Seks anal sering kali dilakukan untuk meningkatkan kepuasan seksual atau menghindari kehamilan. Meski demikian, ada risiko kesehatan yang perlu diwaspadai saat melakukannya.
Seks anal adalah aktivitas seksual di area anal yang meliputi penetrasi penis ke anus, penetrasi jari atau mainan seks ke anus, atau seks oral yang dilakukan dengan menstimulasi anus menggunakan mulut atau lidah.
Bahaya di Balik Seks Anal
Anus adalah organ tubuh yang sangat sensitif karena dipenuhi dengan ujung saraf sehingga dapat menjadi area stimulasi seks yang menyenangkan bagi beberapa orang. Namun, kesenangan ini juga tak luput dari risiko.
Berikut ini adalah bahaya di balik seks anal yang perlu Anda waspadai:
1. Terkena penyakit menular seksual
Dibandingkan aktivitas seksual lainnya, seks anal yang melibatkan penetrasi ke anus, baik melalui penis, jari, maupun mulut, dapat meningkatkan risiko Anda untuk terkena penyakit menular seksual, seperti:
- HIV
- Herpes kelamin
- Kutil kelamin
- Klamidia
- Hepatitis B
- Hepatitis A
- Gonore
- Sifilis
Lapisan anus sangat tipis dan tidak memiliki pelumas alami. Hal ini akan membuat anus rentan mengalami luka dan meningkatkan risiko bakteri atau virus masuk ke pembuluh darah, sehingga mempercepat penyebaran infeksi. Penggunaan pelumas dalam seks anal pun tidak akan mencegah risiko terjadinya luka pada anus.
Selain itu, meskipun Anda atau pasangan yang melakukan stimulasi atau penetrasi tidak mempunyai penyakit menular seksual, terdapat bakteri yang secara alami hidup di anus. Jadi, Anda maupun pasangan tetap akan berisiko terjangkit infeksi.
Terlebih lagi, jika hubungan seksual dilakukan dari anus berpindah ke vagina. Hal ini berpotensi besar menimbulkan perpindahan bakteri dan memicu infeksi saluran kencing.
2. Melemahkan cincin otot anus
Anus didesain dengan otot yang menyerupai cincin untuk mengatur aktivitas buang air besar. Cincin otot yang disebut sfingter ini yang akan membuka saat buang air besar dan menutup setelah buang air besar selesai.
Seks anal berulang dalam jangka panjang dapat melemahkan otot ini, sehingga berisiko menyebabkan penerima seks anal kesulitan mengontrol buang air besar.
3. Mengiritasi wasir
Meski jarang terjadi, proses penetrasi penis ke anal dapat mengiritasi wasir yang sudah ada dan luka pada usus besar. Ini merupakan kondisi berbahaya yang memerlukan penanganan medis, seperti pemberian antibiotik untuk mencegah infeksi atau bahkan operasi.
Cara Meminimalkan Risiko Seks Anal
Mengingat risiko seks anal, ada baiknya Anda mempertimbangkan. Namun, jika Anda tetap ingin melakukan seks anal, berikut adalah cara untuk meminimalkan risiko tersebut:
- Kenakan kondom untuk melindungi diri dari penyakit menular seksual saat melakukan penetrasi seks anal.
- Gunakan pelumas berbahan dasar air, bukan yang berbahan dasar minyak, seperti losion atau pelembap, karena dapat menyebabkan kebocoran pada kondom lateks.
- Ganti kondom jika ingin melakukan penetrasi ke vagina atau sebaliknya, untuk menghindari infeksi saluran kencing akibat perpindahan bakteri dari anus ke vagina.
- Pastikan area anus bersih.
- Masukkan penis atau mainan seks dengan lembut.
- Segera hentikan jika seks anal terasa menyakitkan.
- Lakukan senam Kegel yang diketahui dapat membantu memperbaiki cincin otot anus yang melemah akibat seks anal.
Jika Anda adalah penerima seks anal, setelah melakukan seks ini untuk pertama atau kedua kalinya, mungkin anus Anda akan mengalami pendarahan. Bila perdarahan bertambah parah dan terus berlanjut hingga yang ketiga kalinya, segera konsultasikan ke dokter agar diberikan penanganan yang tepat.
Selain itu, Anda juga dianjurkan untuk berkonsultasi ke dokter jika mengalami keluhan setelah melakukan seks anal.