Pseudoephedrine adalah obat yang dapat digunakan untuk mengatasi gejala hidung tersumbat akibat flu, batuk pilek, alergi, sinusitis, atau bronkitis. Obat ini tersedia dalam bentuk tablet, sirop, dan tetes.

Pseudoephedrine merupakan dekongestan. Obat ini bekerja dengan cara mengurangi pembengkakan pembuluh darah di rongga hidung. Dengan begitu, penderita hidung tersumbat dapat bernapas lebih lega.  Pseudoephedrine dapat ditemukan dalam bentuk obat tunggal atau dikombinasikan dengan obat lain.

alodokter-pseudoephedrine

Merek dagang pseudoepherine: ActifedAerius D-12, Alco, Alco Plus, Alco Plus DMP, Aldisa SRDecolgen, Decolgen FXDemacolin, Devosix, Edorisan, Flugesic, Hufagripp , Hufahed, Hustadin, IafedInza, Lanos, Lanos Plus, Lapifed, Mertisal, Neo Protifed, OBH Combi Anak Batuk Plus Flu Rasa Jeruk, OBH Combi Anak Batuk Plus Flu Rasa Madu, OBH Combi Anak Batuk Plus Flu Rasa StrawberyOBH Combi Batuk Plus Flu Rasa Menthol, Pimacolin Plus, Triaminic Ekspektoran & Pilek, Rhinos Neo, Rhinos Junior, Rhinofed, Rycox, Siladex Flu, Stop ColdTermorex Plus, Trifedrin, Triaminic Pilek, Tremenza, Trifed, Telfast Plus, Triaminic Batuk & Pilek, Zentra

Apa Itu Pseudoepherine

Golongan Obat bebas terbatas
Kategori Dekongestan
Manfaat Meredakan hidung tersumbat 
Digunakan oleh Dewasa dan anak-anak
Pseudoephedrine untuk ibu hamil Kategori N: Belum dikategorikan.
Ibu hamil trimester pertama disarankan untuk menghindari penggunaan pseudoephedrine karena obat ini diduga dapat menyebabkan kelainan kongenital. Konsultasikan penggunaan obat ini dengan dokter jika Anda sedang hamil.
Pseudoephedrine untuk ibu menyusui Pseudoephedrine dapat terserap ke dalam ASI. Bila Anda sedang menyusui, konsultasikan penggunaan obat ini dengan dokter.
Bentuk obat Sirop, tablet, tablet lepasa lambat, dan drops (tetes oral)

Peringatan sebelum Menggunakan Pseudoepherine

Pseudoephedrine tidak boleh dikonsumsi secara sembarangan. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum mengonsumsi obat ini, antara lain:

  • Jangan mengonsumsi pseudoephedrine jika Anda alergi terhadap obat ini.
  • Konsultasikan dengan dokter perihal penggunaan pseudoephedrine jika Anda alergi terhadap simpatomimetik lain, seperti ephedrine atau phenylephrine.
  • Jangan mengonsumsi pseudoephedrine jika Anda sedang menggunakan obat-obatan golongan inhibitor monoamine oksidase (MAOI) dalam 14 hari terakhir.
  • Jangan memberikan pseudoephedrine kepada anak usia kurang dari 4 tahun.
  • Jangan langsung melakukan aktivitas yang membutuhkan kewaspadaan, seperti mengemudikan kendaraan setelah mengonsumsi pseudoephedrine, karena obat ini dapat menyebabkan sakit kepala dan pusing pada beberapa orang.
  • Konsultasikan dengan dokter mengenai penggunaan pseudoephedrine jika Anda pernah atau sedang menderita diabetes, sulit buang air kecil akibat pembesaran prostat, penyakit jantung, aritmia, nyeri dada, hipertensi, penyakit ginjal, penyakit liver, glaukoma, atau hipertiroidisme.
  • Konsultasikan dengan dokter perihal konsumsi pseudoephedrine tablet lepas lambat jika Anda sedang menderita penyempitan saluran kerongkongan, lambung, atau usus.
  • Konsultasikan dengan dokter mengenai penggunaan pseudoephedrine jika Anda sedang menggunakan obat lain, termasuk suplemen dan produk herbal, untuk mengantisipasi interaksi obat.
  • Konsultasikan dengan dokter mengenai konsumsi pseudoephedrine jika Anda sedang hamil, menyusui, atau sedang merencanakan kehamilan.
  • Beri tahu dokter bahwa Anda sedang mengonsumsi pseudoephedrine sebelum menjalani operasi, termasuk operasi gigi.
  • Segera ke dokter jika Anda mengalami reaksi alergi obat atau efek samping serius setelah mengonsumsi pseudoephedrine.

