Policresulen dalam bentuk cairan obat luar konsentrat sering digunakan untuk mengatasi sariawan. Namun, penggunaan obat ini sebenarnya perlu dihindari, karena risiko efek samping yang ditimbulkan lebih besar daripada manfaat yang diperoleh.
Pada tahun 2018, pemerintah Republik Indonesia melalui Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah mengeluarkan surat resmi yang berisi imbauan untuk tidak menggunakan produk yang mengandung policresulen dalam bentuk cairan obat luar konsentrat karena alasan keamanan.
Sementara itu, obat policresulen dalam sediaan lain masih dapat digunakan sebagai pengobatan untuk penyakit atau kondisi medis tertentu.
Manfaat dan Risiko Efek Samping Policresulen
Policresulen merupakan zat asam yang dihasilkan secara khusus dari proses pengolahan senyawa metacresolsulfonic acid dan methanol.
Obat ini bekerja dengan cara menghambat pertumbuhan bakteri (antiseptik) dan menghentikan perdarahan (hemostatik). Policresulen tersedia dalam bentuk cairan konsentrat, gel, dan tablet vagina atau anus (suppositoria).
Policresulen kerap dimanfaatkan untuk mengatasi peradangan serviks dan vagina, seperti kandidiasis atau trikomoniasis, serta menghentikan perdarahan yang terjadi setelah biopsi serviks atau setelah pengangkatan polip di serviks.
Di balik manfaatnya, policresulen juga memiliki sejumlah efek samping, di antaranya:
- Rasa tidak nyaman atau perih pada lokasi tubuh yang diberi policresulen
- Vagina menjadi kering dan terluka
- Iritasi di area sekitar penggunaan obat
- Reaksi alergi, seperti gatal, kulit kemerahan, bengkak, bahkan sesak napas
Policresulen Sediaan Cairan Obat Luar Konsentrat 36% Tidak Dianjurkan
Meski dipercaya memiliki banyak manfaat, penggunaan policresulen dalam bentuk cairan obat luar dengan konsentrat 36% untuk sementara tidak lagi dianjurkan di Indonesia.
Imbauan tersebut muncul sejak BPOM menerima 38 laporan dari para dokter terkait keluhan efek samping yang dirasakan oleh pasien saat menggunakan policresulen dalam bentuk cairan obat luar konsentrat 36% untuk pengobatan sariawan.
Sebagian dokter bahkan menemukan efek samping yang cukup serius dari penggunaan obat tersebut, di antaranya sariawan yang membesar dan berlubang hingga menyebabkan infeksi.
Setelah melakukan pengkajian aspek keamanan obat bersama para ahli farmakologi dari berbagai universitas dan klinisi dari asosiasi terkait, BPOM secara resmi melarang penggunaan obat yang mengandung policresulen dalam bentuk cairan obat luar konsentrat 36% sebagai hemostatik dan antiseptik.
Pelarangan penggunaan obat tersebut mencakup saat proses pembedahan dan penggunaannya di kulit, telinga, hidung, tenggorokan, serta gigi dan mulut.
Berdasarkan surat resmi dari pemerintah, policresulen sediaan cairan obat luar konsentrat dinyatakan sangat berisiko untuk digunakan apabila tanpa pengenceran terlebih dulu.
Hal inilah yang membuat penggunaan policresulen dalam bentuk cairan obat luar konsentrat tidak lagi dianjurkan. Pembekuan izin pemasaran obat policresulen akan terus diberlakukan hingga perbaikan indikasi yang diajukan produsen disetujui oleh BPOM.
Pilihan Pengobatan Lain untuk Sariawan
Jika Anda terbiasa menggunakan obat-obatan ini untuk mengatasi sariawan, BPOM merekomendasikan untuk menggantinya dengan obat lain yang mengandung benzydamine hydrochloride, povidone iodine 1%, atau kombinasi dequalinium chloride dan vitamin C.
Dianjurkan pula untuk senantiasa menjaga asupan nutrisi seimbang serta rutin menjaga kebersihan gigi dan mulut untuk mencegah timbulnya sariawan. Anda juga bisa melakukan beberapa langkah berikut ini di rumah guna mengurangi keluhan dan mengobati sariawan secara alami:
- Kumur air garam (1/2 sendok teh garam dan segelas air) sebanyak 3–4 kali sehari.
- Kompres bagian mulut yang mengalami sariawan dengan es batu.
- Perbanyak minum air putih.
- Hindari kebiasaan menyentuh sariawan yang sedang meradang.
- Hindari mengonsumsi makanan yang terlalu asam dan pedas.
Agar lebih aman, sebaiknya Anda berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu sebelum membeli obat yang dijual bebas di pasaran, khususnya policresulen sebagai cairan obat luar konsentrat 36%. Dokter akan membantu Anda mengatasi keluhan dengan cara yang tepat dan aman.