Pitting edema bisa menjadi tanda beberapa penyakit, seperti penyakit ginjal dan gagal jantung. Kondisi ini ditandai dengan pembengkakan di bagian tubuh yang akan membentuk lesung atau cekungan bila ditekan.
Pitting edema adalah pembengkakan yang umumnya muncul di bagian kaki akibat penumpukan cairan. Tanda-tandanya memang mirip dengan edema pada umumnya, seperti bengkak, kulit meregang atau kemerahan, sendi kaku, dan kulit terasa hangat jika disentuh.
Ketahui Penyebab Pitting Edema
Ada beberapa kondisi bisa menyebabkan pitting edema, yaitu:
1. Kehamilan
Ketika memasuki masa kehamilan, tubuh akan menyimpan lebih banyak cairan dibandingkan sebelum hamil. Hal ini membuat pembengkakan di pergelangan kaki, kaki, maupun tangan menjadi hal yang normal.
Namun, bila pitting edema muncul mendadak, lalu disertai sakit kepala, pandangan mendadak kabur, nyeri perut, dan muntah, segeralah berobat ke dokter karena bisa menjadi tanda preeklamsia.
2. Efek samping obat
Selain itu, pitting edema juga bisa disebabkan oleh efek samping dari konsumsi obat tertentu. Beberapa obat yang mungkin menyebabkan pitting edema adalah kortikosteroid, obat penyakit jantung, obat tekanan darah tinggi, dan obat antidiabetes.
Sementara itu, beberapa orang juga bisa mengalami pitting edema akibat reaksi alergi terhadap obat-obatan tertentu. Gejalanya bisa berupa pitting edema yang muncul mendadak, gatal seluruh tubuh, kemerahan di kulit, muntah, atau sesak napas. Kondisi ini bersifat gawat darurat dan perlu segera ditangani oleh dokter.
3. Penyakit hati kronis
Kerusakan hati akibat penyakit kronis, seperti sirosis, bisa menyebabkan hati kekurangan protein sehingga terjadi peningkatan tekanan pada pembuluh darah.
Kondisi ini membuat cairan merembes dan menumpuk di rongga perut atau dikenal dengan asites. Tidak hanya di perut, gangguan aliran darah di hati juga bisa menyebabkan pitting edema di bagian kaki.
4. Gangguan fungsi ginjal
Pitting edema juga dapat dialami oleh penderita gangguan fungsi ginjal. Hal ini karena gangguan fungsi ginjal membuat cairan dan garam dalam darah tidak bisa dikeluarkan dengan baik melalui urine. Akhirnya, terjadi penumpukan cairan yang biasanya akan nampak pada kaki dan kelopak mata.
5. Gagal jantung
Gagal jantung bisa menyebabkan salah satu atau kedua bilik bawah jantung kehilangan fungsinya untuk memompa darah ke seluruh bagian tubuh ataupun sebaliknya.
Akibatnya, sirkulasi darah tidak lancar sehingga menyebabkan penumpukan cairan atau pitting edema di bagian kaki, pergelangan kaki, dan telapak kaki.
6. Gangguan aliran darah
Pembuluh darah kaki berfungsi untuk mengangkut darah kembali ke jantung. Namun, ketika terjadi kerusakan pada salah satu katup pembuluh darah kaki, darah tidak bisa dialirkan kembali ke jantung. Hal ini menyebabkan darah menumpuk di pembuluh darah kaki dan menimbulkan pitting edema.
7. Gumpalan darah
Pitting edema juga dapat disebabkan oleh adanya gumpalan darah pada pembuluh darah. Bila gumpalan terjadi di pembuluh vena, kondisi ini dikenal dengan istilah DVT atau trombosis vena dalam.
Selain pembengkakan kaki, penderitanya juga akan merasakan nyeri di otot betis. Hal ini karena gumpalan darah membuat vena meradang, sehingga darah tidak bisa kembali ke jantung dan justru menumpuk di kaki.
Cara Mengatasi Pitting Edema
Perawatan yang diberikan untuk penderita pitting edema akan disesuaikan dengan penyebabnya. Namun, ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengurangi pembengkakan, seperti:
- Jangan duduk atau berdiri terlalu lama.
- Kurangi konsumsi garam.
- Posisikan kaki lebih tinggi, jika sedang duduk atau berbaring.
- Gunakan kaus kaki atau sarung tangan kompresi.
- Gerakkan perlahan bagian tubuh yang bengkak.
Selain cara di atas, dokter biasanya akan meresepkan diuretik yang bisa membantu tubuh membuang cairan berlebih dan mengganti jenis atau mengurangi dosis obat bila edema disebabkan oleh efek samping obat tertentu.
Berbagai kondisi medis dapat menyebabkan pitting edema, biasanya yang berkaitan dengan organ vital, seperti jantung, ginjal, dan hati.
Oleh karena itu, jika Anda mengalami pitting edema apalagi jika disertai dengan sesak napas, nyeri dada, dan detak jantung yang tidak teratur, segeralah lakukan pemeriksaan ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.