Dosis dan Aturan Pakai Pseudoephedrine

Dosis pseudoephedrine dapat berbeda-beda pada tiap pasien. Berikut ini adalah dosis umum pseudoephedrine untuk mengatasi hidung tersumbat:

  • Dewasa dan anak usia >12 tahun
    Dosis awal: 30–60 mg, tiap 4–6 jam. Dosis maksimal 240 mg per hari.
    Dosis penggunaan untuk tablet lepas lambat adalah 120 mg, tiap 12 jam sesuai kebutuhan.
  • Anak usia 612 tahun
    Dosis awal: 30 mg, tiap 6 jam. Dosis maksimal 120 mg per hari.
  • Anak usia 2–5 tahun
    Dosis awal 15 mg, tiap 6 jam. Dosis maksimal 60 mg per hari.

Cara Menggunakan pseudoephedrine dengan Benar

Ikuti anjuran dokter dan baca informasi yang terdapat pada kemasan pseudoepherine sebelum mulai mengonsumsinya. Jangan menambah atau mengurangi dosis tanpa berkonsultasi dulu dengan dokter.

Pseudoephedrine dapat dikonsumsi sebelum atau sesudah makan. Telan tablet dalam keadaan utuh dengan air, tanpa mengunyah atau membelahnya terlebih dahulu, kecuali jika dokter menyarankannya.

Jika Anda mengonsumsi pseudoephedrine dalam bentuk sirop atau obat tetes, kocok botol sebelum obat dikonsumsi. Bila ada, gunakan sendok atau alat takar yang tersedia dalam kemasan agar dosisnya tepat.

Selama mengonsumsi obat yang mengandung pseudoephedrine, hindari makanan dan minuman yang mengandung kafein, seperti teh, kopi, cokelat, atau cola. Konsumsi pseudoephedrine bersama makanan dan minuman berkafein dapat meningkatkan risiko munculnya efek samping.

Pseudoephedrine tidak disarankan untuk penggunaan jangka panjang. Obat ini hanya digunakan ketika terdapat gejala hidung tersumbat. Hentikan penggunaan pseudoephedrine ketika gejala sudah hilang.

Konsultasikan dengan dokter jika kondisi yang diderita tidak membaik dalam 7 hari pengobatan, kondisi yang dialami memburuk, atau muncul gejala baru setelah mengonsumsi pseudoephedrine.

Simpan pseudoephedrine di tempat sejuk dan terhindar dari sinar matahari langsung. Jauhkan obat dari jangkauan anak-anak.

Interaksi Pseudoepherine dengan Obat Lain

Ada beberapa efek interaksi obat yang dapat terjadi jika pseudoephedrine  digunakan bersama obat-obatan tertentu, antara lain:

  • Penurunan efek antihipertensi dari metildopapenghambat beta, seperti bisoprolol; dan penghambat alfa, seperti terazosin dan prazosin
  • Penurunan efektivitas pseudoephedrine jika digunakan dengan urinary acidifiers, seperti asam fosfat kalium
  • Peningkatan risiko terjadinya efek samping jika pseudoephedrine digunakan dengan urinary alkalinizers, seperti kalium sitrat
  • Peningkatan tekanan darah jika digunakan dengan antidepresan trisiklik atau agen simpatomimetik lain, seperti dekongestan, obat penurun selera makan, atau stimulan, seperti amfetamin
  • Peningkatan risiko terjadinya krisis hipertensi dan efek samping yang fatal jika digunakan bersama obat golongan MAOI, seperti isocarboxazid atau selegiline

Efek Samping dan Bahaya Pseudoephedrine

Efek samping yang mungkin timbul setelah mengonsumsi pseudoephedrine adalah:

Lakukan pemeriksaan ke dokter jika keluhan yang disebutkan di atas tidak mereda atau justru memberat. Segera ke dokter jika Anda mengalami reaksi alergi obat, atau efek samping yang lebih serius, seperti:

  • Detak jantung cepat atau tidak beraturan (aritmia), atau jantung berdebar yang tidak kunjung berhenti atau terjadi berulang kali
  • Demam
  • Tubuh gemetar (tremor)
  • Kesulitan buang air kecil
  • Kulit memerah
  • Muncul bisul berisi nanah