Raloxifen adalah obat untuk mencegah dan mengobati osteoporosis pada wanita yang sudah menopause. Obat ini biasanya hanya diberikan kepada wanita yang berisiko lebih tinggi untuk mengalami osteoporosis, misalnya yang pernah mengalami patah tulang belakang.
Raloxifen bekerja dengan cara meniru efek estrogen, yaitu hormon reproduksi wanita yang juga berperan dalam pembangunan jaringan tulang. Obat ini dapat memperlambat proses pengurangan masa tulang yang terjadi setelah menopause sehingga kekuatan tulang terjaga dan risiko terjadinya patah tulang bisa berkurang.
Raloxifen juga diketahui dapat mengurangi risiko terjadinya kanker payudara pada wanita yang berisiko tinggi mengalaminya dalam 5 tahun ke depan. Penggunaan obat ini untuk kanker payudara harus ditimbang berdasarkan riwayat kesehatan pasien.
Merek dagang raloxifen: Evista
Apa Itu Raloxifen
Golongan | Obat resep |
Kategori | Selective estrogen receptor modulators (terapi pengganti hormon) |
Manfaat | Mencegah atau mengobati osteoporosis pada wanita pascamenopause |
Dikonsumsi oleh | Dewasa |
Raloxifen untuk ibu hamil dan menyusui | Kategori X: Studi pada binatang percobaan dan manusia telah memperlihatkan adanya abnormalitas terhadap janin atau adanya risiko terhadap janin. |
Obat dalam kategori ini tidak boleh diberikan kepada wanita yang sedang atau memiliki kemungkinan untuk hamil. | |
Belum diketahui apakah raloxifen dapat terserap ke dalam ASI atau tidak. Bila Anda sedang menyusui, jangan menggunakan obat ini tanpa persetujuan dokter. | |
Bentuk obat | Tablet |
Peringatan Sebelum Mengonsumsi Raloxifen
Sebelum mengonsumsi obat ini, Anda perlu memperhatikan beberapa hal berikut:
- Jangan mengonsumsi raloxifen jika memiliki alergi terhadap obat ini. Beri tahu dokter tentang riwayat alergi yang Anda miliki.
- Jangan berikan raloxifen kepada laki-laki atau wanita yang belum memasuki masa menopause. Obat ini juga tidak boleh diberikan kepada wanita usia produktif yang mungkin hamil atau merencanakan kehamilan.
- Beri tahu dokter jika Anda memiliki hipertensi, penyakit jantung koroner, gagal jantung kongestif, gangguan irama jantung, trigliserida tinggi, atau pernah mengalami penggumpalan darah, seperti trombosis vena dalam, stroke (otak), stroke mata, atau emboli paru.
- Beri tahu dokter jika Anda menderita penyakit hati, penyakit ginjal, endometriosis, riwayat perdarahan dari vagina di luar menstruasi, atau riwayat tumor maupun kanker.
- Beri tahu dokter jika Anda merokok atau mengonsumsi minuman beralkohol setiap hari, terutama jika dalam jumlah besar.
- Beri tahu dokter jika Anda sedang menjalani pengobatan dengan obat lain, termasuk suplemen atau produk herbal tertentu, untuk mengantisipasi interaksi obat.
- Beri tahu dokter bahwa Anda sedang mengonsumsi raloxifen jika direncanakan untuk menjalani operasi. Obat ini perlu dihentikan setidaknya 3 hari sebelum prosedur operasi.
- Segera temui dokter jika terjadi reaksi alergi obat atau efek samping yang serius setelah mengonsumsi raloxifen.
Dosis dan Aturan Pakai Raloxifen
Dosis raloxifen akan diberikan oleh dokter sesuai kondisi pasien. Berikut adalah dosis raloxifen berdasarkan kondisi yang ditangani.
Tujuan: Mengobati dan mencegah osteoporosis pada wanita yang sudah menopause
- Dosis: 60 mg, 1 kali sehari.
