Red light therapy direkomendasikan untuk mengatasi berbagai permasalahan kulit. Selain itu, terapi ini juga bisa dimanfaatkan untuk mengatasi kondisi tertentu, seperti periodontitis. Meskipun manfaatnya cukup beragam, terapi ini juga mempunyai efek samping.

Red light therapy adalah terapi yang memanfaatkan cahaya merah dengan gelombang rendah. Ada berbagai nama lain dari terapi ini, tetapi yang umum diketahui adalah low level light therapy (LLLT) atau cold therapy. Terapi ini sering dimanfaatkan di dunia kecantikan untuk mengatasi berbagai permasalahan kulit serta gangguan kesehatan tertentu.

Red Light Therapy, Ketahui Manfaat dan Risikonya - Alodokter

Manfaat Red Light Therapy

Red light therapy bekerja dengan cara memancarkan cahaya merah ke kulit. Paparan cahaya ini akan mengaktifkan sel-sel tubuh agar dapat bekerja dengan optimal dalam menjalankan fungsinya. Dengan begitu, kecantikan dan kesehatan tubuh tetap terjaga.

Ada banyak manfaat red light therapy bagi kecantikan dan kesehatan, di antaranya:

1. Mengempeskan jerawat

Meski perlu untuk diteliti lebih lanjut, red light therapy bisa dijadikan perawatan untuk mengatasi jerawat yang meradang. Pasalnya, terapi ini bisa mengurangi peradangan dan menekan produksi minyak berlebih yang memicu munculnya jerawat. 

Selain mengempeskan jerawat, perawatan ini juga dinilai efektif dalam menghilangkan bekas jerawat. 

2. Meminimalkan munculnya kerutan

Di dunia kecantikan, red light therapy kerap digunakan untuk mengatasi masalah penuaan dini pada kulit, seperti munculnya kerutan di wajah. Ini karena penggunaan red light therapy pada kulit mampu merangsang produksi kolagen. 

Kolagen merupakan protein penting pada dibutuhkan untuk menjaga elastisitas kulit. Dengan melimpahnya kolagen, kulit menjadi lebih kencang dan halus. 

3. Mengobati psoriasis

Red light therapy bisa mengurangi peradangan di kulit. Oleh karena itu, terapi ini bisa dijadikan sebagai pengobatan untuk mengatasi psoriasis ringan. Psoriasis merupakan peradangan kulit yang ditandai dengan kulit bersisik, tebal, gatal, dan mudah terkelupas. 

4. Menyembuhkan luka

Perawatan red light therapy bisa membantu menyembuhkan luka yang sulit sembuh. Pasalnya, paparan gelombang cahaya merah yang dipancarkan mampu merangsang pertumbuhan sel kulit dan pembuluh darah baru.

Hal ini membuat sirkulasi darah di area luka menjadi lebih lancar sehingga mempercepat proses penyembuhan luka

5. Merangsang pertumbuhan rambut

Pria dan wanita yang punya masalah rambut rontok bisa menjalani perawatan red light therapy untuk mencegah terjadinya kebotakan. Terapi ini mampu merangsang pertumbuhan rambut yang lebih sehat dan kuat. 

Sebuah penelitian pun mengungkap bahwa melakukan perawatan red light therapy pada pria berusia 18–48 tahun selama 16 minggu mampu meningkatkan pertumbuhan rambut sebesar 39%. 

6. Mengatasi periodontitis

Perawatan red light therapy yang dibarengi dengan terapi fotodinamik mampu mengurangi bakteri sekaligus penumpukan plak di gigi. Oleh karena itu, terapi ini dapat digunakan untuk mengobati periodontitis.

7. Mengatasi arthritis

Penelitian menunjukkan bahwa red light therapy bisa dijadikan terapi untuk mengatasi penyakit reumatoid artritis. Ini karena red light therapy dapat membantu mengatasi nyeri dan kekakuan otot. Namun, terapi ini tidak efektif untuk mengatasi penyakit arthritis lainnya, seperti osteoarthritis

Risiko Light Red Therapy

Red light therapy cukup aman dan umumnya tidak menimbulkan efek samping selama digunakan atau dikerjakan secara benar. Terapi ini juga tidak beracun dan tidak sekeras perawatan kulit topikal. 

Namun, reaksi kulit berupa kemerahan, terbakar, atau melepuh dapat muncul jika terapi ini dilakukan dalam jangka waktu lebih dari 30 menit. Selain itu, mata juga bisa mengalami kerusakan jika Anda tidak menggunakan kacamata pelindung selama menjalani red light therapy.

Setelah menjalani perawatan, diperlukan waktu sekitar beberapa minggu atau beberapa bulan untuk mendapatkan hasil yang diinginkan.

Apabila Anda sedang mengandung, menderita diabetes, atau memiliki kulit yang sensitif, sebaiknya konsultasikan kepada dokter sebelum menjalani terapi ini. Begitu pula halnya bila Anda tertarik untuk menjalani terapi ini guna mengatasi kondisi tertentu.

Dokter akan menentukan kapan red light therapy bisa dilakukan serta berapa kali terapi ini perlu dijalani untuk mendapatkan hasil yang diinginkan.