Platonic relationship adalah hubungan yang terjalin antara dua orang yang melibatkan ikatan emosi dan komunikasi yang mendalam tanpa keinginan untuk berhubungan seksual. Artinya, keakraban yang terjadi memang murni berbagi pikiran dan pengalaman yang tidak diikuti dengan nuansa romantis.
Platonic relationship hampir sama dengan persahabatan. Beberapa orang bahkan menyebutnya dengan istilah “soulmate tanpa seksual”. Hubungan ini bisa terjadi antara pria dengan pria, pria dengan wanita, atau wanita dengan wanita. Intinya, platonic relationsip terbentuk berlandaskan rasa saling percaya yang begitu kuat.
Istilah platonic relationship pertama kali dikemukakan dari filsuf kuno, Plato. Plato meyakini bahwa setiap individu bisa menjalin pertemanan yang erat tanpa adanya hasrat seksual apalagi romansa. Jenis hubungan ini berperan penting dalam memberi dukungan sosial, bahkan bisa berdampak baik bagi kesehatan mental.
Ciri-Ciri Platonic Relationship
“Mana mungkin persahabatan, apalagi dengan lawan jenis, murni tanpa keinginan untuk menjadi hubungan romantis.” Walau banyak yang skeptis dan menyatakan pandangan tersebut, nyatanya sebagian orang memang berada di dalam platonic relationship, lho.
Nah, untuk memastikan apakah kamu terlibat dalam hubungan ini atau tidak, berikut ini adalah ciri-ciri yang membedakan platonic relationship dengan jenis hubungan lainnya:
1. Hubungan pertemanan yang sangat dekat
Individu yang terlibat dalam platonic relationship merasakan kedekatan yang sangat erat. Saking dekatnya, banyak pula yang menganggap satu sama lain seperti keluarga. Pasti ada kan sahabatmu yang sudah kamu anggap keluarga seperti ini?
2. Adanya penerimaan karakter satu sama lain
Saat menjalani platonic relationship bukan berarti kalian akan selalu setuju satu sama lain. Namun, kamu biasanya sudah bisa menerima karakter yang dimiliki oleh sahabatmu. Kamu juga tidak sungkan untuk menunjukkan karaktermu di depan sahabatmu ini.
Hal inilah yang membuat setiap individu yang terlibat di dalam jenis hubungan ini merasa nyaman dan bebas menjadi diri sendiri.
3. Rasa percaya yang tinggi
Platonic relationship membuat kamu dan sahabatmu percaya satu sama lain. Bayangkan saja, tidak mungkin kan kamu mau menceritakan semua keluh kesahmu atau menunjukkan semua karaktermu di depan orang yang tidak kamu percaya?
4. Saling memahami
Nah, karena umumnya individu yang berada di dalam platonic relationship ini sudah saling mengenal karakter atau bahkan mengetahui cerita satu sama lain, mereka akan saling menghargai dan memahami.
Jadi, jika kamu berada di dalam hubungan jenis ini, kamu bisa paham apa yang paling disukai dan dibenci oleh sahabatmu, sikap yang perlu kamu lakukan saat ia marah atau sedih, bahkan tahu kapan ia ingin ditemani.
5. Selalu terasa menyenangkan saat bersama
Menghabiskan waktu bersama orang yang kita sayangi tentunya membahagiakan. Hal ini juga berlaku bagi orang-orang yang terlibat dalam platonic relationship.
Meski tak melibatkan asmara, waktu yang dihabiskan bersama membuat satu sama lain merasa sangat senang dan bersyukur telah saling mengenal. Ini karena hubungan yang terjalin melibatkan rasa percaya, pengertian, dan keinginan untuk saling memahami.
Beragam Manfaat Platonic Relationship
Selain membuatmu merasa aman dan nyaman karena bisa jadi diri sendiri, platonic relationship punya banyak manfaat untuk kesehatan, seperti:
Mengurangi stres
Memiliki platonic relationship artinya memiliki seseorang yang bisa diajak bicara kapan pun. Hal ini tentunya menjadi sebuah anugerah, terutama saat kamu sedang merasa stres, sedih, atau tidak baik-baik saja. Tak hanya sekadar curhat, kamu bisa mengajak sahabatmu menghabiskan waktu bersama untuk mengurangi stres.
Mencegah depresi dan kecemasan
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa mendapatkan cinta dan dukungan dari orang lain bisa menurunkan risiko terjadinya depresi dan rasa cemas. Saat menjalin platonic relationship dukungan emosional dari pasangan atau sahabatmu akan membuat kamu tidak merasa sendirian.
Memiliki pendukung saat senang maupun sedih
Karena saling mengerti dan memahami, individu yang terlibat dalam platonic relationship otomatis akan saling mendukung, baik saat senang maupun sedih. Dukungan ini tidak hanya membuatmu menjadi lebih kuat, tetapi juga bisa memulihkan diri dari peristiwa traumatis.
Platonic relationship begitu menarik untuk dikulik, karena hubungan ini tidak hanya sekadar pertemanan biasa. Kamu akan mudah mengenali hubungan ini jika memiliki sahabat dekat yang sangat dipercaya dan selalu ada di sisimu kapan pun kamu membutuhkannya.
Kalau kamu sudah menemukan platonic relationship, jagalah agar hubungan tersebut tetap terjalin kuat, ya. Hal penting yang harus kamu dan sahabatmu lakukan untuk menjaga hubungan ini adalah sering berkomunikasi.
Meski tak ada hal yang serius untuk dibahas, usahakan tetap menghubungi sahabatmu melalui pesan singkat. Untuk menghidupkan suasana, kamu bisa mengirimkan lelucon yang ia sukai atau rekomendasi kuliner yang ingin kalian coba bersama. Dengarkan pula keluh kesahnya, karena dukunganmu begitu berarti untuknya.
Seiring waktu, persahabatan yang kamu jalani ini bisa berubah menjadi hubungan romantis atau seksual. Hal ini wajar terjadi mengingat kalian menghabiskan banyak waktu bersama serta saling memahami dengan tulus. Jadi, jangan merasa bersalah jika akhirnya muncul asmara di antara kalian, ya.
Walau hubungan ini tampak positif dan bermanfaat, kamu juga harus tahu kapan harus mengakhiri platonic relationship. Bila sahabat yang kamu percayai tampak manipulatif, sering menyakiti, dan tak lagi mendukungmu hingga membuatmu merasa stres, lepaskanlah hubungan tersebut.
Kamu juga bisa berkonsultasi ke psikolog apabila masih ragu untuk mengambil keputusan terkait platonic relationship yang kamu jalani.