tanda terlambat bicara, segeralah minta bantuan dokter atau ahli tumbuh kembang anak agar bisa mendapat penanganan sedini mungkin.
4. Nonton TV terlalu dekat tidak baik untuk mata
Kebanyakan orang tua menganggap bahwa anak yang membaca maupun menonton TV terlalu dekat bisa mengalami penurunan daya lihat. Faktanya, sejauh ini belum ada bukti yang mengungkapkan bahwa menonton televisi terlalu dekat bisa membuat mata anak jadi rusak, lho.
Namun memang, kebiasaan menonton televisi terlalu dekat bisa menjadi pertanda bahwa Si Kecil menderita rabun jauh. Jadi, kemungkinan ada penyebab rabun jauh lain yang membuat tajam penglihatannya menurun.
5. Susu formula sama bagusnya seperti ASI
Tak sedikit orang tua yang menganggap bahwa susu formula sama bagusnya dengan ASI karena terpengaruh oleh iklan produk susu formula di televisi atau majalah.
Faktanya, air susu ibu (ASI) jelas lebih unggul dan tidak tergantikan karena kandungan nutrisinya yang tinggi untuk pertumbuhan anak. Bahkan, ASI juga memiliki antibodi yang tidak ditemukan pada susu formula. Antibodi ini sangat penting untuk melindungi anak dari infeksi dan penyakit.
Di zaman berkembangnya teknologi seperti sekarang, Bunda bisa saja mendengar informasi mengenai pertumbuhan anak dari sana sini. Selain mitos-mitos di atas, masih banyak mitos lain yang beredar di masyarakat.
Namun, Bunda harus bijak dan pintar dalam memilih informasi yang akan diterapkan pada Si Kecil, apalagi yang mengenai pertumbuhan anak. Demi pertumbuhan Si Kecil yang optimal, tidak masalah, dong, menghabiskan lebih banyak waktu untuk mencari informasi yang akurat dan sumbernya jelas?
Selain itu, jika Bunda mendapatkan masalah atau kelainan pada tumbuh kembang Si Kecil, jangan ragu untuk segera membawanya ke dokter untuk mendapat pemeriksaan dan penanganan lebih lanjut, ya.