Rebound relationship lebih akrab disebut dengan pelarian putus cinta dengan cara menjalin hubungan asmara dengan orang baru. Hubungan seperti ini bisa menimbulkan dampak buruk bagi diri sendiri maupun pasangan, lho. Jadi, penting nih buat kamu kenali ciri-cirinya.
Rebound relationship adalah hubungan yang terjalin ketika seseorang baru saja putus atau belum move on sepenuhnya dari mantan pasangan. Hubungan seperti ini berisiko menjadi bentuk pelampiasan saja dan cepat berakhir karena biasanya tidak tidak didasari oleh cinta.
Ketakutan untuk menjalani hidup sendiri tanpa pasangan, tidak terbiasa merasa kesepian, membutuhkan adanya sosok seseorang yang selalu ada menemani, serta keinginan untuk segera melupakan masa lalu dengan mantan, bisa menjadi penyebab seseorang terjebak pada rebound relationship.
Ciri-Ciri Rebound Relationship
Seseorang mungkin saja tidak menyadari saat dirinya sedang berada dalam rebound relationship. Nah, ada beberapa ciri yang khas dari rebound relationship, yaitu:
1. Hubungan tidak serius
Ciri utama rebound relationship adalah tidak adanya keseriusan dan komitmen yang jelas di dalamnya. Ini umumnya terjadi karena hubungan ini merupakan pelampiasan kekecewaan akibat kandasnya hubungan terdahulu. Secara tidak disadari, kamu memposisikan kekasih barumu sebagai pelarian.
Ketika menjalani hubungan ini, kamu tidak ada keinginan untuk mengarah ke jenjang yang lebih serius, yaitu menikah. Kamu hanya ingin bermain-main saja untuk waktu yang singkat, tanpa ingin membina rumah tangga.
2. Sering membicarakan mantan kekasih
Kalau kamu masih saja terbayang-bayang mantan kekasihmu, masih memantau media sosialnya, bahkan membandingkan dia dengan pasangan barumu, artinya kamu belum move on sepenuhnya.
Tidak ada satu orang pun yang nyaman mendengarkan pasangannya membahas mantan kekasihnya, lho. Bila bayangan mantan terus menghantui pikiranmu, bisa jadi itu pertanda kamu masih mencintainya dan belum bisa memulai hubungan baru dengan orang lain.
3. Tidak terbuka dan saling jujur
Hubungan yang sehat akan terbina bila kamu dan pasangan selalu jujur, terbuka, dan saling percaya. Keterbukaan dan kejujuran adalah dua hal yang penting kamu lakukan ketika kamu menjalin hubungan dengan seseorang.
Di rebound relationship, kamu atau pasanganmu mungkin saja masih merahasiakan sesuatu yang seharusnya hal tersebut saling diketahui oleh masing-masing individu. Jadi, kalau kamu tidak percaya dengan pasanganmu dan menutupi beberapa hal dari dirinya, mungkin saja kamu masih dalam hubungan pelarian.
4. Menghubungi hanya di saat butuh saja
Sesering apakah kamu menghubungi pasanganmu dan mengajaknya berkencan? Bila sangat jarang dan kamu terlampau cuek, bisa jadi hubungan yang kamu jalani saat ini adalah rebound relationship.
Normalnya, pasangan yang baru menjalin hubungan asmara tentu akan sering bertemu, berkomunikasi, dan berkencan. Namun, bila ini tidak terjadi pada dirimu, kemungkinan kamu tidak sedang benar-benar jatuh cinta dengan kekasihmu yang sekarang.
Dampak Rebound Relationship bagi Diri Sendiri dan Pasangan
Rebound relationship justru memberikan dampak negatif pada diri sendiri dan juga pada pasangan baru. Seseorang yang terjebak dalam hubungan pelarian bisa kehilangan rasa percaya dirinya, merasa tidak berharga, cemas, bahkan merasa cintanya bertepuk sebelah tangan.
Selain itu, hubungan rebound relationship juga bisa membuat pasangan kekasih saling memanipulasi satu sama lain. Contohnya, kekasih barumu bisa saja merasa kasihan pada dirimu, sehingga ia akan mati-matian membantumu untuk melupakan mantanmu dan memenuhi apa pun keinginanmu agar kamu tidak sedih karena ia sangat mencintaimu.
Kamu juga bisa merasa bersalah dengan perasaanmu yang masih terpaku pada mantan, sehingga kamu berusaha membayar kesalahan itu dengan menuruti semua macam-macam tuntutan sang kekasih baru agar ia tidak merasa dinomorduakan.
Alih-alih membina sebuah hubungan romantis bak cerita dongeng untuk bisa move on, kamu justru bisa saja sakit hati lagi. Yang lebih mengerikan, kamu bisa kecewa dengan diri sendiri karena telah menyakiti seseorang, kemudian trauma untuk membuka atau membangun hubungan baru dengan orang lain.
Namun, perlu kamu tahu, nggak semua rebound relationship merupakan hal yang buruk, kok. Hubungan ini bisa menjadi kesempatan bagi orang yang patah hati untuk bisa mencintai orang baru.
Bahkan, rebound relationship juga bisa berkembang menjadi hubungan komitmen. Sama seperti hubungan sehat lainnya, hubunganmu dengannya tentu harus dilandasi dengan komunikasi yang baik serta rasa saling mempercayai, menghormati, mendukung, dan menyayangi.
Ingat ya, sebelum kamu menjalani hubungan dengan orang baru, pastikan kamu sudah move on dan sembuh dari luka terdahulu. Kalau terasa sulit untuk melupakan mantanmu, tidak ada salahnya kamu berkonsultasi dengan psikolog agar bisa mengatasi permasalahan dalam dirimu atau hubungan asmaramu.