Red flag dalam hubungan menjadi tanda bahwa hubungan yang sedang dijalani sudah tidak sehat atau mengarah ke hal negatif. Hal ini sekaligus menjadi petunjuk bagi orang yang menjalani untuk segera menyudahi hubungan dan meninggalkan pasangannya.
Red flag berarti bendera merah, yang juga dapat dimaknai sebagai tanda berhenti. Dalam suatu hubungan, istilah red flag digunakan untuk menggambarkan kumpulan sifat atau sikap pasangan yang tidak menyenangkan atau membahayakan.
Namun, rasa cinta yang mendalam terhadap pasangan terkadang membuatmu tidak menyadari bahwa dirimu sedang terjebak dalam hubungan tidak sehat atau bahkan toksik. Bila terus dipaksakan, pasangan yang memiliki tanda red flag dalam hubungan ini membuatmu merasa tersiksa, tertekan, bahkan mengalami depresi.
Berbagai Red Flag dalam Hubungan yang Perlu Diwaspadai
Berikut ini adalah beberapa tanda bila pasanganmu memiliki red flag dan perlu kamu waspadai
1. Perilaku kasar
Salah satu red flag dalam hubungan yang perlu kamu waspadai adalah saat pasanganmu menunjukkan tanda kekerasan, baik secara verbal maupun fisik. Ini terjadi karena pasanganmu tidak bisa mengontrol emosinya dan meluapkannya dengan cara tidak benar, seperti memukul atau mencaci maki.
Oleh karena itu, bila pasanganmu melakukannya, jangan ragu untuk segera mengakhiri hubunganmu, ya. Pasalnya, perilaku ini bisa saja menjadi lebih buruk seiring berjalannya waktu.
2. Silent treatment
Komunikasi yang baik dan saling terbuka merupakan hal mendasar yang diperlukan dalam suatu hubungan. Komunikasi sekaligus menjadi modal bagi pasangan dalam menghadapi konflik atau situasi apa pun, termasuk saat bertengkar. Dengan begitu, masalah dapat terselesaikan dengan baik dan tidak makin rumit.
Namun, bila pasanganmu memiliki red flag, ia cenderung melakukan silent treatment sehingga masalah makin berlarut-larut, tidak mendapatkan solusi, atau bahkan meluas ke masalah lain.
3. Terlalu egois dan posesif
Pasangan yang terlalu egois dan posesif dengan selalu mengontrol hubungan, bahkan membatasi aktivitas yang kamu jalani, merupakan tanda lain dari red flag. Misalnya, pasanganmu mengontrol kamu pergi ke mana, melarangmu bermain dengan orang tertentu, hingga tidak boleh melakukan suatu aktivitas tanpa dirinya.
Tidak hanya itu, pasanganmu juga ingin mengetahui apa pun tentang kamu yang bersifat pribadi, seperti password handphone atau akun sosial media. Bila dibiarkan, hal ini tidak hanya berdampak pada dirimu, tetapi juga kehidupan sosialmu.
4. Tidak percaya dan mudah cemburu
Rasa tidak percaya dan mudah cemburu juga bisa menjadi tanda bahwa pasanganmu memiliki red flag. Padahal, rasa percaya merupakan salah satu bagian penting dalam menjalani hubungan yang sehat.
Oleh karena itu, bila pasanganmu selalu tidak percaya atau sangat mudah cemburu saat kamu berinteraksi dengan orang lain, terutama lawan jenis, sebaiknya pikirkan kembali hubungan kalian, ya.
5. Manipulatif
Tanda red flag dalam hubungan yang juga perlu kamu hindari adalah pasangan yang memiliki tindakan manipulatif, salah satunya gaslighting. Pasangan dengan tanda red flag ini cenderung memutarbalikkan fakta, sehingga selalu membuatmu merasa bersalah, bahkan meragukan diri sendiri.
6. Riwayat selingkuh
Bila pasanganmu memiliki riwayat selingkuh pada hubungan sebelumnya, kamu sebaiknya perlu waspada karena bukan tidak mungkin ia berbuat hal yang sama saat menjalani hubungan denganmu.
7. Breadcrumbing
Breadcrumbing alias pelecehan emosional untuk memanipulasi orang lain juga merupakan salah satu red flag dalam hubungan. Ini karena pelaku breadcrumbing cenderung tidak bisa berkomitmen dan hanya memanfaatkanmu saja.
Semua tanda red flag dalam hubungan di atas merupakan sebuah ancaman pada hubunganmu yang bisa saja berakhir menjadi toxic relationship.
Meski begitu, bukan berarti kamu dan pasangan tidak bisa menjalani hubungan yang sehat, lho. Ada baiknya bila kamu dan pasangan mencoba untuk berkomunikasi tentang apa yang dirasakan. Dengan begitu, kamu dan pasangan akan merasa lebih dihargai.
Namun, bila red flag dalam hubungan telah membuatmu terganggu, bahkan menghambat aktivitasmu sehari-hari, sebaiknya konsultasikan ke psikolog untuk mendapatkan saran terbaik terkait bagaimana cara menghadapinya sesuai kondisimu.