Pneumonia aspirasi adalah infeksi dan peradangan pada paru-paru akibat masuknya benda asing ke dalam paru-paru, seperti air liur, muntahan, minuman, atau makanan. Gejala yang sering muncul akibat pneumonia aspirasi adalah batuk berdahak, sesak napas, dan nyeri dada.
Pneumonia aspirasi merupakan komplikasi dari aspirasi paru. Aspirasi paru sendiri adalah kondisi ketika makanan atau zat asing lain tidak sengaja masuk ke paru-paru dan tidak dapat dikeluarkan kembali. Selanjutnya, kondisi ini memicu infeksi bakteri dan peradangan pada paru-paru.
Penyebab Pneumonia Aspirasi
Pneumonia aspirasi disebabkan oleh masuknya zat selain udara ke dalam saluran pernapasan. Jika terdapat bakteri pada zat tersebut, seperti air liur atau makanan, maka bakteri tersebut juga bisa ikut masuk ke dalam paru-paru.
Normalnya, tubuh akan memberikan respon berupa batuk. Akan tetapi, pada pasien dengan kondisi tertentu, zat asing tersebut tidak dapat dikeluarkan. Akibatnya, zat asing tersebut akan memicu infeksi yang dinamakan pneumonia aspirasi.
Katup di tenggorokan (epiglotis) juga normalnya akan menutup ketika seseorang sedang makan atau minum. Reflek ini berfungsi untuk mencegah zat asing masuk ke dalam saluran pernapasan. Akan tetapi, pada kondisi tertentu, epiglotis dan refleks batuk tidak bekerja dengan baik.
Kondisi-kondisi yang bisa meningkatkan risiko seseorang mengalami pneumonia aspirasi adalah:
- Gangguan kesadaran, misalnya akibat penyalahgunaan NAPZA dan alkohol, penggunaan obat bius, stroke, cedera kepala, epilepsi, atau demensia
- Gangguan menelan, misalnya akibat kanker esofagus, kanker tenggorokan, luka di kerongkongan, multiple sclerosis, penyakit Parkinson, atau myasthenia gravis
- Kondisi lain, misalnya terlalu lama berbaring karena sakit, PPOK, atau menggunakan selang nasogastrik
Gejala Pneumonia Aspirasi
Pneumonia aspirasi bisa terjadi pada siapa saja, termasuk pada anak-anak. Gejala utama pneumonia aspirasi adalah batuk berdahak. Dahak penderita bisa berwarna kehijauan, disertai darah, dan berbau tidak sedap. Selain itu, dapat muncul gejala lain akibat gangguan pada penapasan dan infeksi bakteri.
Secara umum, gejala penumonia aspirasi meliputi:
- Batuk berdahak atau berdarah
- Nyeri dada
- Sesak napas
- Bengek (mengi)
- Napas berbau tidak sedap
- Tubuh mudah lemas
- Keringat berlebih
- Sulit menelan
- Demam
- Kulit membiru (sianosis)
Penderita penumonia aspirasi juga dapat mengalami gejala yang tidak spesifik, seperti sakit kepala, nyeri otot, muntah, atau penurunan berat badan.
Kapan harus ke dokter
Segera ke dokter bila Anda atau anak Anda mengalami gejala di atas, terutama bila sebelumnya tersedak saat makan atau minum. Kondisi tersebut berbahaya dan harus segera ditangani, terutama bila terjadi pada anak usia di bawah 2 tahun dan lansia di atas 65 tahun.
Lakukan pemeriksaan ke dokter jika Anda mengalami batuk disertai darah atau dahak kehijauan. Jangan menunda untuk memeriksakan diri ke dokter jika gejala tersebut disertai demam tinggi.
Diagnosis Pneumonia Aspirasi
Dokter akan menanyakan gejala yang dialami pasien dan riwayat kesehatannya. Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, salah satunya dengan menggunakan stetoskop untuk mendengarkan suara tidak normal di paru-paru.
Untuk memastikan diagnosis, dokter akan melakukan pemeriksaan lanjutan berupa:
- Tes darah, untuk mendeteksi tanda-tanda infeksi melalui hitung darah lengkap, analisa gas darah, kultur darah, dan hitung kadar elektrolit, serta untuk mengukur kemampuan fungsi ginjal
- Kultur dahak (sputum), untuk mendeteksi keberadaan bakteri penyebab infeksi
- Foto Rontgen atau CT scan dada, untuk melihat gambaran paru-paru dengan lebih detail
- Bronkoskopi, untuk memeriksa tenggorokan sampai ke saluran napas yang lebih bawah
Pengobatan Pneumonia Aspirasi
Pengobatan pneumonia aspirasi tergantung pada tingkat keparahannya. Pasien bisa dirawat secara mandiri di rumah jika gejalanya ringan. Jika kondisinya parah, pasien perlu dirawat di rumah sakit.
Beberapa metode pengobatannya adalah:
Pemberian obat-obatan
Jenis obat yang diberikan untuk mengatasi pneumonia aspirasi antara lain:
- Antibiotik dalam bentuk obat minum atau suntik, untuk membunuh bakteri
- Kortikosteroid, untuk meredakan pembengkakan di paru-paru
- Bronkodilator, untuk melegakan saluran pernapasan
Terapi pendukung
Terapi pendukung diberikan bila pneumonia aspirasi sampai menyebabkan kesulitan bernapas. Jenis terapinya antara lain:
- Pemberian oksigen dan alat bantu napas (ventilator)
- Pengangkatan benda asing dari saluran pernapasan melalui prosedur bronkoskopi
- Fisioterapi, untuk membantu mengeluarkan dahak dari paru-paru dan mengatasi kesulitan menelan
Jika pasien kesulitan menelan setelah menjalani pengobatan di atas, dokter akan melakukan pemasangan selang makan (selang nasogastrik).
Komplikasi Pneumonia Aspirasi
Pneumonia aspirasi yang tidak ditangani dapat berkembang menjadi kondisi yang lebih serius, seperti:
- Abses paru
- Bronkiektasis
- Penyebaran infeksi ke organ tubuh lain
- Infeksi menyebar ke aliran darah (bakteremia)
- Syok
- Gagal napas
- Kematian
Pencegahan Pneumonia Aspirasi
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah pneumonia aspirasi, di antaranya:
- Hindari makan atau minum dalam porsi banyak sekaligus.
- Jangan makan atau minum sambil berbicara.
- Kunyah makanan secara perlahan hingga halus sebelum menelannya.
- Usahakan untuk makan sedikit demi sedikit dan minum secara perlahan.
- Selalu makan dan minum dalam posisi duduk.
- Posisikan bagian kepala lebih tinggi setiap makan dan minum jika sedang sakit dan hanya bisa berbaring.
- Jaga kesehatan gigi dan mulut.
- Patuhi anjuran dokter dalam mengonsumsi obat, termasuk obat bebas yang memiliki efek mengantuk.
- Hentikan kebiasaan merokok.
- Hindari konsumsi minuman beralkohol secara berlebihan.
- Jangan menggunakan NAPZA.