Tujuan: Mencegah kanker payudara pada wanita yang berisiko tinggi
- Dosis: 60 mg, 1 kali per hari, selama 5 tahun
Cara Mengonsumsi Raloxifen dengan Benar
Ikuti anjuran dokter dan baca informasi yang tertera pada label kemasan obat sebelum mengonsumsi raloxifen. Jangan mengurangi atau menambah dosis tanpa seizin dokter.
Raloxifen dapat dikonsumsi sebelum atau setelah makan. Telan tablet secara utuh dengan bantuan segelas air putih. Jangan mengunyah atau menghancurkan tablet.
Usahakan untuk mengonsumsi raloxifen pada jam yang sama setiap harinya agar pengobatan maksimal. Bila perlu, pasang alarm di ponsel untuk membantu mengingatkan jadwal konsumsi obat. Tetap minum obat ini jika Anda merasa sudah sehat. Jangan berhenti minum obat ini tanpa persetujuan dokter.
Jika Anda lupa mengonsumsi raloxifen, segera minum begitu teringat. Namun, bila sudah dekat dengan jadwal konsumsi berikutnya, abaikan dosis yang terlewat dan jangan menggandakan dosis selanjutnya.
Untuk mencegah terjadinya atau memburuknya osteoporosis, dokter akan menganjurkan Anda untuk berhenti merokok, membatasi konsumsi minuman beralkohol, dan berolahraga secara teratur.
Pastikan Anda mengonsumsi kalsium dan vitamin D dengan cukup selama menggunakan raloxifen. Dokter akan memberi tahu sumber nutrisi atau jumlah suplemen yang harus Anda konsumsi.
Selama menjalani pengobatan dengan raloxifen, dokter akan meminta Anda untuk melakukan pemeriksaan payudara, mammografi, dan tes darah secara rutin. Ikuti jadwal pemeriksaan yang ditentukan oleh dokter.
Jika Anda sedang bepergian atau dalam penerbangan jarak jauh saat mengonsumsi raloxifen, usakan untuk menggerakkan dan meregangkan kaki secara berkala untuk mencegah terjadinya penggumpalan darah.
Simpan raloxifen di tempat bersuhu ruangan, kering, dan terhindar dari sinar matahari langsung, serta jauhkan dari jangkauan anak-anak.
Interaksi Raloxifen dengan Obat Lain
Berikut adalah efek interaksi obat yang dapat terjadi jika raloxifen digunakan bersama obat lain:
- Penurunan kadar dan efektivitas raloxifen jika digunakan bersama dengan cholestyramine
- Penurunan efektivitas warfarin atau levothyroxine
- Peningkatan risiko terjadinya penggumpalan darah yang berbahaya jika digunakan dengan thalidomide, asam traneksamat, atau lenalidomide
- Peningkatan risiko terjadinya efek samping jika digunakan dengan obat yang mengandung estrogen, termasuk krim estrogen atau pil KB
- Peningkatan risiko terjadinya radang pankreas (pankreatitis) jika digunakan dengan bexarotene
Efek Samping dan Bahaya Raloxifen
Efek samping yang mungkin terjadi setelah mengonsumsi raloxifen adalah:
- Mual
- Sakit kepala
- Diare
- Sakit maag
- Rasa hangat di wajah, leher, atau dada (flushing)
- Nyeri otot atau sendi
- Kram kaki
- Gangguan tidur
- Bengkak di tangan atau kaki
- Rasa tidak enak badan, demam atau menggigil, dan gejala flu
Periksakan diri ke dokter jika efek samping tersebut tidak kunjung reda atau makin parah. Segera ke dokter jika Anda mengalami reaksi alergi obat atau efek samping serius di bawah ini:
- Nyeri payudara
- Stroke, yang bisa ditandai dengan sakit kepala hebat, pandangan kabur, hilang kesadaran, mati rasa atau lemah di salah satu sisi tubuh
- Gangguan penglihatan yang terjadi mendadak
- Penyumbatan pembuluh darah di tungkai atau lengan, yang bisa ditandai dengan bengkak, panas, kemerahan, atau nyeri
- Emboli paru, yang bisa ditandai dengan nyeri dada, batuk darah, atau sesak napas