Rapunzel syndrome adalah kumpulan gejala yang disebabkan oleh kebiasaan mencabut rambut dan memakannya. Jika terus dilakukan, lama-kelamaan rambut bisa menggumpal di dalam perut dan menyebabkan komplikasi yang dapat merenggut nyawa, lho.
Rapunzel syndrome dikaitkan dengan gangguan mental trikotilomania dan trikofagia. Trikotilomania merupakan dorongan untuk terus-menerus mencabuti rambut, sedangkan trikofagia adalah kebiasaan memakan rambut secara kompulsif.
Jadi, ketika seseorang makan rambut secara terus-menerus, tumpukan rambut yang tidak bisa dicerna ini akan menggumpal bersama makanan dan lendir dari saluran cerna. Lama kelamaan akan terbentuk struktur mirip bola rambut yang bisa menyumbat lambung atau usus.
Gejala Rapunzel Syndrome
Rapunzel syndrome lebih sering dialami wanita daripada pria. Kebiasaan mencabut dan memakan rambut ini biasanya sudah dimulai pada masa kanak-kanak saat tidak sengaja menelan rambut di kepala atau boneka.
Jika kebiasaan ini berlanjut, rambut yang tidak bisa dicerna dan tidak bisa terurai kemudian akan membentuk gumpalan di dalam perut, biasanya timbul gejala-gejala berikut ini:
- Sakit perut
- Perut kembung
- Mual
- Muntah setelah makan
- Cepat kenyang walaupun sedikit makan atau tidak makan sama sekali
- Nyeri atau tidak nyaman di area bawah tulang rusuk
- Botak (alopecia areata)
Sering kali, sindrom Rapunzel tidak terdeteksi sampai penderitanya merasakan keluhan. Bahkan, orang-orang di sekitarnya juga bisa saja tidak mengenali adanya hal yang aneh pada orang dengan sindrom ini.
Ditambah, stigma buruk tentang kebiasaan ini membuat penderita sindrom Rapunzel memilih untuk menutupinya. Mereka juga kerap kali berupaya untuk menutupi kebotakannya dengan selalu menguncir rambut atau mengenakan topi.
Seorang dengan sindrom Rapunzel bisa juga bisa menderita gangguan mental lainnya, seperti gangguan makan pica, anoreksia nervosa, OCD, skizofrenia, PTSD, depresi, atau ADHD.
Dampak Rapunzel Syndrome dan Penanganannya
Gejala-gejala sindrom Rapunzel membuat penderitanya tidak mendapatkan asupan nutrisi yang cukup, hingga kehilangan berat badan secara signifikan. Gumpalan rambut tersebut juga dapat menyebabkan masalah berikut ini:
- Penyumbatan usus
- Pengikisan lapisan lendir di perut dan usus
- Munculnya lubang di dinding dalam usus kecil
- Peradangan pada lapisan tipis di dinding bagian dalam perut (peritonitis)
Pada kasus yang parah, gumpalan rambut yang dibiarkan di dalam perut juga bisa membahayakan nyawa penderitanya. Oleh karena itu, bila kamu atau orang di sekitarmu mengalami trikotilomania dan trikofagia lalu merasakan gejala yang dipaparkan di atas, sebaiknya jangan tunda untuk memeriksakan diri ke dokter.
Untuk memastikan kondisi ini, dokter akan melakukan tanya jawab dan pemeriksaan fisik, termasuk kulit kepala. Pasien juga disarankan menjalani CT scan, USG, fluoroskopi, dan endoskopi untuk memastikan gumpalan rambut yang ada di tubuh. Tes darah mungkin diperlukan untuk melihat kemungkinan adanya kekurangan nutrisi di dalam tubuh.
Kalau gumpalan rambut masih berukuran kecil, prosedur endoskopi bisa dilakukan untuk mengambilnya. Namun, kalau sudah terlalu besar, jalan satu-satunya untuk mengeluarkan bola rambut adalah dengan operasi.
Setelah operasi, pasien perlu menjalani terapi, seperti terapi perilaku kognitif, untuk membantu mengatasi kondisi trikotilomania dan trikofagia. Pemberian obat-obatan juga mungkin diperlukan untuk mengobati penyakit atau gangguan mental yang dialami pasien.
Nah, itulah informasi seputar Rapunzel syndrome yang perlu kamu tahu. Kalau kamu, keluarga, atau kerabatmu ada yang mengalami gejala Rapunzel syndrome, cobalah konsultasikan ke dokter agar mendapat penanganan yang tepat.