Regurgitasi adalah kondisi kembalinya cairan ke bagian tubuh sebelumnya. Kondisi ini bisa berkaitan dengan saluran pencernaan dan jantung. Regurgitasi umumnya disebabkan oleh beberapa faktor, mulai dari lemahnya fungsi organ tubuh atau adanya penyakit tertentu.
Pada pencernaan, regurgitasi berarti cairan lambung dan makanan yang tidak tercerna naik kembali ke kerongkongan serta masuk ke mulut. Biasanya, kondisi ini disebabkan oleh penyakit asam lambung.
Sementara pada jantung, regurgitasi berarti ketidakmampuan katup jantung dalam menutup sempurna, sehingga menyebabkan cairan atau darah yang sudah dipompa kembali ke bilik atau serambi jantung. Umumnya, kondisi ini disebabkan oleh rusaknya katup jantung akibat penyakit tertentu, seperti penyakit jantung bawaan.
Regurgitasi di Saluran Pencernaan
Regurgitasi di saluran pencernaan dapat terjadi pada anak-anak sampai orang dewasa. Kondisi ini seringkali dianggap sebagai muntah tetapi sebenarnya kedua kondisi tersebut berbeda.
Pada regurgitasi, naiknya cairan atau makanan yang belum dicerna ke kerongkongan biasanya masih menyerupai makanan utuh karena belum dipecah di dalam perut. Selain itu, regurgitasi dapat terjadi tanpa atau dengan disertai gejala.
Sementara pada muntah, cairan atau makanan yang naik ke kerongkongan dari lambung atau usus biasanya telah dicerna sebagian atau seluruhnya, sehingga bentuknya tidak menyerupai makanan lagi. Muntah umumnya disertai gejala, seperti mual dan nyeri perut.
Regurgitasi di saluran pencernaan dapat dipicu oleh beberapa faktor berikut ini:
Penyakit asam lambung
Penyakit asam lambung merupakan naiknya asam lambung ke kerongkongan (regurgitasi). Kondisi ini disebabkan oleh tidak berfungsinya sfingter esofagus atau otot di bagian atas kerongkongan yang berfungsi mencegah isi lambung naik ke kerongkongan.
Biasanya, kondisi tersebut disertai dengan beberapa gejala, seperti nyeri dada, mulas, sulit menelan, terasa ada yang mengganjal di tenggorokan, sampai mulut terasa asam.
Untuk mengatasi asam lambung naik, ada beberapa tips yang bisa diterapkan, antara lain:
- Jaga berat badan tetap ideal
- Batasi konsumsi minuman berkafein dan beralkohol
- Makan dalam porsi kecil
- Makan terakhir minimal 2 jam sebelum waktu tidur
- Kunyah makanan secara perlahan
- Posisikan kepala lebih tinggi daripada badan dengan mengggunakan bantal ketika tidur
- Jangan merokok
- Konsumsi obat antasida sesuai petunjuk atau anjuran dokter
Sindrom ruminasi
Sindrom ruminasi (rumination syndrome) merupakan kelainan langka yang menyebabkan penderitanya mengalami regurgitasi tidak terkendali. Kelainan ini menyebabkan penderitanya mengeluarkan kembali makanan atau cairan dari perut, setelah itu kembali ditelan atau dikeluarkan dari mulut.
Sindrom ruminasi biasanya terjadi secara spontan setelah bersendawa. Gangguan ini seringkali terjadi pada anak kecil, bayi, penyandang disabilitas intelektual, bahkan tidak jarang menimpa orang dewasa dengan tingkat stres atau kecemasan yang tinggi.
Rumination syndrome sebenarnya jarang terjadi dan belum diketahui pasti penyebabnya. Meski begitu, stres dan terganggunya kesehatan mental diduga menjadi salah satu faktor pemicunya. Oleh karena itu, penderitanya disarankan untuk mengelola stres dengan baik.
Selain itu, regurgitasi di saluran pencernaan juga dapat disebabkan oleh faktor lain, seperti:
- Makan terlalu banyak
- Makan terlalu cepat
- Kehamilan
- Sindrom iritasi usus besar (IBS)
Regurgitasi di Jantung
Regurgitasi di jantung terjadi akibat salah satu atau lebih katup yang berfungsi menjaga darah mengalir dengan teratur tidak menutup dengan sempurna. Hal tersebut menyebabkan darah bocor dan mengalir kembali ke bilik atau serambi jantung, bahkan berbalik ke seluruh tubuh.
Kondisi yang disebut juga jantung bocor ini biasanya ditandai dengan sesak napas, sering pingsan, tubuh mudah lelah, jantung berdetak terlalu cepat atau terlalu lambat (aritmia), sampai pergelangan kaki bengkak.
Regurgitasi di jantung dapat dipicu oleh beberapa faktor berikut ini:
- Penyakit jantung bawaan, yaitu kelainan bawaan sejak lahir yang dialami pada satu atau lebih dari katup jantung.
- Penyakit jantung rematik, merupakan komplikasi dari demam rematik yang tidak ditangani dengan baik. Hal ini dapat menyebabkan kerusakan pada katup mitral jantung.
- Serangan jantung, kondisi ini dapat merusak otot jantung yang menopang katup sehingga fungsi katup jantung terganggu.
- Kardiomiopati, kondisi ini disebut juga dengan penebalan otot jantung sehingga dapat memengaruhi cara kerja katup. Hal tersebut memicu terjadinya regurgitasi.
- Endokarditis, kondisi ini disebabkan oleh adanya infeksi pada lapisan jantung dan juga katup jantung, sehingga mengganggu sistem kerjanya.
Kondisi-kondisi pada jantung tersebut biasanya ditangani dengan tindakan medis oleh dokter, mulai dari pemberian obatan-obatan tertentu, seperti obat diuretik, obat antikoagulan, dan obat-obatan antihipertensi, bahkan tindakan operasi.
Regurgitasi dapat dicegah dengan beberapa tips, seperti berhenti merokok, berolahraga secara teratur, menjaga berat badan tetap ideal, menghindari konsumsi alkohol, menjaga kebersihan gigi, serta rutin memeriksakan kesehatan ke dokter.
Bila Anda ingin mengetahui lebih lanjut mengenai regurgitasi di saluran pencernaan dan di jantung, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter. Konsultasi dapat dilakukan secara cepat, praktis, dan tanpa harus keluar rumah melalui Chat Bersama Dokter.