Promedex adalah obat untuk meredakan batuk karena alergi. Obat batuk ini juga bisa digunakan saat mengalami batuk pilek (common cold), bronkitis, atau flu. Promedex dijual bebas dalam sediaan tablet dan sirop.
Promedex memiliki bahan aktif utama berupa dextromethorphan dan guaifenesin. Dextromethorphan mengurangi intensitas batuk kering dengan cara menekan refleks batuk di otak. Sementara itu, guaifenesin mengatasi batuk berdahak dengan cara mengencerkan lendir kental di saluran napas sehingga mudah dikeluarkan saat batuk.
Promedex sediaan tablet dilengkapi dengan chlorpheniramine, sedangkan Promedex bentuk sirop mengandung bahan tambahan berupa promethazine. Kedua zat aktif ini punya cara kerja yang sama, yakni menekan efek histamin pemicu gejala alergi, seperti bersin-bersin, hidung tersumbat, atau pilek.
Produk Promedex
Berikut adalah varian Promodex beserta rincian kandungannya:
- Promedex 4 Tablet, yang mengandung 100 mg guaifenesin, 15 mg dextromethorphan, dan 1 mg chlorpheniramine maleate per tablet
- Promedex 10 Tablet, yang mengandung 100 mg guaifenesin, 15 mg dextromethorphan, dan 1 mg chlorpheniramine maleate per tablet
- Promedex Sirup, yang mengandung 50 mg guaifenesin, 5 mg dextromethorphan, 5 mg promethazine, dan 197 sodium citrate dalam satu sendok takar (5 ml)
Promedex tergolong sebagai obat bebas terbatas, yang bisa dibeli tanpa resep dokter.
Apa Itu Promedex
Bahan aktif | Guaifenesin, dextromethorphan, dan chlorpheniramine maleate, untuk Promedex sediaan tablet |
Guaifenesin, dextromethorphan, promethazine, dan sodium citrate untuk Promedex sediaan sirop | |
Golongan | Obat bebas terbatas |
Kategori | Obat batuk alergi kombinasi antitusif (penekan batuk), ekspektoran, dan antihistamin |
Manfaat | Meredakan batuk yang disebabkan oleh alergi (batuk alergi) |
Dikonsumsi oleh | Dewasa dan anak usia ≥2 tahun |
Promedex untuk ibu hamil | Kategori C: Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping dextromethorphan, promethazine, atau guaifenesin terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada ibu hamil. |
Obat ini hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin. | |
Promedex untuk ibu menyusui | Penggunaan Promedex selama masa menyusui harus atas persetujuan dan arahan dokter. |
Bentuk obat | Tablet dan sirop |
Peringatan sebelum Menggunakan Promedex
Ada beberapa hal penting yang perlu Anda perhatikan sebelum menggunakan Promedex, baik untuk diri sendiri maupun memberikannya kepada anak, yaitu:
- Jangan mengonsumsi Promedex jika memiliki alergi terhadap salah satu bahan aktif pada kandungan obat ini. Bila ragu, beri tahu dokter tentang riwayat alergi yang dimiliki sebelum menggunakan Promedex.
- Jangan memberikan Promedex kepada anak usia <2 tahun tanpa persetujuan dokter.
- Pastikan untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan Promedex jika sedang mengalami batuk dengan dahak yang banyak, batuk berdarah, atau batuk kronis.
- Bicarakan terlebih dahulu dengan dokter mengenai penggunaan Promedex jika memiliki gangguan pernapasan menahun, seperti asma.
- Berkonsultasilah ke dokter sebelum menggunakan Promedex jika sedang mengalami sumbatan di lambung atau usus, glaukoma, atau susah buang air kecil, misalnya karena pembesaran prostat.
- Diskusikan mengenai penggunaan Promedex ke dokter jika memiliki penyakit liver, penyakit Parkinson, trombositopenia, leukopenia, sindrom Reye, tukak lambung, tukak usus dua belas jari, feokromositoma, penyakit ginjal, epilepsi, atau penyakit tiroid.
- Konsultasikan dengan dokter mengenai penggunaan Promedex jika menderita hipertensi, penyakit jantung, atau baru-baru ini mengalami serangan jantung.
- Diskusikan mengenai penggunaan Promedex Sirup ke dokter jika menderita diabetes. Obat batuk cair biasanya mengandung gula yang perlu dibatasi konsumsinya oleh penderita penyakit tersebut.
- Hindari penggunaan Promedex pada masa kehamilan atau menyusui, kecuali jika disarankan oleh dokter.
- Konsultasikan mengenai penggunaan Promedex jika sedang menjalani terapi dengan obat tertentu, termasuk suplemen dan produk herbal. Tujuannya adalah untuk mencegah terjadinya interaksi obat yang tidak diinginkan.
- Jangan langsung mengemudi atau melakukan aktivitas yang memerlukan kewaspadaan setelah minum Promedex. Kandungan obat ini bisa menyebabkan kantuk, pusing, dan penglihatan buram sementara waktu. Pastikan kondisi Anda sudah benar-benar prima sebelum melakukan kegiatan tersebut.
- Beri tahu dokter bahwa Anda atau anak sedang mengonsumsi Promedex jika direncanakan untuk menjalani operasi atau pemeriksaan medis tertentu, seperti tes alergi.
- Hindari konsumsi minuman beralkohol selama menggunakan Promedex. Alkohol bisa menambah berat efek samping obat ini.
