Meski tidak menimbulkan rasa sakit atau gatal, adanya daging tumbuh di kulit bisa mengganggu penampilan. Kondisi ini sebenarnya tidak berbahaya dan dapat dihilangkan dengan berbagai cara. Akan tetapi, daging tumbuh bisa mengalami iritasi dan menjadi nyeri jika mendapatkan gesekan.
Setiap orang bisa memiliki daging tumbuh tanpa diketahui secara pasti alasannya. Namun, kondisi ini umumnya terjadi pada orang dewasa, lansia, dan orang yang mengalami obesitas atau diabetes. Wanita hamil juga berisiko mengalami daging tumbuh akibat perubahan hormon pada tubuhnya.
Fakta Seputar Daging Tumbuh
Dalam bahasa medis, daging tumbuh disebut dengan acrochordon atau skin tag. Benjolan ini biasanya tumbuh dengan ukuran kecil, yaitu sekitar 2–5 milimeter, dan dapat membesar seiring waktu.
Daging tumbuh bisa muncul di bagian tubuh mana saja, seperti ketiak, paha, kelopak mata, leher, dada, bawah payudara, dan bawah lipatan bokong, tetapi lebih sering tumbuh di area ketiak dan leher. Berikut ini adalah fakta lainnya tentang daging tumbuh yang perlu Anda ketahui:
1. Daging tumbuh tidak berbahaya
Daging tumbuh terbentuk dari jaringan serat kolagen yang telah mengendur dan pembuluh darah yang dikelilingi oleh kulit. Tumbuhnya daging diduga dipicu oleh gesekan kulit dengan pakaian atau bagian tubuh tertentu.
Umumnya, daging tumbuh memiliki warna yang serupa dengan warna kulit. Namun, bagian ini bisa saja berwarna lebih gelap. Meski begitu, skin tag atau daging tumbuh biasanya tidak berbahaya.
Karena tidak berbahaya, daging tumbuh jarang memerlukan penanganan khusus. Akan tetapi, penanganan diperlukan jika kondisi ini cukup mengganggu atau memicu iritasi akibat tumbuh di tempat yang mudah bergesekan dengan kulit atau benda lain, misalnya di lipatan paha, ketiak, payudara, atau jari tangan.
2. Daging tumbuh berbeda dengan kutil
Meski dianggap mirip dengan kutil, tetapi daging tumbuh dan kutil berbeda. Kutil cenderung memiliki tekstur yang agak kasar, sedangkan daging tumbuh lebih halus dan lunak. Selain itu, daging tumbuh umumnya menyerupai benjolan bertangkai, sedangkan kutil tidak.
Tak hanya itu, kutil umumnya disebabkan oleh human papillomavirus (HPV), sedangkan penyebab daging tumbuh belum diketahui secara pasti. Akan tetapi, faktor genetik atau keturunan diduga berperan dalam meningkatkan risiko seseorang mengalami daging tumbuh.
3. Daging tumbuh bisa dihilangkan
Sebenarnya, daging tumbuh tidak memerlukan perawatan khusus. Jika Anda merasa risih dan terganggu, jangan mencabut atau bahkan memotongnya sendiri di rumah, karena bisa memicu luka, perdarahan, dan infeksi kulit.
Apabila Anda ingin menghilangkan daging tumbuh, baik karena alasan kenyamanan atau penampilan, Anda bisa menghilangkannya melalui prosedur medis oleh dokter. Berikut ini adalah beberapa pilihan cara untuk membasmi daging tumbuh:
- Bedah listrik atau elektrokauter, dengan membakar jaringan pada daging tumbuh menggunakan energi listrik berfrekuensi tinggi
- Ligasi, dengan menggunakan benang bedah untuk memotong aliran darah menuju jaringan daging tumbuh
- Krioterapi atau terapi beku, dengan membekukan daging tumbuh menggunakan nitrogen cair
- Operasi pengangkatan daging, dengan memotong daging tumbuh menggunakan gunting atau pisau bedah
4. Daging tumbuh tidak menular
Daging tumbuh tidaklah menular. Selain itu, belum ada penelitian yang menyatakan bahwa menghilangkan daging tumbuh dapat memperbanyak pertumbuhannya. Akan tetapi, daging tumbuh memang dapat muncul kembali, meski telah dihilangkan dengan beberapa cara di atas.
Hingga saat ini, belum ada obat-obatan atau cara penanganan mandiri di rumah yang terbukti efektif untuk menghilangkan daging tumbuh. Jika memiliki daging tumbuh, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter terkait cara menghilangkannya yang aman.