Sakit kepala tegang adalah jenis sakit kepala yang ditandai dengan nyeri ringan sampai sedang di kepala dan leher. Sakit kepala tegang sering kali digambarkan seperti ada tali yang mengikat kuat di sekitar kepala.

Sakit kepala tegang atau tension headache merupakan jenis sakit kepala yang paling sering terjadi. Kondisi ini dapat dialami oleh siapa saja, tetapi lebih sering terjadi pada remaja dan dewasa, terutama wanita.

sakit kepala tegang, cara mengobati, gejala, penyebab, cara mencegah, alodokter

Meski bisa cukup mengganggu, sakit kepala tegang umumnya dapat diatasi dengan obat-obatan dan pola hidup sehat. Namun, pada beberapa kondisi, misalnya sakit kepala yang terus berulang atau bertambah buruk, pemeriksaan oleh dokter perlu dilakukan.

Penyebab dan Faktor Risiko Sakit Kepala Tegang

Sakit kepala tegang terjadi ketika otot di leher dan kulit kepala berkontraksi atau menegang. Belum diketahui mengapa hal tersebut terjadi. Namun, setiap penderita sakit kepala tegang bisa memiliki pemicu yang berbeda-beda.

Beberapa hal yang diketahui dapat memicu sakit kepala tegang adalah:

  • Stres
  • Depresi
  • Kelaparan
  • Dehidrasi
  • Kebiasaan memicingkan mata
  • Kelelahan atau kurang tidur
  • Kurang aktivitas atau kurang berolahraga
  • Kebiasaan merokok
  • Postur tubuh yang buruk atau posisi tidur yang salah
  • Paparan sinar matahari yang terik
  • Aroma yang tajam
  • Suara berisik
  • Konsumsi terlalu banyak minuman berkafein atau beralkohol
  • Kondisi lain, seperti flu, infeksi sinus, pilek, atau gangguan pada gigi dan rahang

Gejala Sakit Kepala Tegang

Gejala sakit kepala tegang umumnya berupa rasa sakit dan berat di dahi, kepala bagian atas, kedua sisi kepala, kulit kepala, maupun bagian belakang kepala dan bahu. Sakit tersebut dapat berlangsung selama 30 menit atau terus-menerus sepanjang hari.

Gejala lain yang dapat muncul adalah:

  • Sulit berkonsentrasi
  • Gampang marah
  • Mudah lelah
  • Susah tidur
  • Kaku di leher dan punggung bagian atas
  • Agak sensitif terhadap cahaya dan suara

Berdasarkan lama berlangsungnya gejala, sakit kepala tegang dapat dibagi menjadi dua, yaitu:

  • Sakit kepala tegang episodik, jika gejala terjadi kurang dari 15 hari dalam 1 bulan, selama kurun waktu 3 bulan.
  • Sakit kepala tegang kronis, jika gejala muncul lebih dari 15 hari dalam 1 bulan, selama kurun waktu 3 bulan.

Perlu diketahui bahwa sakit kepala tegang berbeda dengan migrain. Pada penderita migrain, aktivitas fisik biasanya akan memperparah kondisi. Gejala migrain juga bisa disertai mual, muntah, dan gangguan penglihatan. Sebaliknya, aktivitas fisik tidak membuat sakit kepala tegang menjadi lebih parah.

Kapan harus ke dokter

Sakit kepala tegang yang hanya terjadi sesekali tidak memerlukan penanganan medis. Akan tetapi, sebaiknya konsultasikan kondisi Anda jika sakit kepala tegang terjadi beberapa kali dalam 1 minggu atau jika gejalanya sangat mengganggu.

Segera lakukan pemeriksaan ke dokter jika Anda atau orang di sekitar Anda mengalami sakit kepala dengan karakteristik seperti berikut:

  • Terjadi secara tiba-tiba dan terasa sangat parah
  • Muncul setelah kecelakaan, terutama jika mengalami benturan di kepala
  • Disertai mual, muntah, demam, leher kaku, linglung, kejang, kelemahan pada anggota badan, bicara yang tidak jelas, penglihatan ganda, dan mati rasa

Diagnosis Sakit Kepala Tegang

Dokter biasanya dapat mendiagnosis sakit kepala tegang hanya dari tanya jawab dan beberapa pemeriksaan fisik. Pada prosesnya, dokter akan bertanya mengenai gejala yang dialami pasien, seperti ciri nyeri yang dialami, lokasi, dan tingkat keparahan sakit kepala yang dirasakan.

