Banyak orang yang enggan melakukan cek tekanan darah secara rutin. Padahal, cek tekanan darah begitu penting untuk mengetahui gangguan pada tekanan darah yang bisa menimbulkan beragam penyakit berbahaya.
Anda disarankan untuk melakukan cek tekanan darah secara rutin setidaknya setiap 6 bulan atau 1 tahun sekali, baik dengan tensimeter di rumah atau dengan memeriksakan diri ke dokter. Pasalnya, tekanan darah tinggi sering kali tidak bergejala dan hanya bisa terdeteksi ketika seseorang menjalani pemeriksaan tekanan darah.
Kondisi yang Membutuhkan Cek Tekanan Darah Teratur
Seperti yang telah diungkap di atas, setiap orang perlu untuk melakukan cek tekanan darah secara rutin. Hanya saja, pada menderita tekanan darah tinggi (hipertensi) atau orang berisiko tinggi terkena penyakit tersebut, perlu melakukan cek tekanan darah lebih sering.
Beberapa kondisi yang menyebabkan seseorang perlu untuk melakukan cek tekanan darah lebih sering karena memiliki risik lebih tinggi untuk terkena hipertensi, yaitu:
- Sudah lansia atau berusia di atas 50 tahun
- Kelebihan berat badan atau obesitas
- Sering merokok atau banyak minum alkohol
- Jarang olahraga
- Sering stres
- Susah tidur
- Pola makan tidak sehat misalnya kelebihan asupan garam dan kekurangan asupan kalium
Selain beberapa kondisi di atas, risiko untuk alami tekanan darah tinggi juga bisa meningkat jika Anda mengalami gangguan kesehatan tertentu, misalnya penyakit jantung atau diabetes. Oleh karena itu, penting untuk melakukan cek kesehatan secara berkala, termasuk cek tekanan darah secara rutin.
Penyakit yang Disebabkan Tekanan Darah Tinggi
Cek tekanan darah secara rutin penting untuk dilakukan penderita hipertensi. Tujuannya adalah untuk mengntorl tekanan darah dan juga membantu meminimalkan risiko terkena penyakit berbahaya dan komplikasi serius akibat tekanan darah tinggi, seperti:
1. Stroke hemoragik
Stroke hemoragik adalah jenis stroke yang terjadi akibat pecahnya pembuluh darah di otak akibat tekanan darah yang terlalu tinggi dan tidak terkontrol. Penyakit ini bisa menimbulkan kerusakan otak dan komplikasi lain, seperti perdarahan subarachnoid dan perdarahan intraserebral.
Pada kasus yang cukup berat, stroke hemoragik bahkan bisa menyebabkan kerusakan otak permanen, hernia batang otak, atau bahkan kematian otak. Komplikasi tersebut bisa lebih berisiko terjadi pada kasus stroke hemoragik yang tidak segera tertangani.
Untuk menangani stroke hemoragik, dokter dapat memberikan obat-obatan, terapi oksigen, fisioterapi, atau melakukan tindakan operasi untuk memperbaiki pembuluh darah yang bocor dan menghentikan pendarahan pada otak.
2. Retinopati hipertensi
Tekanan darah tinggi juga dapat merusak pembuluh darah yang terdapat di lapisan retina di dalam bola mata. Hal ini bisa membuat retina rusak dan tidak dapat berfungsi dengan baik, sehingga fungsi penglihatan dapar terganggu. Pada kasus yang sudah parah, retinopati hipertensi bahkan bisa menyebabkan kebutaan.
3. Gangguan Ginjal
Tekanan darah yang terlalu tinggi lama kelamaan bisa membuat pembuluh darah pada ginjal rusak. Akibatnya, ginjal akan sulit menyaring darah dan akhirnya menjadi rusak dan menyebabkan gagal ginjal.
4. Gagal jantung
Ini merupakan salah satu komplikasi jangka panjang yang sering kali menyerang para penderita hipertensi kronis. Tekanan darah yang terlalu tinggi dapat membuat jantung harus bekerja lebih keras.
Akibatnya, otot-otot jantung akan membesar dan bengkak, sehingga lama kelamaan membuat fungsi jantung terganggu. Orang yang mengalami gagal jantung dapat mengalami tubuh bengkak-bengkak, sering sesak napas, mudah lelah, dan bahan henti jantung mendadak.
Agar terhindar dari berbagai penyakit berbahaya di atas, Anda perlu menerapkan gaya hidup sehat dan melakukan cek tekanan darah secara teratur. Apabila saat pengecekah hasilnya tekanan darah Anda tinggi, berkonsultasi ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat agar tekanan darah bisa kembali stabil atau terkontrol.