Demam berdarah dengue (DBD) adalah salah satu penyebab kematian anak yang cukup tinggi di sebagian negara Asia, termasuk Indonesia. Penyakit ini dibawa oleh virus Dengue melalui perantara nyamuk betina dari jenis Aedes aegypti.
Meski memiliki reputasi yang cukup mengerikan, perlu diketahui bahwa DBD memiliki derajat keparahan. Anak dengan DBD derajat ringan mungkin masih bisa dirawat di rumah. Akan tetapi, orang tua perlu mengerti terlebih dahulu gejala dan tanda bahaya yang perlu diwaspadai dari penyakit DBD.
Gejala DBD pada Anak
Biasanya, gejala DBD mulai dirasakan anak sekitar 4–10 hari setelah digigit nyamuk penyebab demam berdarah. Gejala ini bisa berlangsung selama 2–7 hari. Gejala DBD pada anak bisa dikenali dengan demam yang tinggi hingga mencapai 400 C. Selama fase demam DBD, setidaknya terdapat 2 dari beberapa gejala tambahan ini:
- Sakit kepala yang parah
- Nyeri di belakang mata
- Nyeri pada tulang, otot, dan sendi
- Ruam atau bintik-bintik merah di sebagian besar tubuh (dimulai pada hari ketiga)
- Mual dan muntah
- Pembengkakan pada kelenjar
Pada anak-anak, demam bisa turun selama 1 hari hingga < 380 C, tapi kemudian naik lagi. Saat demamnya sedang turun, anak memasuki masa kritis karena saat ini ia berisiko mengalami DBD yang berat.
Pada kasus DBD yang berat, gejala bisa semakin buruk dan berakibat fatal. Pada DBD berat bisa terjadi kebocoran pembuluh darah, penumpukan cairan pada rongga perut atau paru-paru, atau perdarahan parah.
Gejala-gejala DBD berat yang perlu diwaspadai antara lain:
- Sakit perut yang parah
- Mual dan muntah terus-menerus
- Gusi berdarah
- Sesak napas
- Tangan dan kaki terasa basah dan dingin
- Kelelahan dan gelisah
Jika mengalami salah satu dari gejala tersebut, anak perlu segera mendapat pertolongan medis guna mencegah komplikasi yang bisa berakibat fatal.
Langkah Penanganan DBD pada Anak yang Tepat
Sebenarnya tidak ada pengobatan khusus untuk DBD. Pada hari-hari awal kemunculan gejala, anak masih bisa dirawat di rumah. Selama demam, anak dapat diberikan parasetamol untuk meredakan demam dan nyeri yang dirasakan.
Hindari memberikan obat pereda rasa sakit seperti aspirin dan ibuprofen karena dapat memengaruhi kadar trombosit dalam darah dan meningkatkan risiko perdarahan.
Selain itu, orang tua juga bisa melakukan beberapa cara penanganan DBD pada anak berikut di rumah:
- Memberikan kompres pada dahi, ketiak, dada, selangkangan anak
- Memastikan anak mendapat istirahat yang cukup
- Memberikan banyak cairan pada anak untuk mencegah dehidrasi, baik dalam bentuk makanan atau minuman
- Memberikan makanan yang kaya akan nutrisi ini juga dapat membantu memperkuat imunitas anak saat menderita DBD, sehingga ia juga lebih cepat sembuh
Makanan yang kaya akan nutrisi ini juga dapat membantu memperkuat imunitas anak saat mendertita DBD, sehingga Ia juga lebih cepat sembuh.
Selama anak dirawat di rumah, orang tua harus selalu memperhatikan setiap gejala yang ada. Anak mungkin perlu dibawa ke rumah sakit jika ia mengalami gejala dehidrasi karena terlalu banyak muntah atau kehilangan nafsu makan. Di rumah sakit, ia akan mendapatkan cairan melalui infus.
Orang tua juga tidak boleh lengah ketika demam anak turun dan ia terlihat sudah sembuh. Tetap perhatikan kondisi anak setiap saat. Segera bawa anak ke IGD jika ia mengalami salah satu dari gejala DBD berat yang telah dijelaskan sebelumnya.
Langkah Pencegahan DBD pada Anak
WHO menyatakan bahwa vaksinasi perlu dilakukan sebagai upaya pencegahan dan pengendalian DBD. Sayangnya, di Indonesia vaksin DBD belum masuk ke dalam program imunisasi nasional yang disediakan di Puskesmas. Saat ini, vaksin DBD hanya bisa didapatkan di beberapa klinik atau rumah sakit tertentu.
Berdasarkan hasil penelitian, vaksin DBD paling efektif bila diberikan pada anak usia 9–16 tahun sebanyak 3 kali, dengan jarak pemberian vaksin selama 6 bulan.
Selain vaksinasi, langkah lain yang tak kalah penting adalah mencegah gigitan nyamuk yang bisa membawa virus dengue. Berikut adalah langkah-langkah yang bisa diterapkan di rumah:
- Pasang kawat antinyamuk pada pintu atau jendela.
- Pakaikan anak baju dan celana yang tertutup, serta kaus kaki saat pergi keluar rumah.
- Gunakan kelambu untuk menutupi tempat tidur anak.
- Gunakan obat nyamuk sesuai petunjuk. Pilihlah yang mengandung DEET atau minyak lemon eucalyptus.
- Batasi waktu anak untuk keluar pada jam-jam sekitar fajar dan senja.
- Keringkan genangan air di lingkungan rumah.
- Kuras wadah-wadah berisi air, seperti bak mandi dan vas bunga, dan sikat dindingnya untuk menghilangkan jentik-jentik nyamuk.
Dengan melakukan tindakan pencegahan ini diharapkan anak bisa terhindar dari wabah demam berdarah.
DBD pada anak mungkin bisa membingungkan para orang tua. Namun, jangan panik. Jika Anda masih memiliki pertanyaan seputar DBD pada anak, jangan ragu untuk berkonsultasi ke dokter.