Raja singa atau sifilis adalah penyakit infeksi menular seksual (IMS) yang disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum. Jika ditangani dengan tepat, raja singa bisa sembuh sepenuhnya dan tidak memicu komplikasi serius yang dapat mengancam nyawa.
Raja singa atau sifilis dapat menular melalui hubungan seksual, termasuk seks oral dan seks anal, dengan orang yang sudah terinfeksi penyakit ini. Meski peluangnya sangat kecil, seseorang juga bisa tertular penyakit ini jika berciuman dengan pasangan yang memiliki luka sifilis di mulutnya.
Ibu yang memiliki riwayat raja singa juga rentan menularkan penyakit ini ke bayinya, baik selama kehamilan maupun persalinan. Penularan raja singa juga dapat terjadi melalui jarum suntik yang digunakan secara bersamaan dengan penderita raja singa.
Berbagai Gejala Raja Singa
Gejala raja singa berkembang secara bertahap dengan gejala yang bervariasi. Berikut ini adalah gejala raja singa berdasarkan tahapannya:
1. Tahap primer
Gejala pertama dari raja singa umumnya muncul pada 10–90 hari setelah terinfeksi, yang ditandai dengan munculnya luka kecil pada kulit yang disebut sebagai chancre. Luka ini umumnya tidak menimbulkan rasa nyeri dan muncul pada tempat masuknya bakteri, seperti penis, buah pelir, vagina, anus, bibir, atau di dalam mulut.
Oleh karena itu, banyak orang yang tidak menyadari telah terinfeksi penyakit menular seksual ini, apalagi jika luka muncul di area kelamin atau anus yang cenderung tidak terlihat. Luka akibat raja singa umumnya akan sembuh dengan sendirinya dalam kurun waktu 3–6 minggu.
Selain munculnya luka, penderita juga akan mengalami pembengkakan kelenjar getah bening di area kulit atau tubuh yang terinfeksi. Ini merupakan respon tubuh dalam melawan infeksi.
2. Tahap sekunder
Tahap sekunder terjadi ketika raja singa tahap primer tidak tertangani. Gejala dari tahap sekunder ditandai dengan timbulnya ruam yang tidak gatal. Ruam ini dapat terjadi ketika luka berada dalam tahap penyembuhan atau baru sembuh, yaitu sekitar 4–10 minggu setelah tahap primer terjadi.
Ruam akibat raja singa bisa timbul di berbagai area tubuh, termasuk dada, perut, punggung, tangan, dan telapak kaki. Ciri ruam ini yaitu berwarna merah atau kecoklatan dan terasa kasar.
Selain ruam, gejala raja singa pada tahap ini juga bisa berupa demam, kelelahan, sakit tenggorokan, nyeri sendi, sakit kepala, rambut rontok, dan penurunan berat badan. Gejala-gejala tersebut biasanya akan hilang dengan sendirinya. Namun, jika tidak diobati, gejala raja singa bisa muncul kembali, bahkan menyebabkan infeksi lebih lanjut.
3. Tahap laten
Pada tahap ini, raja singa tidak lagi menimbulkan gejala apa pun selama bertahun-tahun. Namun, bakteri penyebab raja singa masih hidup di dalam tubuh dan masih dapat ditularkan kepada orang lain.
4. Tahap tersier
Setelah tahap laten, 30–40% penderita raja singa yang tidak mendapatkan pengobatan akan mengalami komplikasi. Ini terjadi pada tahapan tersier atau tahapan lanjut. Tahapan tersier biasanya dialami pada 10–30 tahun setelah infeksi pertama terjadi.
Pada tahap ini, organ tubuh, seperti jantung, otak, pembuluh darah, hati, tulang, sendi, atau saraf, dapat mengalami kerusakan. Pada tahap tersier, penyakit raja singa masih bisa diobati, tetapi kerusakan organ tubuh sudah bersifat permanen sehingga dapat mengancam nyawa penderitanya.
Penanganan Raja Singa
Raja singa bisa disembuhkan, terlebih jika cepat terdiagnosa. Oleh karena itu, Anda disarankan untuk berkonsultasi kepada dokter jika mengalami gejala raja singa, terlebih jika Anda pernah berhubungan seksual tanpa pengaman, suka bergonta-ganti pasangan seksual, atau menderita penyakit menular seksual lainnya, seperti gonore, herpes, dan klamidia.
Untuk memastikan apakah Anda terkena raja singa atau tidak, dokter perlu untuk melakukan beberapa pemeriksaan, yaitu pemeriksaan fisik, tes darah, dan pemeriksaan sampel luka.
Jika hasil pemeriksaan Anda positif raja singa, dokter akan memberikan antibiotik dan penanganan lain yang sesuai dengan tingkat keparahan infeksi. Obat antibiotik yang biasanya diresepkan oleh dokter ialah penisilin. Selain itu, ada jenis obat antibiotik lainnya untuk mengatasi kondisi ini, seperti ceftriaxone and azithromycin.
Dosis pemberian obat antibiotik akan disesuaikan dengan kondisi dan sejauh mana infeksi raja singa berkembang. Obat antibiotik ini harus dikonsumsi sesuai saran dokter agar bekerja dengan semestinya.
Selama menjalani pengobatan, Anda harus menghindari aktivitas seksual apa pun dengan pasangan sampai dinyatakan sudah sembuh dari penyakit ini.
Namun, pemberian obat antibiotik tidak bisa menyembuhkan raja singa yang sudah mencapai tahap laten atau tersier. Pada tahap tersebut, organ tubuh sudah mengalami kerusakan.
Cara Mencegah Raja Singa
Sampai saat ini, belum ada vaksin yang bisa mencegah penularan raja singa. Namun, beberapa cara berikut ini bisa meminimalkan risiko untuk terinfeksi raja singa:
- Gunakan kondom ketika berhubungan seksual dengan pasangan. Selain bisa mencegah kehamilan, penggunaan kondom juga bisa menutupi luka di kelamin.
- Lakukan hubungan seksual yang aman dengan setia kepada 1 orang. Selain itu, lakukan tes sifilis atau infeksi menular seksual lainnya jika ingin berhubungan seksual dengan pasangan baru.
- Jauhi alkohol dan narkoba. Keduanya bisa menurunkan kesadaran sehingga meningkatkan peluang untuk melakukan hubungan seksual dengan cara yang tidak aman.
Penyakit raja singa memang bisa sembuh sepenuhnya, tetapi penyakit ini tetap berbahaya, apalagi jika terlambat terdeteksi. Oleh karena itu, cara penularan, gejala, penanganan, dan pencegahan penyakit ini perlu dipahami supaya kesadaran akan bahaya penyakit ini makin besar.
Jika Anda membutuhkan informasi lebih lanjut terkait penyakit raja singa atau mengalami berbagai gejala yang mirip dengan raja singa, jangan ragu untuk berkonsultasi kepada dokter. Konsultasi dapat dilakukan dengan mudah dan tanpa tatap muka melalui Chat Bersama Dokter. Selain itu, kerahasiaan Anda juga terjamin.