Sakit kepala dan mual yang datang secara bersamaan merupakan keluhan yang umum terjadi. Meskipun terkadang disebabkan oleh hal sederhana, keluhan ini sebaiknya tidak diremehkan karena bisa menjadi gejala kondisi medis yang memerlukan penanganan segera.
Sakit kepala adalah nyeri yang muncul di kepala dan sekitarnya. Sedangkan mual adalah perasaan ingin muntah dan tidak nyaman di perut. Kedua keluhan ini sering muncul bersamaan, meskipun organ yang terpengaruh letaknya sebenarnya tidak terlalu dekat.
Meskipun jarang, sakit kepala dan mual dapat menjadi gejala penyakit yang perlu ditangani dengan cepat. Oleh karena itu, mengenali penyebab keluhan bisa menjadi langkah awal yang mudah dilakukan. Sebab, penanganan sakit kepala dan mual terbaik haruslah disesuaikan dengan penyebab yang mendasarinya.
Penyebab Sakit Kepala dan Mual
Sakit kepala dan mual dapat disebabkan oleh berbagai hal, mulai dari gaya hidup, pola makan, hingga kondisi kesehatan tertentu. Berikut adalah beragam penyebab maupun pemicu terjadinya sakit sakit kepala dan mual:
1. Dehidrasi
Ketika tubuh kehilangan lebih banyak air daripada yang dikonsumsi, Anda dapat mengalami dehidrasi. Kondisi ini dapat menyebabkan gangguan pada fungsi tubuh, baik dalam waktu sementara maupun permanen.
Gangguan yang terjadi pada beberapa fungsi tubuh inilah yang akan menyebabkan penderita dehidrasi mengalami sakit kepala dan mual.
Selain sakit kepala dan mual, dehidrasi juga menimbulkan gejala berupa haus, pusing, mulut kering, jarang buang air kecil, dan urine yang berwarna lebih gelap serta berbau lebih menyengat.
2. Migrain
Migrain adalah tipe sakit kepala yang paling mungkin membuat penderitanya mual. Sakit kepala pada migrain biasanya terasa berdenyut dan terjadi pada salah satu sisi kepala. Nyeri biasa akan memburuk ketika melihat cahaya terang atau mendengar suara yang terlalu keras.
Migrain lebih banyak diderita oleh wanita. Hal ini karena migrain diduga terkait dengan perubahan kadar hormon yang lebih sering terjadi pada wanita. Selain itu, migrain juga lebih banyak dialami oleh orang yang kurang tidur.
3. Gula darah rendah
Melewatkan waktu makan, kurang makan, atau sedang berpuasa dapat menyebabkan kadar gula darah menjadi rendah. Kondisi ini ditandai dengan lapar, lemas, serta sakit kepala dan mual.
Gula darah rendah atau hipoglikemia lebih berisiko dialami oleh penderita diabetes. Hal ini terlebih bila penderita diabetes salah menggunakan insulin atau mengonsumsi obat diabetes.
4. Flu perut
Sakit kepala dan mual dapat menjadi gejala flu perut (gastroenteritis). Selain sakit kepala dan mual, penderita flu perut juga biasanya mengalami sakit perut, diare, meriang, demam, menggigil, dan nyeri otot.
Selain flu perut, sakit kepala dan mual juga dapat menjadi gejala dari flu, amandel, dan COVID-19.
5. Stres dan cemas
Sakit kepala dan mual dapat dialami ketika merasa stres dan cemas. Orang yang menderita gangguan kecemasan akan lebih rentan mengalami keluhan ini.
Selain itu, stres dan cemas juga dapat menurunkan kekebalan tubuh, sehingga tubuh pun lebih rentan mengalami infeksi seperti yang telah disebutkan sebelumnya.
6. Alergi makanan
Orang yang memiliki alergi makanan akan mengalami sakit kepala dan mual, serta gangguan pencernaan, ketika mengonsumsi makanan pemicu alergi (alergen).
Hal ini terjadi karena respon tubuh yang berlebih terhadap zat pemicu, dalam hal ini protein tertentu yang terdapat dalam makanan. Beberapa jenis makanan yang sering memicu terjadinya alergi makanan adalah boga bahari, kacang-kacangan, produk susu, telur, gandum, atau kedelai.
7. Siklus mens
Perubahan kadar estrogen dan progesteron yang terjadi selama siklus mens dapat memicu sakit kepala dan mual. Inilah yang membuat sakit kepala dan mual lebih umum dialami oleh wanita.
Selain terjadi sebelum haid (sindrom prahaid), perubahan hormon pemicu sakit kepala dan mual juga bisa dialami saat sedang hamil, menopause, atau sedang menjalani terapi hormonal.
