Philophobia adalah kelainan psikologis yang ditandai dengan rasa takut untuk jatuh cinta. Penderita philophobia dapat menarik diri dari hubungan personal secara tiba-tiba, atau selalu cemas ketika berada dalam hubungan asmara.
Philophobia yang termasuk dalam gangguan cemas yang merupakan salah satu jenis fobia. Philophobia dapat membuat penderitanya merasa tidak sanggup memiliki pasangan atau selalu takut bila ada hubungan yang mengarah ke romantisme. Namun, bukan berarti penderita philophobia tidak kesepian dan tidak ingin jatuh cinta.
Philophobia merupakan kondisi yang dapat ditangani dengan psikoterapi. Namun, perlu dicatat bahwa proses terapi hingga kondisi ini teratasi perlu dilakukan secara perlahan dan membutuhkan waktu yang tidak singkat.
Penyebab Philophobia
Philophobia bisa muncul sebagai upaya perlindungan diri akibat peristiwa traumatis masa lalu yang berhubungan dengan perasaan cinta. Beberapa hal yang bisa menyebabkan philophobia termasuk:
- Hubungan sebelumnya yang berakhir kurang baik
- Rasa takut ditolak atau ditinggalkan
- Pengalaman ditelantarkan oleh orang tua saat anak-anak
- Pernah mengalami pelecehan seksual
- Takut untuk menikah muda karena tekanan dari budaya
Faktor risiko philophobia
Faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya philophobia antara lain:
- Berjenis kelamin wanita
- Memiliki keluarga yang juga menderita fobia atau gangguan cemas
- Memiliki fobia lain, terutama terkait hubungan dengan orang lain, seperti ketakutan akan komitmen (gamophobia)
Gejala Philophobia
Penderita philophobia bisa menunjukkan gejala yang berbeda-beda. Gejala yang biasanya muncul antara lain:
- Sulit menjalin hubungan dengan pasangan atau sahabat
- Merasa sangat cemas ketika berada dalam hubungan asmara
- Merasa takut untuk menerima atau menghadapi perasaan pasangannya
- Menjauh secara tiba-tiba atau mengakhiri hubungan tanpa alasan
Selain itu, penderita philophobia juga dapat mengalami gejala fisik ketika merasa ia akan jatuh cinta atau merasakan cinta dari orang lain. Gejala tersebut antara lain:
- Jantung berdegup cepat
- Napas pendek
- Nyeri dada akibat serangan panik atau cemas
- Pusing
- Mual, muntah, atau diare
- Mulut kering
- Keringat berlebih
- Gemetar
Kapan harus ke dokter
Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater jika Anda atau orang terdekat menunjukkan gejala di atas, apalagi jika memiliki faktor risiko dari kondisi ini.
Konsultasikan dengan dokter jika mengalami serangan panik, gangguan cemas, atau gejala depresi yang mengganggu kehidupan sehari-hari. Segera ke dokter jika Anda mengonsumsi minuman beralkohol secara berlebihan atau menggunakan obat-obatan terlarang untuk menghadapi masalah.
Diagnosis Philophobia
Untuk mendiagnosis philophobia, psikolog atau psikiater akan menanyakan hal-hal yang berkaitan dengan kondisi pasien, seperti:
- Gejala yang dialami
- Hubungan dengan pasangan atau orang terdekat
- Kesehatan mental pasien dan keluarganya
- Penyakit yang pernah dialami
Setelah itu, psikolog atau psikiater dapat mendiagnosis pasien menderita philophobia jika terdapat kriteria berikut:
- Rasa takut akan jatuh cinta sudah berlangsung lebih dari 6 bulan
- Takut atau cemas berlebihan ketika merasa dicintai
- Gejala philophobia muncul setiap kali berada dalam situasi yang penuh kasih sayang atau romantis
- Kecenderungan menghindari rasa sayang terhadap seseorang atau disayangi orang lain
- Gejala yang dialami membuat penderita tidak bisa membangun hubungan asmara atau hubungan berarti dengan orang secara umum
Pengobatan Philophobia
Pengobatan philophobia bisa dilakukan dengan psikoterapi, seperti terapi kognitif dan desensitisasi bertahap. Terapi ini bertujuan untuk membantu penderita mengenali pikiran dan tindakan yang membuatnya takut untuk jatuh cinta.
Terapi ini bekerja dengan cara:
- Mengajarkan teknik relaksasi, seperti latihan pernapasan dan meditasi, untuk meredakan gejala philophobia ketika muncul
- Memberikan sudut pandang yang lebih baik terhadap jatuh cinta
- Memberikan secara bertahap tugas-tugas yang bisa membuat penderita merasa nyaman untuk menerima dan memberikan cinta
Jika Anda menderita philophobia, ada beberapa hal lain yang bisa dilakukan secara mandiri, yaitu:
1. Membuka diri kepada sahabat terdekat atau keluarga
Berlatihlah untuk percaya pada orang lain. Cobalah untuk mengungkapkan perasaan, pikiran, dan pengalaman kepada sahabat terdekat atau keluarga yang dipercaya. Hal ini dapat menimbulkan sikap terbiasa mengomunikasikan perasaan dan pikiran kepada orang lain, termasuk pasangan.
2. Menjalin hubungan yang sehat
Mendapatkan dukungan dari orang lain merupakan hal penting untuk kesehatan mental. Jika Anda merasa belum bisa jatuh cinta, cobalah untuk membangun hubungan dengan teman, sahabat, atau tetangga yang bisa mendukung dan membuat Anda merasa berharga.
Selain dengan orang terdekat, Anda juga bisa memulai menjalin hubungan dengan orang lain, misalnya orang dengan masalah yang sama. Dengan begitu, Anda bisa berbagi pengalaman dan perasaan dengan orang yang sama-sama memahami perasaan Anda.
3. Mencari tahu hal yang diinginkan dalam sebuah hubungan
Jika Anda belum yakin untuk memulai hubungan asmara, coba luangkan waktu untuk mencari tahu apa yang sebenarnya Anda inginkan dalam sebuah hubungan. Hal ini dapat memudahkan Anda untuk membuka diri dan jatuh cinta.
Komplikasi Philophobia
Hidup tanpa cinta dapat berdampak pada kondisi fisik dan mental penderita philophobia. Beberapa komplikasi yang dapat muncul akibat kondisi ini adalah:
- Cemas, depresi, dan gangguan panik
- Disfungsi ereksi
- Post-traumatic stress disorder (PTSD)
- Penyalahgunaan obat-obatan
- Pemikiran untuk bunuh diri
Pencegahan Philophobia
Philophobia tidak bisa dicegah. Namun, ada hal-hal yang dapat Anda lakukan untuk menghadapi ketakutan ketika merasa dicintai atau mencintai, antara lain:
- Mengevaluasi hubungan masa lalu untuk mencari tahu apa yang membuat Anda takut menjalin hubungan baru
- Mengenali suara-suara negatif di kepala yang dapat mencegah Anda mendapat kebahagiaan dalam sebuah hubungan
- Merasakan segala bentuk emosi dalam sebuah hubungan agar Anda dapat melaluinya secara sehat
- Mempertanyakan kembali nilai-nilai atau prasangka Anda dalam memandang sebuah hubungan
- Mencari tahu apa yang menyebabkan Anda enggan memulai sebuah hubungan baru
- Tidak memendam semua pikiran negatif dan prasangka Anda sendirian, kemudian membicarakan hal tersebut dengan pasangan, orang terdekat, maupun dokter