Retinoblastoma adalah kanker mata yang biasa terjadi pada anak-anak. Kanker ini terjadi ketika sel-sel di retina mata tumbuh cepat dan tidak terkendali, kemudian merusak jaringan di sekitarnya. Salah satu tanda retinoblastoma adalah mata yang terlihat seperti “mata kucing” saat terkena sinar.
Retina terletak di dinding bola mata bagian belakang. Retina terdiri dari jaringan saraf yang berfungsi untuk menangkap cahaya dari luar yang selanjutnya akan diterjemahkan oleh otak sebagai gambar sehingga seseorang bisa melihat.
Retinoblastoma merupakan salah satu jenis kanker mata yang sering menyerang anak-anak. Kondisi ini dapat mengganggu fungsi retina. Pada tahap lanjut, retinoblastoma dapat merusak jaringan mata dan menyebabkan kebutaan.
Penyebab Retinoblastoma
Retinoblastoma disebabkan oleh perubahan atau mutasi pada gen RB1. Mutasi ini menyebabkan sel-sel retina tumbuh cepat, tidak terkendali, dan merusak jaringan di sekitarnya. Walaupun jarang terjadi, sel-sel kanker mata ini juga bisa menyebar (metastasis) ke organ lain.
Penyebab terjadinya mutasi genetik pada retinoblastoma belum dapat dipastikan. Namun, sekitar 25% dari kasus retinoblastoma diturunkan dengan pola autosomal dominan. Pada pola ini, gen yang mengalami kelainan diturunkan oleh salah satu orang tua.
Pada kasus yang lain, retinoblastoma terjadi secara acak (sporadik) dan tidak diturunkan dari orang tua.
Gejala Retinoblastoma
Salah satu tanda awal dan khas dari retinoblastoma adalah munculnya “mata kucing”. Tanda ini sebenarnya adalah leukokoria, yaitu bercak putih yang muncul saat mata terkena sinar. Leukokoria merupakan kondisi yang tidak normal, karena seharusnya mata memancarkan warna kemerahan saat disinari cahaya.
Leukokoria pada retinoblastoma umumnya akan diikuti oleh gejala dan tanda lain, seperti:
- Mata juling (strabismus)
- Mata merah
- Mata terasa nyeri
- Mata bengkak
- Pembesaran pada salah satu atau kedua bola mata
- Perubahan warna iris pada mata
- Gangguan penglihatan
Kapan harus ke dokter
Lakukan pemeriksaan ke dokter jika anak Anda mengalami gejala-gejala di atas. Deteksi dan penanganan sejak dini diharapkan mampu mencegah perkembangan kanker dan mengurangi risiko terjadinya komplikasi.
Jika anak Anda didiagnosis mengalami retinoblastoma, ikuti pengobatan dan anjuran dari dokter. Penderita retinoblastoma perlu menjalani pemeriksaan berkala. Hal ini bertujuan untuk mengetahui kemajuan terapi dan kondisi anak.
Diagnosis Retinoblastoma
Dokter akan melakukan tanya jawab seputar gejala dan riwayat kesehatan anak. Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan pada mata. Dokter juga akan menggunakan bantuan alat oftalmoskop untuk melihat lapisan mata yang lebih dalam.
Untuk memastikan diagnosis, dokter akan melakukan pemeriksaan penunjang berupa:
- Pemindaian dengan USG, OCT (optical coherence tomography), MRI pada mata, atau CT scan pada mata dan tulang, untuk mengetahui lokasi kanker dan penyebarannya
- Tes genetik, untuk mengetahui apakah retinoblastoma diturunkan dari orang tua atau tidak
Stadium Retinoblastoma
Berdasarkan ukuran dan tingkat penyebarannya, retinoblastoma dibagi menjadi beberapa stadium, yaitu:
-
Stadium 0
Kanker hanya tumbuh di dalam mata dan belum menyebar. -
Stadium 1
Kanker tumbuh di dalam mata dan telah terdapat penyebaran kecil-kecil ke saraf mata. -
Stadium 2
Kanker berada di dalam mata dan telah menyebar ke saraf mata dan bagian putih mata (sklera). -
Stadium 3
Kanker telah menyebar ke jaringan di sekitar rongga mata, tulang mata, dan kelenjar getah bening di sekitar mata. -
Stadium 4
Kanker telah menyebar hingga organ tubuh yang terletak jauh dari mata, seperti tulang, hati, otak, atau sumsum tulang belakang.
