Ada berbagai jenis katarak yang bisa terjadi. Jenis katarak ini dikategorikan berdasarkan letak katarak atau berdasarkan bagaimana katarak berkembang di mata penderita.
Sebenarnya semua jenis katarak memiliki satu kesamaan, yaitu mengeruhnya lensa mata yang menyebabkan gangguan penglihatan. Kebanyakan katarak terjadi pada orang lanjut usia (lansia) sebagai proses penuaan.
Akan tetapi, ada juga jenis katarak yang bisa terjadi pada usia muda, bahkan sejak lahir. Oleh karena itu, penting bagi Anda untuk mengetahui macam-macam jenis katarak guna mengantisipasi kondisi ini.
Ragam Jenis Katarak
Berikut ini adalah berbagai jenis katarak yang biasanya terjadi:
1. Katarak nuklir
Katarak nuklir merupakan jenis katarak yang terbentuk di bagian tengah lensa. Jenis katarak ini paling sering ditemui pada lansia. Pada lansia yang memiliki rabun dekat, gejala awal katarak nuklir bisa berupa perbaikan penglihatan, karena munculnya katarak menciptakan efek rabun jauh yang menetralkan kondisi rabun dekatnya.
Sementara pada lansia yang penglihatannya baik, katarak menyebabkan kondisi rabun jauh yang mengaburkan penglihatannya. Lama-kelamaan lensa akan mengeras, berubah menjadi kuning pekat kecokelatan, dan membuat penderitanya semakin susah melihat dan membedakan warna.
2. Katarak kortikal
Jenis katarak ini terjadi di tepi luar lensa atau di area yang dikenal sebagai korteks. Katarak kortikal membentuk area putih seperti jari-jari roda yang mengelilingi lensa. Kondisi ini membuat cahaya yang masuk ke mata jadi tersebar dan menyebabkan penderitanya sering merasa silau atau mengalami penglihatan yang kabur.
Biasanya, penderita katarak kortikal mengalami masalah penglihatan ketika mengemudi di malam hari, melihat objek yang jauh, dan membedakan warna. Orang dengan diabetes umumnya berisiko lebih tinggi terkena jenis katarak ini.
3. Katarak subcapsular
Terdapat 2 jenis katarak subscapsular, yaitu posterior dan anterior. Katarak subcapsular posterior terbentuk di area belakang lensa, tepat di jalur cahaya saat melewati lensa, dan biasanya disebabkan oleh diabetes. Sementara itu, katarak subcapsular anterior terletak di depan lensa yang biasanya disebabkan oleh cedera.
Katarak subcapsular cenderung berkembang lebih cepat dari berbagai jenis katarak lainnya. Umumnya, penderita katarak jenis ini mengalami gangguan penglihatan dalam jarak dekat (terutama saat membaca) dan kesulitan untuk melihat dalam pencahayaan yang terang.
4. Katarak kongenital
Katarak kongenital adalah jenis katarak yang terbentuk sejak bayi lahir atau selama masa kanak-kanak. Tanda bayi mengalami katarak adalah bagian tengah mata atau pupil terlihat abu-abu atau putih. Bahkan, seluruh pupil mungkin terlihat tertutup atau seolah berjumlah lebih dari satu (polycoria).
Dalam sebagian besar kasus, terjadinya katarak berkaitan dengan faktor genetik. Sementara pada kasus lainnya, katarak bisa disebabkan oleh kondisi atau penyakit tertentu, seperti penyakit rubella yang dialami ibu selama kehamilan dan kondisi galaktosemia pada bayi.
5. Katarak traumatik
Katarak traumatik bisa berkembang ketika ada cedera pada bola mata, misalnya akibat suhu panas, bahan kimia, atau serpihan batu. Katarak ini bisa terjadi segera setelah cedera atau baru muncul hingga beberapa tahun kemidian.
Selain berbagai jenis katarak yang telah disebutkan di atas, katarak juga bisa muncul setelah seseorang menjalani pengobatan radiasi, akibat efek samping operasi mata, maupun akibat penyalahgunaan obat steroid.
Jenis katarak yang berbeda bisa memiliki penyebab dan gejala yang berbeda pula. Jika Anda merasa mengalami gangguan penglihatan, sampaikan dengan sejelas-jelasnya keluhan yang Anda rasakan kepada dokter.
Sampaikan juga mengenai riwayat penggunaan kacamata atau riwayat cedera pada mata. Hal ini akan memudahkan dokter menentukan penyebab dan penanganan katarak yang tepat untuk Anda.