8. Tekanan darah tinggi
Penderita tekanan darah tinggi umumnya memang tidak mengalami gejala. Tekanan darah tinggi (hipertensi) biasanya baru diketahui melalui pemeriksaan tekanan darah.
Namun, saat tekanan darah sangat tinggi terjadi secara tiba-tiba dan cepat, penderitanya dapat mengalami sakit kepala dan mual, gangguan penglihatan, serta mimisan. Kondisi ini merupakan salah satu penyebab sakit kepala dan mual yang memerlukan penanganan segera. Sebab, jika tidak ditangani, tekanan darah tinggi berisiko menyebabkan terjadinya stroke.
9. Konsumsi kafein
Sakit kepala dan mual dapat terjadi ketika mengonsumsi terlalu banyak kafein atau karena mengalami gejala putus kafein (caffeine withdrawal). Gejala putus kafein sendiri adalah keluhan yang dirasakan ketika berhenti minum kopi.
Keluhan ini terjadi karena kafein mempersempit pembuluh darah di otak. Ketika tubuh tidak mendapat asupan kafein seperti biasa, pembuluh darah akan melebar dan aliran darah pun meningkat. Peningkatan aliran darah inilah yang kemudian memicu sakit kepala dan mual.
10. Konsumsi minuman beralkohol
Terlalu banyak mengonsumsi minuman beralkohol bisa menyebabkan mabuk. Pada kondisi ini, orang yang mabuk bisa mengalami sakit kepala dan mual. Penyebabnya adalah kandungan etanol dalam minuman beralkohol.
Di dalam tubuh, etanol diubah menjadi zat yang dapat memicu migrain. Etanol juga membuat tubuh buang air kecil lebih banyak dan sering, sehingga memicu dehidrasi yang dapat menyebabkan sakit kepala dan mual.
11. Merokok
Sakit kepala dan mual yang dialami perokok disebabkan oleh nikotin, zat stimulan yang menimbulkan ketergantungan.
Di dalam tubuh, nikotin akan meningkatkan sensitivitas nyeri dan mempersempit pembuluh darah, sehingga menghambat aliran darah ke otak. Inilah yang membuat perokok berisiko mengalami sakit kepala.
Selain dari beberapa kondisi yang telah disebutkan di atas, sakit kepala dan mual juga dapat disebabkan oleh sinusitis. Sakit kepala dan mual bahkan dapat disebabkan kondisi medis yang lebih serius, termasuk kejang, gumpalan darah di otak (hematoma), dan tumor otak.
12. Efek samping obat
Sakit kepala dan mual juga dapat terjadi akibat efek samping dari konsumsi obat, baik obat bebas maupun obat resep. Jenis obat yang berisiko menimbulkan efek samping ini antara lain adalah pil KB, obat jantung, dan obat pereda nyeri. Namun, efek yang muncul bisa berbeda-beda pada setiap orang.
Cara Mengatasi Sakit Kepala dan Mual
Untuk mengatasi sakit kepala dan mual, perlu disesuaikan dengan penyebab yang mendasarinya. Beberapa cara yang bisa dilakukan untuk meredakan keluhan tersebut adalah:
- Istirahatlah, atau tidurlah bila memungkinkan, ketika sakit kepala dan mual menyerang. Upayakan juga untuk beristirahat di tempat yang gelap dan tenang.
- Kelolalah stres dengan bijak, contohnya dengan melakukan teknik relaksasi maupun mendengarkan musik yang menenangkan.
- Minumlah lebih banyak air putih, atau setidaknya 8 gelas sehari, untuk mengatasi dehidrasi.
- Minumlah obat pereda nyeri, seperti parasetamol dan ibuprofen.
Daripada sampai terjadi, sakit kepala dan mual bisa dicegah dengan mengupayakan makan secara teratur. Selain itu, tidur cukup selama 7–8 jam setiap hari, menghindari stres, dan pemicu alergi makanan juga bisa menjadi upaya pencegahan sakit kepala dan mual. Anda juga sebaiknya tidak merokok dan tidak minum minuman alkohol maupun berkafein agar terhindari dari keluhan ini.
Meskipun sering disepelekan, sakit kepala dan mual tetap memerlukan pemeriksaan oleh dokter. Hal ini terutama jika sakit kepala dan mual terjadi terus-menerus atau berulang hingga mengganggu aktivitas.
Jika sakit kepala dan mual disertai dengan demam, bicara cadel, dan tubuh menjadi lemah, jangan menunda untuk ke IGD atau fasilitas kesehatan terdekat guna mendapatkan penanganan medis yang tepat.