Phenylephrine adalah obat untuk meredakan hidung tersumbat karena flu, batuk pilek, alergi, atau sinusitis. Obat ini efektif untuk meredakan gejala, tetapi tidak bisa menyembuhkan penyakit yang menjadi penyebab hidung tersumbat.  

Phenylephrine merupakan obat golongan dekongestan. Obat ini bekerja dengan cara mengurangi pembengkakan pembuluh darah di saluran hidung. Dengan begitu, rongga hidung menjadi lebih terbuka dan napas menjadi lega.

Phenylephrine

Phenylephrine untuk mengatasi hidung tersumbat tersedia dalam bentuk tablet dan sirop. Phenylephrine biasanya akan dikombinasikan dengan obat lain di dalam produk obat batuk dan flu.

Selain dalam bentuk obat minum, phenylephrine juga tersedia dalam bentuk suntik. Phenylephrine suntik digunakan oleh dokter untuk menangani syok atau hipotensi yang berat.

Merek dagang phenylephrine: Alpara PE, Bodrex Flu, Decolgen Pe, Etichaven, Flucadex, Fludexin, Komix OBH, Mixagrip Flu, Nellco Special OBH PE, Neladryl DMP, OB Combi Batuk Pilek, Oskadryl, Panadol Flu & Batuk, Phenerine, Procold Flu, Ultraflu PE, Wicold

Apa Itu Phenylephrine

Golongan Obat bebas terbatas untuk phenylephrine sediaan tablet dan sirop
Obat resep untuk phenylephrine suntik
Kategori Dekongestan
Manfaat Meredakan gejala hidung tersumbat
Mengatasi takikardia supraventrikular paroksismal
Digunakan oleh Dewasa dan anak usia ≥12 tahun
Phenylephrine untuk ibu hamil dan ibu menyusui Kategori C: Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada ibu hamil.
Obat ini hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin.
Phenylephrine sediaan obat minum boleh dikonsumsi oleh ibu menyusui, tetapi dalam dosis rendah dan dalam jangka pendek. Sebaiknya konsultasikan dengan dokter sebelum menggunakan obat ini jika sedang menyusui.
Bentuk Tablet, sirop, suntik

Peringatan Sebelum Menggunakan Phenylephrine

Ada hal-hal yang perlu Anda perhatikan sebelum menjalani pengobatan dengan phenylephrine, antara lain:

  • Jangan menggunakan phenylephrine bila alergi terhadap obat ini. Beri tahu dokter jika memiliki alergi terhadap sulfit atau dekongestan lain, seperti pseudoephedrine atau ephedrine.
  • Jangan menggunakan phenylephrine jika sedang atau baru saja menjalani pengobatan dengan obat antidepresan golongan MAOI dalam 14 hari terakhir.
  • Konsultasikan dengan dokter sebelum menggunakan phenylephrine bila pernah atau sedang menderita penyakit jantung, seperti gangguan irama jantung, angina pektoris, atau gagal jantung.
  • Konsultasikan mengenai penggunaan phenylephrine ke dokter jika pernah atau sedang mengalami glaukoma, gangguan mental, diabetes, hipertensi, kejang, hipertiroidisme, susah tidur, penyakit Raynaud, sulit buang air kecil, atau pembesaran prostat.
  • Konsultasikan dengan dokter mengenai konsumsi phenylephrine sirop jika menderita fenilketonuria. Phenylephrine sediaan sirop sering mengandung pemanis buatan, seperti aspartame, yang sebaiknya tidak dikonsumsi oleh penderita fenilketonuria.
  • Jangan memberikan phenylephrine tablet atau sirop kepada anak usia kurang dari 6 tahun tanpa persetujuan
  • Jangan langsung mengemudi atau melakukan aktivitas lain yang memerlukan kewaspadaan setelah menggunakan phenylephrine. Ini karena phenylephrine bisa menyebabkan pusing.
  • Konsultasikan dengan dokter sebelum menggunakan phenylephrine jika sedang minum obat, suplemen, atau produk herbal tertentu. Tujuannya adalah untuk mengantisipasi interaksi obat yang tidak diinginkan.
  • Diskusikan mengenai penggunaan phenylephrine ke dokter jika Anda sedang hamil, berencana untuk hamil, atau sedang
  • Segera ke dokter bila muncul reaksi alergi obat atau efek samping serius setelah menggunakan phenylephrine.

