Premarital check up adalah rangkaian pemeriksaan kesehatan untuk persiapan sebelum menikah. Pemeriksaan ini bermanfaat bagi calon pengantin untuk mempersiapkan kehidupan keluarga baru yang sehat dan bahagia.
Premarital check up dapat membantu calon pasangan suami istri untuk lebih memahami kondisi kesehatan masing-masing. Melalui pemeriksaan ini, calon pengantin dapat memastikan bahwa mereka sudah sehat secara jasmani dan tidak berpenyakit. Kalaupun ada, penyakit bisa ditemukan lebih dini dan segera ditangani.
Premarital check up juga bermanfaat untuk melindungi diri sendiri, pasangan, maupun calon buah hati dari penyakit menular. Hasil premarital check up dapat digunakan untuk membantu merencanakan kehamilan dan persalinan yang sehat, baik pada ibu maupun anak kelak.
Pasangan yang akan menikah biasanya disarankan untuk menjalani premarital check up sekitar 3–6 bulan sebelum menikah. Tujuannya adalah agar masih ada waktu untuk menjalani pengobatan sebelum pernikahan jika memang ditemukan penyakit.
Jenis Premarital Check Up dan Manfaatnya
Premarital check up dapat dilakukan di berbagai fasilitas kesehatan atau rumah sakit. Ada pula layanan kesehatan yang menyediakan fasilitas berupa dokter atau perawat yang datang ke rumah untuk pemeriksaan ini.
Ada banyak jenis tes kesehatan sebelum menikah yang bisa dipilih oleh calon suami istri. Bahkan pilihan-pilihan yang tersedia terkadang bisa menyebabkan bingung. Oleh sebab itu, untuk memastikan jenis tes apa yang diperlukan, Anda dan pasangan dapat berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter, bisa secara langsung atau online.
Melalui konsultasi sebelum pemeriksaan, Anda dan pasangan bisa mengetahui tes apa yang sesuai dengan riwayat kesehatan dan faktor risiko masing-masing.
Jenis-jenis premarital check up yang umum direkomendasikan untuk calon suami istri antara lain:
1. Konsultasi dan pemeriksaan fisik
Konsultasi pada premarital check up bermanfaat untuk mengetahui riwayat penyakit pada masing-masing calon pengantin dan keluarganya. Apabila ada risiko terjadinya penyakit tertentu, dokter dapat mengarahkan perubahan pola hidup dan upaya pencegahan untuk menghindari penyakit tersebut.
Pemeriksaan fisik dalam premarital check up bermanfaat untuk melihat kondisi kesehatan secara umum. Pemeriksaan fisik yang dapat dilakukan antara lain pengukuran tinggi dan berat badan, lingkar tubuh, serta tekanan darah.
Pengukuran badan dan tekanan darah dapat menunjukkan risiko penyakit kardiovaskular lebih dini pada calon suami istri dan hipertensi pada kehamilan bagi calon ibu. Jika kondisi ini dideteksi dan ditangani lebih awal, risiko terjadinya penyakit yang lebih serius akan menurun.
2. Tes golongan darah
Tes golongan darah pada premarital check up bermanfaat untuk mempersiapkan diri bila ada keadaan darurat yang memerlukan donor darah.
Tes golongan darah juga berguna untuk mempersiapkan kehamilan dan mencegah terjadinya inkompatibilitas rhesus pada pasangan yang istrinya memiliki rhesus negatif, sedangkan suaminya memiliki rhesus positif.
3. Tes HIV
Tes HIV adalah salah satu premarital check up yang wajib dilakukan oleh calon suami istri. Manfaatnya adalah untuk mengetahui sedini mungkin apakah salah satu atau keduanya ada yang memiliki infeksi ini.
Jika diketahui lebih awal, pasangan yang positif HIV akan diarahkan untuk menjalani pengobatan secepat mungkin. Dengan penanganan yang tepat, jumlah virus di dalam tubuh dapat ditekan menjadi sangat rendah. Hal ini dapat mencegah penularan ke pasangan maupun calon buah hati.
4. Tes hepatitis B dan hepatitis C
Hepatitis B dan hepatitis C merupakan penyakit yang bisa menular melalui hubungan seksual atau melalui plasenta dan proses persalinan. Dengan kata lain, penyakit ini bisa menular antarpasangan atau dari ibu ke janin. Oleh karena itu, pemeriksaan penyakit ini dianjurkan sebelum menikah.
Premarital check up dilakukan agar hepatitis B atau hepatitis C bisa terdeteksi dan ditangani lebih awal. Hal ini akan mengurangi risiko terjadinya penularan infeksi ke pasangan atau ke anak jika kehamilan terjadi setelah hepatitis ditangani.
5. Tes gula darah
Gula darah tinggi dapat menunjukkan adanya diabetes. Jika terjadi pada pria, kondisi ini dapat menurunkan kesuburan. Sementara pada wanita, diabetes dapat menyebabkan gangguan pada kehamilan, seperti preeklamsia atau kelahiran prematur.
Diabetes juga dapat meningkatkan risiko terjadinya komplikasi berupa penyakit kardiovaskular, seperti serangan jantung atau stroke. Tidak hanya mengancam nyawa, komplikasi ini bisa berdampak besar pada kondisi ekonomi dan psikologis keluarga.
Komplikasi diabetes dapat dicegah jika kondisi ini ditangani secara dini. Oleh karena itu, pasangan yang berencana membangun keluarga direncanakan untuk menjalani premarital check up ini.