- Segera hubungi dokter jika mengalami reaksi alergi obat atau efek samping serius setelah mengonsumsi Promedex.
Dosis dan Aturan Pakai Promedex
Berikut ini adalah dosis Promedex sebagai obat batuk berdasarkan sediaannya:
Promedex sediaan tablet
- Dewasa dan anak usia >12 tahun: 1 tablet, 3 kali sehari.
- Anak usia 6–12 tahun: ½ tablet, 3 kali sehari.
Promedex sediaan sirop
- Dewasa dan anak usia >12 tahun: 2–3 sendok takar (10–15 ml), 3 kali sehari.
- Anak usia 6–12 tahun: 1 sendok takar (5 ml), 3 kali sehari.
- Anak usia 2–6 tahun: ½ sendok takar (2,5 ml), 3 kali sehari.
Cara Menggunakan Promedex dengan Benar
Pastikan untuk menggunakan Promedex sesuai petunjuk yang tertera pada kemasan obat, atau ikuti anjuran dokter. Jangan menambah atau mengurangi dosis yang dianjurkan tanpa berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter.
Berikut adalah panduan penggunaan Promedex yang benar:
- Promedex bisa dikonsumsi sebelum atau sesudah makan.
- Telan tablet Promedex dengan air putih.
- Jika menggunakan Promedex sediaan sirop, pastikan untuk mengocok botol sebelum obat dikonsumsi. Gunakan sendok takar yang disertakan dalam kemasan agar dosisnya akurat.
- Perbanyaklah minum air putih selama mengalami batuk. Tujuannya adalah untuk membantu mengencerkan dahak dan melegakan pernapasan.
- Hentikan konsumsi Promedex jika batuk sudah mereda. Obat batuk ini digunakan ketika ada keluhan saja.
- Minumlah air sesering mungkin dan isaplah perman jika timbul keluhan mulut kering selama menggunakan Promedex. Hubungi dokter jika keluhan tersebut tidak membaik atau malah makin parah.
- Hubungi dokter jika batuk tidak berkurang atau malah makin parah setelah 7 hari mengonsumsi Promedex, atau jika batuk disertai demam, sakit tenggorokan yang parah, dan ruam kulit. Anda bisa melakukan konsultasi online dengan dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut yang cepat.
- Simpan Promedex di tempat bersuhu ruangan, kering, dan terhindar dari sinar matahari langsung. Jauhkan obat ini dari jangkauan anak-anak.
Interaksi Promedex dengan Obat Lain
Dextromethorphan, promethazine, dan chlorpheniramine pada Promedex bisa berinteraksi dengan obat tertentu jika digunakan secara bersamaan. Efek interaksi yang bisa terjadi antara lain:
- Meningkatkan risiko terjadinya sindrom serotonin jika digunakan bersama antidepresan golongan SSRIs atau trisiklik
- Meningkatkan risiko terjadinya efek samping dextromethorphan jika digunakan dengan haloperidol atau amiodarone
- Meningkatkan risiko terjadinya efek samping berupa pusing, kantuk, dan sulit berkonsentrasi jika digunakan dengan antihistamin, obat pereda nyeri opioid, obat tidur, obat penenang, obat bius, atau obat antipsikotik
- Meningkatkan risiko terjadinya overdosis phenytoin
- Menurunkan ambang kejang jika digunakan dengan obat anestesi lokal
- Menurunkan efektivitas obat epinephrine
- Menyamarkan gejala kerusakan organ pendengaran (ototoksisitas) yang disebabkan oleh obat salisilat
Agar terhindar dari efek interaksi yang tidak diinginkan, konsultasikan ke dokter jika akan menggunakan Promedex bersama obat, suplemen, atau produk herbal apa pun.
Efek Samping dan Bahaya Promedex
Efek samping yang bisa timbul akibat konsumsi Promedex adalah:
- Mual atau muntah
- Sembelit
- Pusing
- Kantuk
Penggunaan obat batuk berisi guaifenesin, dextromethorphan, dan promethazine atau chlorpheniramine, seperti Promedex, juga bisa menimbulkan:
- Diare
- Gelisah
- Susah tidur
- Mulut kering
- Sakit kepala
- Penglihatan buram sementara
Segera hubungi dokter jika mengalami reaksi alergi obat atau efek samping yang mengganggu, termasuk:
- Pusing berat seperti akan pingsan
- Detak jantung terlalu cepat atau tidak beraturan
- Tidak bisa buang air kecil atau urine yang keluar makin sedikit
- Gemetar (tremor)
- Mudah memar atau perdarahan yang tidak jelas penyebabnya
- Linglung atau muncul halusinasi
- Sesak napas atau napas dangkal
- Nyeri mata yang timbul mendadak, melihat lingkaran pelangi saat menatap cahaya, penglihatan buram yang tidak kunjung membaik, kehilangan penglihatan atau buta
- Gejala gangguan liver, seperti nyeri perut bagian kanan atas, hilang nafsu makan, urine berwarna gelap, tinja berwarna pucat seperti dempul, kulit dan bagian putih mata menguning
- Demam tinggi, kaku otot, lelah yang berat, denyut jantung cepat, dan keringat yang berlebihan
Untuk mendapatkan respons yang cepat, Anda bisa melakukan konsultasi online melalui Chat Bersama Dokter. Dokter dapat memberikan saran dan pengobatan untuk meredakan efek samping.
Jika terdapat gejala alergi obat dan keluhan memberat, segera ke IGD rumah sakit terdekat untuk mendapatkan pertolongan medis secepatnya.