Dosis dan Aturan Pakai Phenylephrine

Berikut adalah dosis umum penggunaan phenylephrine berdasarkan tujuan, bentuk obat, dan usia pasien:

Phenylephrine tablet dan sirop

Tujuan: Mengatasi gejala hidung tersumbat

  • Dewasa dan anak usia ≥12 tahun: 10 mg tiap 4 jam, dikonsumsi sampai 7 hari. Dosis maksimal 60 mg per hari.

Phenylephrine suntik

Phenylephrine sediaan suntik digunakan dalam penanganan syok atau hipotensi yang sangat berat. Dosis phenylephrine suntik akan ditentukan langsung oleh dokter sesuai dengan kondisi pasien.

Cara Menggunakan Phenylephrine dengan Benar

Phenylephrine suntik akan diberikan langsung oleh dokter atau petugas medis di bawah pengawasan dokter. Obat disuntikkan ke dalam pembuluh darah (intravena/IV) pasien. Dokter akan melakukan pemeriksaan untuk memantau kondisi pasien selama dan sesudah penyuntikan phenylephrine.

Jika hendak mengonsumsi phenylephrine tablet atau sirop, pastikan untuk membaca petunjuk penggunaan yang tertera pada kemasan obat, atau ikuti anjuran dokter. Jangan menambah atau mengurangi dosis tanpa berkonsultasi dulu dengan dokter.

Phenylpherine sediaan tablet atau sirop sebaiknya dikonsumsi bersama makanan untuk mengurangi risiko timbulnya sakit maag. Jika hendak minum phenylpherine sirop, gunakan alat takar yang disertakan dalam kemasan agar dosisnya tepat.

Bila lupa mengonsumsi phenylpherine sediaan tablet atau sirop, segera minum obat ini begitu teringat. Namun, jika jadwal minum obat berikutnya sudah dekat, abaikan dan jangan menggandakan dosis.

Jangan merokok selama menjalani pengobatan dengan phenylephrine, karena dapat meningkatkan risiko timbulnya efek samping yang berat.

Penggunaan obat yang mengandung phenylephrine bisa segera dihentikan jika keluhan sudah membaik. Periksakan diri ke dokter jika gejala hidung tersumbat belum membaik setelah menggunakan phenylephrine selama 7 hari, atau muncul demam maupun menggigil.

Simpan phenylpherine tablet atau sirop di tempat yang sejuk dan terhindar dari sinar matahari langsung. Jauhkan obat ini dari jangkauan anak-anak.

Interaksi Phenylpherine dengan Obat Lain

Berikut ini adalah sejumlah efek interaksi yang dapat terjadi jika menggunakan phenylpherine bersama dengan obat lain:

  • Peningkatan risiko terjadinya hipertensi dan hipertermia yang berakibat fatal jika digunakan bersama obat MAOI, seperti isocarboxid, linezolid, atau phenelzine
  • Peningkatan risiko terjadinya aritmia jika digunakan dengan quinidine dan digoxin
  • Peningkatan risiko terjadinya efek samping dari antidepresan trisiklik
  • Hilangnya efek semua obat, misalnya phenylephrine dengan chlorpromazine atau amiodarone, karena efeknya yang berlawanan

Efek Samping dan Bahaya Phenylephrine

Beberapa efek samping yang mungkin muncul setelah menggunakan phenylpherine adalah:

Periksakan ke dokter jika efek samping di atas tidak kunjung hilang atau justru makin parah. Segera cari pertolongan medis bila mengalami reaksi alergi obat atau efek samping yang lebih serius, seperti:

  • Tremor
  • Kejang
  • Denyut jantung tidak teratur
  • Sulit berkemih
  • Perubahan perilaku dan suasana hati, termasuk panik, cemas, dan bingung