Polimiositis adalah peradangan pada otot-otot di kedua sisi tubuh sehingga menyebabkan lemah otot. Polimiositis dapat memengaruhi kerja otot-otot di seluruh tubuh, terutama otot bahu, paha, dan pinggul.
Polimiositis adalah salah satu jenis myositis atau penyakit peradangan pada otot. Penderita polimiositis biasanya sulit untuk menggapai sesuatu, mengangkat beban atau benda, menaiki tangga, dan mengubah posisi, misalnya dari duduk ke berdiri. Wanita dan orang berusia 30–60 tahun merupakan kelompok yang berisiko terkena polimiositis.
Polimiositis belum dapat disembuhkan. Meski demikian, dokter dapat melakukan memberikan obat-obatan dan terapi untuk meningkatkan kekuatan dan fungsi otot.
Penyebab Polimiositis
Penyebab polimiositis belum diketahui secara pasti. Namun, kondisi ini diduga terkait dengan faktor keturunan.
Selain itu, polimiositis juga sering dikaitkan dengan penyakit autoimun. Kondisi ini terjadi ketika sistem kekebalan tubuh (sistem imun) menyerang jaringan otot yang sehat sehingga menyebabkan peradangan. Meski demikian, hal tersebut masih perlu dibuktikan lebih lanjut.
Faktor risiko polimiositis
Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami polimiositis, yaitu:
- Jenis kelamin wanita
- Usia 30–60 tahun
- Penyakit autoimun, seperti rheumatoid arthritis dan lupus
- Infeksi virus, seperti HIV/AIDS
- Penyakit yang mengakibatkan gangguan pernapasan
- Kanker
Gejala Polimiositis
Gejala umum polimiositis adalah melemahnya otot-otot di kedua sisi tubuh (kanan dan kiri). Kelemahan itu terutama dirasakan pada otot leher, bahu, punggung, paha, dan panggul. Selain itu, polimiositis juga dapat ditandai gejala lain, seperti:
- Nyeri dan bengkak pada otot
- Nyeri sendi
- Kelelahan
- Demam
- Kesulitan menelan
- Penurunan berat badan
- Napas pendek yang disebabkan gangguan jantung dan paru-paru
- Fenomena Raynaud, yaitu gangguan aliran darah yang ditandai dengan jari-jari tangan atau kaki dingin dan pucat
- Ruam kemerahan atau kebiruan (dermatomiosis) akibat peradangan pada otot
Kapan harus ke dokter
Lakukan pemeriksaan ke dokter jika Anda mengalami gejala yang disebutkan di atas, terutama bila memiliki penyakit autoimun sebelumnya. Pemeriksaan dokter perlu dilakukan untuk mengetahui penyebabnya sehingga pengobatan yang diberikan sesuai dan efektif.
Anda juga perlu segera ke dokter jika mengalami gejala di atas yang disertai dengan sulit bernapas atau sulit menelan.
Jika Anda didiagnosis mengalami polimiositis, lakukan kontrol rutin sesuai jadwal yang diberikan oleh dokter. Hal ini bertujuan untuk memantau kondisi penyakit dan respons tubuh Anda terhadap obat yang diberikan dokter, serta untuk mencegah terjadinya komplikasi.
Diagnosis Polimiositis
Untuk mendiagnosis polimiositis, dokter akan melakukan tanya jawab seputar gejala yang dialami pasien, kemudian melakukan pemeriksaan fisik untuk menilai kekuatan otot pasien.
Polimiositis terkadang salah diartikan sebagai distrofi otot karena beberapa kemiripan gejalanya. Untuk memastikan diagnosis, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan penunjang berikut:
- Tes darah, untuk mendeteksi kerusakan jaringan otot melalui peningkatan enzim creatine phosphokinase (CPK) dan untuk menilai kenaikan kadar antibodi tertentu
- Pemindaian dengan MRI, untuk melihat kondisi otot dan menilai ada tidaknya tanda-tanda peradangan pada otot
- Elektromiografi, untuk melihat aktivitas listrik pada otot
- Biopsi otot, untuk mendeteksi sel atau jaringan yang tidak normal, termasuk tanda peradangan pada otot, dengan mengambil dan memeriksa sampel jaringan otot
Pengobatan Polimiositis
Belum ada obat untuk menyembuhkan polimiositis. Pengobatan baru sebatas untuk meredakan gejala, serta meningkatkan kekuatan dan fungsi otot.
Metode pengobatan polimiositis tergantung pada usia, gejala, dan kondisi pasien. Dokter mungkin akan melakukan lebih dari satu metode. Pilihan pengobatan juga bisa berubah seiring berjalannya waktu, tergantung pada kondisi pasien.
Secara umum, beberapa metode pengobatan polimiositis adalah:
Obat-obatan
Pemberian obat-obatan bertujuan untuk mengatasi peradangan atau meredakan keluhan polimiositis. Beberapa jenis obat yang bisa diberikan adalah:
- Kortikosteroid, untuk meredakan keluhan dan mengatasi peradangan
- Obat imunosupresan, seperti azathioprine dan methotrexate, untuk menekan atau menghambat sistem imun
- Intravenous of immunoglobulins (IVIG), untuk membantu menghambat aktivitas sistem imun yang merusak jaringan otot
Fisioterapi
Fisioterapi merupakan latihan yang berfokus untuk menguatkan otot. Fisioterapi bermanfaat untuk mengembalikan fungsi gerak yang berkurang akibat polimiositis.
Selain menjalani pengobatan dari dokter, pasien juga disarankan untuk beristirahat, mengompres bagian yang mengalami peradangan dengan air hangat, serta menggunakan korset atau alat penahan (brace). Hal ini bertujuan untuk meredakan keluhan dan membantu pergerakan otot.
Komplikasi Polimiositis
Kelemahan otot akibat poliomiositis bisa memberat seiring berjalannya waktu. Hal ini dapat menghambat aktivitas penderitanya. Selain itu, polimiositis juga meningkatkan risiko munculnya beberapa penyakit berikut:
- Infeksi
- Gangguan pernapasan, seperti penyakit paru interstitial, fibrosis paru, atau pneumonia aspirasi
- Gangguan jantung, seperti gangguan irama jantung, perikarditis, gagal jantung, atau serangan jantung
- Disfagia
- Malabsorbsi
Pencegahan Polimiositis
Polimiositis sulit untuk dicegah karena penyebabnya belum diketahui secara pasti. Dalam beberapa kasus, menghindari penggunaan obat-obatan tertentu merupakan cara terbaik untuk mencegah polimiositis.
Oleh sebab itu, pastikan untuk berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu sebelum menggunakan obat-obatan apa pun.