Pengobatan Retinoblastoma
Pengobatan retinoblastoma bertujuan untuk mencegah perkembangan kanker dan kerusakan lebih lanjut pada mata. Metode pengobatan yang dilakukan oleh dokter tergantung pada ukuran, lokasi dan penyebarannya, serta tingkat keparahan kanker.
Makin cepat kanker terdeteksi dan ditangani, maka peluang pengobatan berhasil akan makin baik. Beberapa pilihan pengobatan yang dapat dilakukan adalah:
Kemoterapi
Kemoterapi bertujuan untuk membunuh sel kanker dengan menggunakan obat-obatan khusus. Obat kemoterapi bisa diberikan dalam bentuk minum, dan melalui suntikan ke mata atau pembuluh darah. Jenis obat-obatan yang digunakan antara lain:
- Cisplatin
- Carboplatin
- Etopodise
- Topotecan
- Doxorubicin
- Cyclophosphamide
- Vincristin
Terapi laser (laser photocoagulation)
Terapi laser digunakan untuk menghancurkan pembuluh darah yang memasok nutrisi ke tumor sehingga dapat mematikan sel kanker.
Krioterapi
Krioterapi menggunakan cairan nitrogen untuk membekukan sel kanker sebelum diangkat. Terapi ini dinilai efektif dalam menangani sel kanker yang masih berukuran kecil. Krioterapi bisa dilakukan beberapa kali hingga sel kanker hilang seluruhnya.
Radioterapi
Radioterapi adalah pengobatan kanker menggunakan pancaran sinar radiasi tinggi. Radioterapi bisa digunakan untuk mengatasi kanker yang sulit diobati, mengecilkan ukuran kanker sebelum operasi, atau membunuh sel-sel kanker yang sudah menyebar ke bagian tubuh lain.
Ada dua jenis terapi radiasi yang dapat dilakukan, yaitu:
- Terapi radiasi eksternal, dengan memfokuskan sinar radiasi dari luar tubuh
- Terapi radiasi internal, dengan menggunakan zat radioaktif yang dimasukkan ke dalam tubuh untuk menghentikan pertumbuhan sel-sel kanker
Operasi
Operasi bertujuan untuk mengangkat bola mata sehingga dapat mencegah kanker menyebar ke bagian tubuh lain. Metode ini akan dilakukan jika tumor sudah sangat besar dan sulit ditangani dengan metode lain.
Operasi dilakukan dengan terlebih dahulu mengangkat bola mata yang terkena kanker (enukleasi). Setelah itu, sebuah bola mata buatan (implan) akan dipasang dan disambungkan dengan otot-otot mata.
Seiring proses penyembuhan, jaringan otot mata akan beradaptasi dengan bola mata buatan. Nantinya, bola mata buatan tersebut dapat bergerak seperti mata sungguhan walaupun tidak bisa melihat.
Komplikasi Retinoblastoma
Jika tidak segera ditangani, retinoblasma dapat menyebabkan komplikasi berupa:
- Penyebaran kanker ke jaringan dan organ lain (metastasis)
- Ablasi retina
- Perdarahan pada bola mata
- Glaukoma
- Peradangan jaringan bola mata dan sekitarnya (selulitis orbita)
- Pineoblastoma
- Phthisis bulbi
- Kebutaan
Pencegahan Retinoblastoma
Retinoblastoma tidak dapat dicegah. Akan tetapi, pemeriksaan mata rutin dapat dilakukan, terutama pada anak yang memiliki anggota keluarga dengan riwayat retinoblastoma.
Pada pasien yang memiliki riwayat retinoblastoma dalam keluarga merencanakan kehamilan, dokter akan menganjurkan untuk melakukan tes genetik terlebih dahulu.