Post-acute COVID-19 syndrome terjadi ketika penderita COVID-19 tetap merasa sakit atau mengalami gejala infeksi virus Corona walau telah dinyatakan sembuh. Mengapa hal ini bisa terjadi dan apa saja gejala yang dapat dialami penderitanya? Ketahui jawabannya dalam artikel berikut ini.
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa sekitar 65% penderita COVID-19 dapat sembuh total dan kembali sehat setelah 14–21 hari sejak orang tersebut dinyatakan positif terinfeksi virus Corona.
Bila Anda mengalami gejala infeksi virus Corona dan memerlukan pemeriksaan COVID-19, klik tautan di bawah ini agar Anda dapat diarahkan ke fasilitas kesehatan terdekat:
- Rapid Test Antibodi
- Swab Antigen (Rapid Test Antigen)
- PCR
Namun, ada pula penelitian lain yang menemukan bahwa gejala infeksi virus Corona bisa tetap dialami oleh penderitanya walau telah dinyatakan sembuh. Bahkan, dalam beberapa kasus, gejala infeksi tidak hilang sama sekali. Kondisi ini dikenal dengan istilah post-acute COVID-19 syndrome. Istilah tersebut kini juga memiliki nama lain, yaitu long-haul COVID-19.
Mengapa Post-acute COVID-19 Syndrome Terjadi?
Hingga saat ini, belum diketahui secara pasti penyebab terjadinya post-acute COVID-19 syndrome. Namun, beberapa faktor diduga berkontribusi terhadap lamanya proses pemulihan pada penderita COVID-19. Faktor-faktor tersebut meliputi:
- Gangguan pada sistem limfatik
- Masalah pada sistem saraf dan otak
- Gangguan sistem kekebalan tubuh
- Infeksi virus Corona berulang
- Peradangan kronis
- Stres
Post-acute COVID-19 syndrome bisa dialami oleh siapa saja, mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga lansia. Kondisi ini juga bisa dialami oleh penderita COVID-19 yang pernah memiliki riwayat penyakit kronis atau penyakit penyerta.
Apa Saja Gejala Post-acute COVID-19 Syndrome yang Perlu Diperhatikan?
Gejala COVID-19 yang menetap bisa bervariasi pada tiap penderita. Beberapa penderita hanya merasakan gejala ringan, tetapi ada pula penderita yang mengalami gejala berat.
Berikut ini adalah beberapa gejala post-acute COVID-19 syndrome yang dapat muncul:
- Batuk
- Demam
- Mudah lelah atau lemas
- Kurang nafsu makan
- Nyeri otot
- Saki tenggorokan
- Nyeri dada
- Sakit kepala
- Ruam kulit
- Gangguan pencernaan, misalnya sakit perut dan mual
- Gangguan fungsi indra penciuman (anosmia atau hiposmia)
Selain beberapa gejala di atas, seseorang yang terkena post-acute COVID-19 syndrome juga lebih berisiko mengalami beberapa masalah kesehatan lain, seperti:
- Gangguan pernapasan, misalnya radang paru-paru atau pneumonia
- Penyakit kardiovaskular, seperti miokarditis dan gagal jantung
- Peradangan pada beberapa organ atau jaringan tubuh
- Gangguan kesehatan mental, termasuk depresi dan gangguan cemas
- Gangguan saraf, misalnya sindrom Guillain-Barre
- Gangguan fungsi hati dan ginjal
- Gangguan pembekuan darah
- Limfadenopati
- Gangguan metabolisme
Berbagai gejala post-acute COVID-19 syndrome tersebut dapat menetap hingga beberapa minggu atau beberapa bulan. Sesuaikan aktivitas anda, termasuk dalam hal berolahraga, sembari kondisi fisik anda mengalami pemulihan dengan sempurna.
Agar senantiasa terhindar dari penyakit COVID-19 dan post-acute COVID-19 syndrome, penting bagi Anda untuk selalu menerapkan protokol kesehatan dengan rajin mencuci tangan, menjaga jarak fisik, memakai masker saat beraktivitas di luar rumah, dan menghindari keramaian.
Jika Anda mengalami gejala demam, batuk, dan sesak napas, terutama bila Anda memiliki riwayat kontak dengan penderita COVID-19, segera lakukan isolasi mandiri dan hubungi hotline COVID-19 di 119 ext. 9 untuk mendapatkan pengarahan lebih lanjut. Anda juga bisa berkonsultasi dengan dokter melalui fitur chat di aplikasi ALODOKTER.