Sakit haid ditandai dengan nyeri berdenyut atau kram pada perut bagian bawah yang muncul sebelum atau sesudah menstruasi. Sakit haid dapat disebabkan oleh banyak hal dan perlu diatasi dengan baik supaya nyeri yang muncul mereda dan tidak mengganggu aktivitas.
Sakit haid (dismenore) terbagi menjadi dua jenis, yakni dismenore primer dan dismenore sekunder. Dismenore primer adalah sakit haid yang akan segera hilang setelah menstruasi berakhir, berlangsung selama 3 hari, dan tidak disebabkan oleh kondisi medis atau penyakit tertentu.
Sementara dismenore sekunder adalah sakit haid yang muncul akibat adanya gangguan atau infeksi pada organ reproduksi. Biasanya, sakit haid yang disebabkan oleh dismenore sekunder akan berlangsung lebih lama dari sakit haid pada umumnya. Bahkan, bisa terus berlanjut meski periode haid sudah selesai.
Penyebab Sakit Haid
Sakit haid bisa muncul dengan intensitas ringan hingga berat. Penyebab sakit haid pun beragam, antara lain:
Kontraksi otot rahim
Saat haid, otot rahim akan berkontraksi untuk membantu meluruhkan dinding rahim agar darah haid bisa keluar. Kontraksi otot rahim ini membuat pembuluh darah di sekitar rahim tertekan, sehingga membuat suplai darah dan oksigen ke rahim terhenti.
Ketika kondisi ini terjadi, jaringan rahim akan melepaskan prostaglandin, yaitu senyawa kimia yang dapat menyebabkan kontraksi otot rahim makin kuat sehingga membuat sakit haid muncul.
Kondisi medis atau penyakit tertentu
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, sakit haid bisa disebabkan oleh kondisi medis tertentu, yang disebut sebagai dismenore sekunder. Beberapa kondisi medis atau penyakit yang bisa menyebabkan sakit haid adalah seperti fibroid rahim, endometriosis, adenomiosis, penyakit radang panggul, dan stenosis serviks.
Penyakit-penyakit tersebut erat kaitannya dengan gangguan atau infeksi pada organ reproduksi, sehingga menimbulkan sakit haid ketika menstruasi.
Selain disebabkan oleh kedua kondisi di atas, ada pula beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko seorang wanita mengalami sakit haid, seperti:
- Berusia di bawah 30 tahun
- Mengalami pubertas dini atau mendapatkan haid pertama sebelum menginjak usia 12 tahun
- Mengalami pendarahan hebat saat haid atau haid lebih dari 7 hari
- Memiliki siklus haid tidak teratur
- Memiliki riwayat keluarga dengan nyeri haid atau kram menstruasi
- Memiliki kebiasaan merokok
Cara Mengatasi Sakit Haid
Saat mengalami sakit haid, ada beberapa penanganan yang bisa dilakukan. Berikut ini adalah cara-caranya:
1. Mengonsumsi makanan sehat
Sakit haid bisa mereda dengan mengonsumsi makanan yang tepat. Oleh karena itu, Anda dianjurkan untuk mengonsumsi makanan sehat, terutama yang mengandung zat besi, kalsium, dan magnesium.
Selain itu, batasi makanan dan minuman yang dapat menyebabkan perut kembung dan retensi cairan, seperti makanan berlemak dan bercita rasa asin, minuman beralkohol, minuman bersoda, dan minuman berkafein. Dengan membatasi makanan dan minuman tersebut, nyeri atau kram perut akan mereda.
2. Berolahraga secara rutin
Aktivitas fisik atau olahraga yang dilakukan secara rutin dapat mengurangi ketidaknyamanan yang ditimbulkan selama haid, termasuk keluhan sakit haid.
Hal ini karena olahraga, seperti berjalan kaki atau berenang, akan meningkatkan aliran darah dan membuat tubuh melepaskan hormon endorfin yang dapat mengurangi rasa sakit, termasuk sakit haid.
3. Mengonsumsi air putih yang cukup
Minum air putih sekitar 2 liter atau 8 gelas per hari tidak hanya membuat tubuh terhidrasi, tetapi juga bisa meredakan sakit haid. Ini karena minum air putih yang cukup bisa meredakan perut kembung yang sering terjadi ketika Anda sedang haid.
Dengan meredanya masalah perut kembung, sakit haid yang dirasakan juga akan berkurang.
4. Menempelkan kompres hangat
Mengompres perut dan punggung bagian bawah dengan kompres hangat bisa meredakan sakit haid yang muncul. Bahkan, sebuah studi menunjukkan bahwa efektivitas kompres hangat dalam meredakan sakit haid sama dengan obat pereda nyeri. Oleh karena itu, kompres hangat bisa dijadikan metode alami untuk mengatasi sakit haid.
5. Mengonsumsi air jahe
Meski perlu diteliti lebih lanjut, penelitian menunjukkan bahwa jahe bisa membantu meredakan dismenore layaknya obat pereda nyeri. Bahkan, pendarahan berat yang terjadi selama haid juga akan mereda dengan mengonsumsi jahe atau air jahe secara rutin.
6. Mengelola stres dengan baik
Stres dapat memperburuk sakit haid yang diderita. Oleh karena itu, kelolalah stres dengan baik agar keluhan nyeri haid mereda. Anda bisa melakukan meditasi, menulis diary, menghabiskan waktu bersama orang tersayang, atau menggeluti hobi yang disenangi.
7. Mengonsumsi obat pereda nyeri
Jika cara alami sudah dilakukan tetapi sakit haid tidak kunjung membaik, Anda bisa mengonsumsi obat pereda nyeri yang dijual bebas, seperti ibuprofen. Obat ini akan menekan kadar prostaglandin dalam tubuh sehingga mampu mengurangi sakit haid.
Sakit haid umumnya bukan suatu hal yang berbahaya dan bisa diredakan dengan pengobatan rumahan. Namun, jangan mengabaikan sakit haid apabila sampai mengganggu aktivitas, terasa sangat menyakitkan, atau berlangsung lebih dari 3 hari.
Anda dianjurkan untuk berkonsultasi kepada dokter untuk mengetahui penyebab dari sakit haid yang dialami. Bila penyebabnya adalah penyakit, dokter akan memberikan pengobatan dan perawatan yang sesuai dengan penyakit yang menjadi pemicunya.