Perubahan tubuh wanita setelah melahirkan merupakan hal yang normal terjadi di masa pemulihan setelah bersalin. Perubahan ini justru diperlukan untuk menyesuaikan kondisi badan setelah mengalami sekian banyak perubahan selama hamil, baik secara fisik maupun emosional.
Selama 9 bulan mengandung, tubuh akan mengalami berbagai perubahan hingga akhirnya siap untuk melahirkan buah hati. Perubahan ini ada yang bisa kembali seperti semula setelah masa pemulihan, tetapi ada juga yang bersifat menetap.
Berbagai Perubahan pada Tubuh Wanita Setelah Melahirkan
Berikut ini adalah beberapa perubahan pada tubuh yang dapat dialami wanita setelah melahirkan:
1. Vagina mengeluarkan darah nifas
Setelah melahirkan, vagina akan mengeluarkan lokia atau darah nifas. Lokia terdiri dari darah, lendir, sisa plasenta, dan lapisan jaringan rahim. Darah nifas awalnya kental berwarna merah tua, lalu encer berwarna merah muda, kecokelatan, dan akhirnya kekuningan.
Volume darah nifas bisa meningkat saat bangun tidur di pagi hari, aktif secara fisik, atau saat menyusui. Ingat, selama masa nifas, Anda sebaiknya memakai pembalut, bukan tampon. Masa nifas umumnya berlangsung selama 6 minggu, tetapi bisa juga hingga 12 minggu.
2. Sulit menahan buang air kecil
Selama kehamilan dan setelah bersalin, otot dasar panggul akan melemah akibat tertekan oleh janin dan pembesaran ukuran rahim. Melemahnya otot panggul bisa membuat Anda mengeluarkan sedikit urine saat batuk, bersin, atau mengangkat benda berat.
Untuk memperkuat otot panggul dan meringankan keluhan sulit menahan buang air kecil, Anda dapat melakukan senam Kegel. Selain itu, hindari pula aktivitas atau gerakan olahraga yang berlebihan, misalnya angkat beban atau bersepeda.
3. Vagina terasa lebar
Setelah melahirkan bayi secara normal, vagina bisa terasa lebih lebar dan longgar. Hal ini normal terjadi dan biasanya mulai membaik dalam beberapa minggu setelah persalinan. Meski demikian, vagina tidak bisa kembali sepenuhnya ke bentuk semula.
Namun, Anda dapat melakukan senam Kegel untuk mengencangkan otot vagina dan otot dasar panggul. Selain itu, metode operasi vagina juga bisa menjadi pilihan untuk merapatkan vagina kembali, jika dirasa perlu.
4. Vagina terasa kering
Vagina kering juga termasuk perubahan pada tubuh wanita setelah melahirkan yang normal terjadi. Perubahan ini disebabkan oleh penurunan kadar hormon estrogen dalam tubuh.
Vagina kering bisa membuat hubungan seks terasa kurang nyaman atau menyakitkan. Untuk mengatasi keluhan ini, Anda bisa menggunakan pelumas vagina berbahan dasar air saat berhubungan intim.
5. Stretch mark di perut
Stretch mark terbentuk karena kulit meregang untuk memberi ruang bagi bayi yang sedang tumbuh. Muncul atau tidaknya stretch mark tergantung pada faktor genetik dan seberapa cepat berat badan bertambah.
Perubahan pada kulit ini biasanya hilang dengan sendirinya dalam waktu beberapa bulan setelah persalinan.
6. Perut buncit
Setelah bayi dilahirkan, perut tidak langsung otomatis kembali ke bentuk semula. Dibutuhkan waktu sekitar 2 bulan bagi rahim untuk kembali ke ukuran sebelum hamil. Meski demikian, perut mungkin tidak akan sekencang sebelumnya.
Guna mengencangkan otot perut, jalani pola makan sehat dan lakukan olahraga yang fokus pada pengencangan otot perut, seperti sit up, pilates, dan yoga khusus untuk mengecilkan perut.
7. Payudara bengkak dan nyeri
Setelah melahirkan, payudara akan memproduksi ASI. Hal ini bisa membuat payudara bengkak dan terasa nyeri, terlebih jika ASI menumpuk di payudara.
Ketika payudara terasa nyeri, Anda bisa mengosongkan ASI dengan menyusui Si Kecil atau memerah ASI. Anda juga dapat menempelkan kompres dingin di payudara untuk meredakan nyeri.
Jika nyeri berlanjut selama beberapa hari dan payudara makin bengkak atau bahkan bernanah, sebaiknya periksakan diri ke dokter karena hal ini bisa menjadi tanda infeksi payudara.
8. Kaki bengkak dan nyeri
Saat hamil, tubuh menghasilkan lebih banyak darah dan cairan tubuh untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan janin. Akibatnya, bagian tubuh seperti tangan dan pergelangan kaki, lebih mudah mengalami pembengkakan.
Keluhan ini juga bisa terjadi hingga beberapa hari atau minggu setelah melahirkan. Untuk mengatasinya, Anda bisa konsumsi makanan tinggi kalium, minum air putih yang cukup minimal 8 gelas setiap hari, dan rutin bergerak atau olahraga ringan.
9. Rambut rontok
Setelah melahirkan, kebanyakan wanita mengalami rambut yang lebih rontok dari biasanya. Hal ini disebabkan oleh menurunnya kadar estrogen usai melahirkan. Namun, Anda tidak perlu khawatir. Perubahan ini biasanya hanya terjadi selama beberapa bulan pertama setelah melahirkan.
10. Kulit kusam dan berjerawat
Wanita yang beru melahirkan juga sering mengalami kulit kusam, kering, muncul bercak hitam, ruam, atau jerawat. Masalah kulit ini disebabkan oleh banyak faktor, salah satunya perubahan kadar hormon.
Untuk mengatasi masalah kulit, Anda bisa menggunakan berbagai produk perawatan kulit yang telah teruji aman untuk ibu menyusui, mulai dari sabun cuci muka, tabir surya, pelembap, toner, serum, dan acne spot.
Perubahan tubuh wanita pascamelahirkan umumnya tergolong wajar terjadi dan tidak berbahaya. Meski begitu, jangan lupa untuk tetap memeriksakan diri ke dokter setelah melahirkan sesuai jadwal yang ditentukan dokter.
Saat konsultasi, Anda bisa minta saran mengenai cara mengatasi beragam keluhan fisik dan mental yang dialami serta cara menghadapi perubahan tubuh setelah melahirkan.