Pulpitis adalah peradangan pada pulpa gigi, yaitu saluran akar gigi yang berisi saraf dan pembuluh darah. Kondisi ini dapat menimbulkan gejala berupa sakit gigi parah, bau mulut, serta nyeri saat mengonsumsi makanan atau minuman yang manis, dingin, atau panas.
Gigi memiliki beberapa lapisan yang terdiri dari lapisan terluar (enamel), lapisan tengah (dentin), dan saluran akar gigi (pulpa). Normalnya, enamel dan dentin berfungsi untuk melindungi pulpa dari infeksi.
Pada pulpitis, pulpa gigi meradang karena terinfeksi bakteri akibat kerusakan pada enamel dan dentin. Salah satu penyebab kerusakan pada lapisan tersebut adalah gigi berlubang yang tidak segera ditangani.
Penyebab Pulpitis
Penyebab pulpitis adalah kerusakan pada enamel dan dentin sehingga bakteri bisa masuk lebih dalam sampai ke akar gigi, kemudian menginfeksi dan menyebabkan peradangan. Bakteri penyebab infeksi biasanya berasal dari jenis Streptococcus mutans.
Kerusakan pada enamel dan dentin bisa terjadi karena beberapa penyakit atau kondisi berikut:
- Gigi berlubang
- Cedera pada gigi
- Gigi patah
- Kebiasaan menggesekkan gigi atas dan bawah (bruxism)
Faktor risiko pulpitis
Ada beberapa kondisi yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami pulpitis, yaitu:
- Kebersihan mulut yang tidak terjaga
- Konsumsi makanan dan minuman yang manis
- Olahraga yang bisa menyebabkan cedera pada gigi, seperti tinju
- Diabetes
Gejala Pulpitis
Pulpitis dapat menimbulkan gejala yang bervariasi, tergantung pada jenisnya. Jenis pulpitis itu sendiri umumnya dikelompokkan berdasarkan keparahannya.
Berikut adalah gejala-gejala pulpitis sesuai jenisnya:
Pulpitis reversibel
Pulpitis reversibel merupakan peradangan pulpa tahap awal yang masih tergolong ringan. Pengobatannya bisa dengan pengikisan bagian gigi yang rusak dan tambal gigi.
Pulpitis reversibel dapat menimbulkan gejala berupa:
- Sakit gigi
- Gigi sensitif terhadap makanan atau minuman dingin, panas, atau manis, tetapi mereda dalam 1–2 detik
Pulpitis ireversibel
Pada pulpitis ireversibel, peradangan pulpa sudah dalam dan makin parah. Untuk mengatasi kondisi ini, diperlukan perawatan akar gigi atau prosedur cabut gigi.
Pada pulpitis ireversibel, gejala yang dapat timbul antara lain:
- Bengkak di salah satu pipi
- Bengkak pada kelenjar getah bening di leher
- Rasa tidak enak di dalam mulut
- Bau mulut
- Sakit gigi setelah mengonsumsi makanan atau minuman panas, dingin, atau manis, yang tidak mereda dalam waktu beberapa menit
- Gigi sakit ketika diketuk
Kapan harus ke dokter
Segera ke dokter jika gigi terasa sakit atau menjadi sensitif, baik ketika mengunyah maupun tidak.
Pemeriksaan ke dokter juga perlu segera dilakukan bila gigi menjadi sakit setelah rahang terbentur atau gigi patah. Jika memiliki gigi yang telah ditambal dan terasa sakit, segera cari pertolongan medis agar mendapatkan penanganan yang tepat.
Diagnosis Pulpitis
Dokter akan bertanya terkait gejala dan riwayat kesehatan pasien, kemudian melakukan pemeriksaan gigi dengan menyemprotkan air atau mengetuk gigi yang bermasalah menggunakan alat.
Selain melakukan pemeriksaan gigi, dokter akan melakukan pemeriksaan foto Rontgen gigi. Melalui pemeriksaan ini, dokter dapat menilai kerusakan yang terjadi pada gigi dengan lebih jelas.
Pengobatan Pulpitis
Pengobatan pulpitis dapat dilakukan dengan mengombinasikan pemberian obat-obatan dan tindakan medis. Berikut adalah penjelasannya:
Pemberian obat-obatan
Sebelum melakukan tindakan medis, biasanya dokter akan terlebih dahulu meresepkan obat kepada penderita pulpitis untuk meredakan infeksi. Obat yang diberikan adalah antibiotik minum, seperti amoxicillin atau clindamycin.
Tindakan medis
Tindakan medis yang dilakukan oleh dokter akan disesuaikan dengan jenis pulpitis yang diderita. Pada pulpitis reversibel, dokter akan mengebor dan membuang bagian gigi yang rusak, kemudian menambalnya.
Sementara pada pulpitis ireversibel, dokter akan melakukan perawatan saluran akar gigi atau root canal treatment. Prosedur ini dilakukan dengan mengangkat saraf dan pembuluh darah kecil di dalam gigi.
Setelah perawatan saluran akar gigi, gigi yang bolong akan dikikis kemudian ditambal. Jika diperlukan, dokter akan melakukan pencetakan gigi untuk pemasangan crown atau mahkota gigi.
Jika tindakan di atas tidak efektif menangani pulpitis, atau pulpitis kambuh kembali setelah diobati, dokter dapat menyarankan prosedur cabut gigi. Setelah gigi dicabut, dokter akan menyarankan pemasangan implan gigi atau gigi palsu.
Setelah tindakan medis, pasien akan diberikan obat pereda nyeri, seperti asam mefenamat atau paracetamol, untuk mengurangi nyeri.
Komplikasi Pulpitis
Pulpitis yang tidak segera diobati dapat menimbulkan komplikasi berupa:
- Periodontitis
- Abses gigi
- Selulitis pada rahang
- Penyebaran infeksi ke rongga mata (selulitis orbita) jika pulpitis terjadi pada gigi atas
- Sinusitis jika gigi atas yang terkena pulpitis
Meskipun jarang, pulpitis juga bisa menyebabkan komplikasi berat berupa:
- Radang selaput otak (meningitis)
- Abses otak
- Infeksi parah pada dasar rahang bawah (angina Ludwig)
- Abses faring
- Radang pada rongga dada (mediastinitis)
- Radang pada selaput jantung (perikarditis)
Pencegahan Pulpitis
Cara utama untuk mencegah terjadinya pulpitis adalah dengan menjaga kesehatan gigi dan mulut. Beberapa upaya yang dapat dilakukan antara lain:
- Sikat gigi secara teratur menggunakan pasta gigi berflouride.
- Batasi konsumsi makanan dan minuman manis.
- Lakukan pemeriksaan rutin ke dokter gigi tiap 6 bulan sekali.
- Konsultasikan ke dokter gigi terkait perlunya pemasangan pelindung gigi jika mengalami bruxism.
- Gunakan alat pelindung diri ketika berolahraga dan berkendara.