Pityriasis rosea adalah penyakit kulit yang muncul akibat infeksi. Meski kondisi ini tidak berbahaya dan dapat sembuh sendiri, mengetahui beragam penyebab dan gejalanya merupakan hal penting agar penyakit ini dapat dicegah dan ditangani.
Pityriasis rosea dapat timbul di seluruh area tubuh, baik di dada, perut, punggung, lengan, maupun kaki. Gejala pityriasis rosea adalah munculnya ruam kulit berbentuk oval, bersisik, dan sedikit menonjol yang dikenal dengan istilah herlad patch. Meski tidak selalu terjadi, ruam bisa disertai dengan rasa gatal.
Pityriasis rosea tergolong penyakit tidak menular dan umumnya bisa sembuh dengan sendirinya tanpa meninggalkan bekas. Namun, gatal dan keluhan lain yang muncul bisa sangat mengganggu sehingga perlu mendapat penanganan untuk mengurangi keluhan dan mempercepat hilangnya ruam.
Penyebab dan Faktor Risiko Pityriasis Rosea
Penyebab pityriasis rosea belum diketahui secara pasti. Namun, infeksi virus, salah satunya golongan virus herpes, diduga menjadi pemicu munculnya penyakit ini. Kondisi ini bisa saja dialami oleh siapa saja, tetapi orang yang berusia 10–35 tahun lebih rentan mengalami pityriasis rosea.
Selain itu, penelitian menunjukkan bahwa orang yang menderita penyakit autoimun juga lebih rentan terkena pityriasis rosea. Penyakit autoimun sendiri adalah kondisi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel sehat.
Gejala Pityriasis Rosea
Sebelum muncul ruam, penderita pityriasis rosea akan mengalami gejala yang mirip dengan gejala flu, seperti demam ringan, sakit kepala, atau nyeri sendi. Sekitar 2–3 hari kemudian mulai muncul herald patch. Ruam akan makin menyebar dalam waktu 7–14 hari.
Ruam akibat pityriasis rosea sangat khas, yakni menyerupai pola pohon natal. Namun, pada beberapa kasus, ruam yang muncul juga bisa menyerupai ruam akibat sifilis atau kurap (tinea).
Untuk membedakan dengan kondisi kulit lain, berikut ini adalah beberapa karakteristik ruam akibat pityriasis rosea:
- Berbentuk oval dengan ukuran 2–10 cm atau disebut herald patch
- Berwarna kemerahan atau merah muda
- Bersisik
- Sedikit menonjol
Setelah herald patch pertama muncul, ruam lainnya akan muncul dengan ukuran yang lebih kecil, yaitu kurang dari 1,5 cm. Meskipun tidak menimbulkan nyeri, ruam kecil ini bisa menyebabkan gatal.
Ruam akibat pityriasis rosea biasanya bertahan selama 2–12 minggu, bahkan sampai 5 bulan. Setelah ruam hilang, area kulit yang mengalami ruam akan menjadi lebih gelap daripada kulit di sekitarnya. Namun, kulit yang menggelap kembali normal setelah beberapa bulan tanpa meningalkan bekas.
Penanganan Pityriasis Rosea
Pityriasis rosea umumnya tidak memerlukan penanganan khusus karena dapat hilang sendiri dalam kurun waktu 12 minggu. Namun, jika keluhan terasa sangat mengganggu, tidak ada salahnya berkonsultasi dengan dokter kulit.untuk mendapatkan penanganan.
Penanganan yang dilakukan biasanya bertujuan untuk mengurangi keluhan dan mempercepat penyembuhan. Beberapa penanganan yang bisa dilakukan meliputi:
Obat-obatan
Kebanyakan obat-obatan yang diresepkan dokter adalah untuk meringankan keluhan berupa gatal dan ruam, serta mempercepat proses penyembuhan. Beberapa obat-obatan tersebut adalah:
- Pelembap atau emolien, termasuk yang mengandung gliserol
- Obat kortikosteroid oles, seperti hydrocortisone
- Obat antihistamin, seperti chlorpheniramine (CTM), atau hydroxyzine
- Obat antivirus, seperti acyclovir dan famciclovir
Terapi sinar UV
Jika gejala pityriasis rosea yang terjadi cukup parah, dokter akan menyarankan untuk melakukan terapi sinar ultraviolet (UV) atau dikenal dengan istilah fototerapi UVB (PUVB). Terapi ini akan menekan sistem kekebalan tubuh, sehingga gejala pityriasis rosea akan berkurang dan ruam pun menghilang lebih cepat.
Perawatan mandiri
Selain menjalani pengobatan yang diberikan oleh dokter, penderita pityriasis rosea juga dianjurkan menjalani perawatan mandiri di rumah guna mempercepat penyembuhan. Beberapa perawatan yang dapat dilakukan adalah:
- Menggunakan pelembap
- Mandi dengan air dingin
- Mengompres ruam dengan kompres dingin
- Berendam dengan larutan oatmeal
- Menghindari paparan sinar matahari
Pityriasis rosea memang dapat sembuh dengan sendirinya, tetapi penyakit kulit ini dapat membuat penderitanya merasa tidak nyaman, bahkan sampai memengaruhi kepercayaan diri akibat perubahan warna kulit yang menjadi gelap.
Jika pityriasis rosea dialami oleh ibu hamil yang usia kehamilannya kurang dari 15 minggu, risiko terjadinya keguguran akan lebih besar. Oleh karena itu, jangan lupa untuk rutin memeriksakan kehamilan ke dokter kandungan guna mengantisipasi penyakit yang dapat membahayakan janin, termasuk pityriasis rosea.
Apabila Anda mengalami beberapa gejala pityriasis rosea seperti yang sudah disebutkan di atas, sebaiknya periksakan diri ke dokter. Dengan begitu, dokter dapat memberikan penanganan yang sesuai.