6. Tes TORCH
Penyakit TORCH, seperti toksoplasma, rubella, dan herpes simplex, pada kehamilan dapat menyebabkan keguguran atau kelahiran prematur. Oleh karena itu, pemeriksaan TORCH penting untuk calon pasangan yang ingin segera merencanakan kehamilan.
Karena beberapa infeksi TORCH ada yang menular melalui hubungan seksual, tes ini juga sebaiknya dilakukan pada calon suami. Jika ditangani lebih cepat, risiko terjadinya penularan dan efek samping pada janin akan berkurang.
Selain pemeriksaan di atas, beberapa rumah sakit atau fasilitas kesehatan lain juga menyediakan pilihan pemeriksaan tambahan, seperti:
- Pemeriksaan organ reproduksi, untuk menilai kondisi atau mencari kelainan yang mungkin terjadi pada organ reproduksi
- Tes alergi, untuk mengetahui apakah ada alergi yang dapat diturunkan ke anak
- Tes genetik, untuk mencari kelainan genetik yang mungkin bisa diturunkan ke anak, terutama bila calon pengantin memiliki keluarga dengan penyakit genetik tertentu
- Tes urine, untuk mendeteksi keberadaan sel darah putih di dalam urine yang bisa menjadi tanda infeksi saluran kemih
- Pemeriksaan IVA atau pap smear, untuk mendeteksi kanker leher rahim (serviks) bagi calon pengantin yang pernah menikah sebelumnya
Peringatan Premarital Check Up dan Larangannya
Premarital check up umumnya dilakukan dengan tes darah dan tes urine. Oleh karena itu, tidak ada larangan atau peringatan khusus yang harus diperhatikan sebelum menjalani pemeriksaan ini.
Namun, ada beberapa hal yang perlu diketahui sebelum menjalani premarital check up:
- Beri tahu dokter mengenai penggunaan suplemen, produk herbal, atau obat-obat yang sedang digunakan. Konsumsi obat tertentu mungkin perlu dihentikan sementara karena dapat memengaruhi hasil pemeriksaan.
- Informasikan kepada dokter mengenai riwayat penyakit selengkap mungkin dari kedua pihak pengantin, termasuk riwayat infeksi menular seksual
- Pastikan untuk memberi tahu dokter jika terdapat riwayat penyakit genetik pada keluarga
Sebelum Premarital Check Up
Premarital check up tidak memiliki persyaratan khusus. Namun, dokter mungkin akan meminta pasien untuk melakukan hal-hal berikut sebelum pemeriksaan ini:
- Beristirahat dan tidur yang cukup agar pembuluh darah Anda mudah terlihat ketika pengambilan sampel darah.
- Berpuasa selama 6–8 jam sebelum prosedur dilakukan. Ikuti aturan puasa yang diberikan oleh dokter.
- Mengenakan pakaian yang bagian lengannya mudah digulung pada hari pemeriksaan.
Hal-hal yang perlu dipersiapkan sebelum premarital check up dapat berbeda-beda, tergantung pada rangkaian tes yang Anda dan pasangan pilih. Oleh karena itu, pastikan untuk bertanya kepada dokter mengenai hal-hal yang perlu disiapkan.
Prosedur Premarital Check Up
Rangkaian tes dalam premarital check up biasanya dilakukan dengan mengambil sampel darah. Berikut adalah langkah pengambilan sampel darah yang dilakukan dokter dalam prosedur ini:
- Mengikat tali elastis di lengan pasien agar pembuluh darah di lengan bisa terlihat lebih jelas
- Membersihkan area yang akan diambil sampel darahnya dengan alkohol pembersih
- Menusukkan jarum suntik untuk mengambil sampel darah, kemudian melepas ikatan pada lengan
- Mencabut jarum dan menekan bekas suntikan agar tidak mengalir ke luar, lalu menutupnya dengan plester
Setelah Premarital Check Up
Jika disarankan untuk berpuasa sebelum premarital check up, Anda atau calon pasangan biasanya bisa langsung makan dan minum setelah pemeriksaan selesai. Begitu juga dengan konsumsi obat yang tadinya diminta untuk dihentikan.
Dokter akan menyampaikan hasil tes sekitar 1–2 hari, tergantung pada jenis pemeriksaan yang dijalani.
Bila ada hasil premarital check up yang tidak normal, Anda dan calon pasangan bisa berkonsultasi ke dokter. Jika diperlukan tindakan medis lebih lanjut, dokter juga dapat merujuk Anda atau calon pasangan untuk datang ke rumah sakit atau dokter spesialis yang sesuai.
Sebagai contoh, bila tes HIV menunjukkan hasil positif dari salah satu pasien, dokter akan memberikan pengobatan dan konsultasi pencegahan penularan HIV ke pasangan.
Selain itu, bila kedua pasangan ingin memiliki momongan, dokter bisa meresepkan obat-obatan, baik kepada ibu maupun bayi, selama kehamilan dan setelah persalinan. Perlu diketahui bahwa penderita HIV masih dapat membangun keluarga dan memiliki keturunan.
Efek Samping dan Komplikasi Premarital Check Up
Premarital check up merupakan prosedur yang aman dilakukan. Pasien mungkin hanya akan merasakan pusing dan sedikit nyeri saat darahnya diambil. Memar juga bisa muncul di area bekas pengambilan darah, tetapi akan hilang dalam beberapa hari.