Dokter juga dapat melakukan pemeriksaan fisik sederhana dengan menekan otot di sekitar leher dan pundak, atau mengetuk area kulit kepala dan wajah. Pada tahap ini, pasien biasanya merasakan nyeri. Dokter mungkin juga akan memeriksa apakah leher pasien terasa kaku.

Jika dari tanya jawab dan pemeriksaan fisik diketahui bahwa keluhan yang dialami pasien tergolong berat, sangat mengganggu, atau tidak kunjung hilang, dokter akan menyarankan pemeriksaan penunjang, seperti:

  • CT scan atau MRI kepala, untuk mendeteksi atau melihat apakah ada kelainan pada otak yang menyebabkan sakit kepala
  • Tes ketajaman penglihatan, untuk mendeteksi ada tidaknya kelainan refraksi yang menyebabkan pasien jadi sering memicingkan mata
  • Tes lumbal pungsi, untuk memeriksa kemungkinan adanya infeksi atau peradangan di dalam atau dekat otak.
  • Sleep study, untuk mengetahui apakah ada gangguan tidur yang dapat menyebabkan pasien kurang memiliki tidur yang berkualitas

Pengobatan Sakit Kepala Tegang

Pengobatan sakit kepala tegang bertujuan untuk meredakan gejala secepatnya dan mencegah sakit kepala kambuh. Sebagai langkah pertama untuk mengatasi sakit kepala tegang, pasien dapat segera mengonsumsi obat-obatan yang dijual bebas, seperti ibuprofen dan paracetamol, begitu gejalanya muncul.

Jika obat-obatan tersebut tidak dapat meredakan gejala, pasien disarankan untuk berkonsultasi ke dokter. Dokter akan mengevaluasi obat yang sebelumnya dikonsumsi pasien dan mungkin meresepkan obat-obatan yang lebih kuat, seperti:

Dokter juga dapat memberikan obat-obatan lain di samping pereda nyeri, seperti:

Komplikasi Sakit Kepala Tegang

Jika tidak ditangani dengan tepat, sakit kepala tegang dapat sering kambuh. Sakit kepala tegang yang sering kambuh bisa mengganggu aktivitas sehari-hari dan mengganggu tidur, terutama jika nyeri yang dirasakan tergolong parah.

Komplikasi lain yang dapat terjadi adalah rebound headache, yaitu sakit kepala akibat konsumsi obat-obatan secara berlebihan untuk mengatasi sakit kepala tegang. Rebound headache terjadi ketika tubuh menjadi terbiasa dengan obat yang digunakan sehingga sakit kepala muncul ketika pemakaian obat dihentikan.

Oleh karena itu, penting bagi pasien untuk selalu berkonsultasi kepada dokter sebelum mengonsumsi obat-obatan atau ketika obat-obatan tersebut tidak begitu meredakan gejala.

Pencegahan Sakit Kepala Tegang

Sakit kepala tegang perlu dicegah dengan menjalani pola hidup yang sehat dan mengelola stres dengan baik agar tidak berkembang menjadi kronis. Selain itu, upaya ini juga dapat mendukung proses pengobatan.

Beberapa cara mengelola stres yang dapat dilakukan adalah:

  • Terapi perilaku kognitif, untuk membantu mengelola stres, serta mengurangi frekuensi dan keparahan gejala sakit kepala tegang
  • Terapi relaksasi, seperti yoga, meditasi, dan teknik napas dalam, untuk membantu pasien rileks saat sedang stres
  • Terapi pijat, untuk membantu melemaskan otot-otot yang tegang, terutama pada daerah pundak, leher, dan kepala
  • Terapi akupunktur, untuk merangsang pelepasan hormon endorfin yang dapat mengurangi nyeri

Selain langkah pencegahan di atas, pasien juga disarankan untuk menerapkan pola hidup sehat, seperti:

  • Beristirahat yang cukup
  • Berolahraga secara teratur
  • Minum air putih yang cukup
  • Memperbaiki postur tubuh
  • Mengonsumsi makanan sehat dengan gizi seimbang
  • Membatasi konsumsi minuman beralkohol dan berkafein
  • Tidak merokok