Sakit saat kencing umumnya disebabkan oleh masalah pada saluran kemih maupun kandung kemih. Meski begitu, kondisi ini juga bisa terjadi akibat masalah atau gangguan pada organ lain di sekitarnya.
Keluhan sakit saat kencing lebih sering dialami oleh wanita daripada pria. Bila terjadi pada pria, rasa sakit tersebut umumnya dipengaruhi oleh faktor usia sehingga kerap dialami pria yang usianya lebih tua. Sakit saat kencing biasanya juga disertai dengan dorongan untuk buang air kecil lebih sering.
Berbagai Penyebab Sakit Saat Kencing
Sakit saat kencing dapat disebabkan oleh berbagai hal. Hal ini karena saluran dan kandung kemih terletak di area panggul, lokasi di mana ada banyak organ lain yang berdekatan. Organ-organ tersebut meliputi ginjal, usus besar, ovarium, rahim, atau prostat.
Jika sakit saat kencing terjadi pada awal atau ketika buang air kecil, kemungkinan disebabkan adanya gangguan pada uretra, yaitu saluran dari kandung kemih ke luar tubuh. Sementara itu, nyeri setelah berkemih juga bisa menjadi tanda adanya gangguan dalam kandung kemih atau prostat.
Ada berbagai penyakit yang memicu sakit saat kencing, di antaranya:
1. Infeksi saluran kemih (ISK)
ISK paling sering disebabkan oleh masuknya bakteri ke saluran kemih melalui uretra. Dari uretra, bakteri ini dapat bergerak ke atas, tempat di mana kandung kemih berada. Oleh karena itu, infeksi di uretra juga sering kali menimbulkan infeksi di kandung kemih.
Jika dibiarkan, bakteri tersebut juga bisa menginfeksi bagian lain dari organ perkemihan, termasuk ureter yang menghubungkan ginjal dan kandung kemih, bahkan organ ginjal itu sendiri.
Untuk membunuh bakteri penyebab ISK, penderita perlu mendapat pengobatan antibiotik, misalnya fosfomycin trometamol, nitrofurantoin, atau amoxycillin.
2. Uropati obstruktif
Normalnya, urine akan mengalir dari ginjal ke kandung kemih melalui ureter. Namun, pada uropati obstruktif, urine tidak dapat mengalir melalui ureter akibat salurannya terjepit atau terhalang sesuatu.
Uropati obstruktif dapat disebabkan oleh batu ginjal di ureter, kista ovarium, kanker usus, atau tumor dalam rongga panggul. Kondisi ini bisa menyebabkan urine mengalir kembali ke ginjal, sehingga ginjal menjadi bengkak atau hidronefrosis.
3. Batu kandung kemih
Sakit saat kencing juga bisa disebabkan oleh penyakit batu kandung kemih. Penyakit ini bisa terjadi ketika mineral di dalam urine mengkristal sehingga membentuk batu. Nantinya, batu tersebut dapat menimbulkan nyeri saat buang air kecil dan menghalangi saluran urine.
4. Penyakit radang panggul
Penyakit radang panggul merupakan infeksi pada organ reproduksi wanita, misalnya ovarium dan uterus. Salah satu gejalanya adalah nyeri di daerah perut bawah, terutama ketika sedang buang air kecil atau berhubungan seksual.
Selain penyakit di atas, ada beberapa penyakit lain yang bisa menyebabkan sakit saat kencing, seperti striktur uretra, infeksi ginjal, infeksi vagina, peradangan di prostat, penyakit menular seksual, diabetes melitus, serta kanker pada uretra, kandung kemih, prostat, vulva, atau penis.
Faktor Risiko Sakit Saat Kencing
Selain disebabkan oleh beberapa penyakit di atas, risiko Anda mengalami sakit saat kencing juga bisa disebabkan oleh sejumlah faktor, yaitu:
- Konsumsi obat-obatan yang membuat kandung kemih iritasi, misalnya obat penyakit kanker
- Penggunaan sabun pembersih vagina secara terus-menerus
- Jarang mengganti tampon, pembalut, atau menstrual cup saat menstruasi
- Penggunaan zat pewarna melalui uretra saat akan menjalani pemeriksaan foto Rontgen di saluran kemih
- Cedera lokal atau iritasi karena pemasangan kateter di saluran kemih atau kontak seksual
- Kadar estrogen menurun akibat menopause
Upaya untuk mengatasi rasa sakit saat kencing berbeda-beda, tergantung faktor penyebabnya. Sebagai upaya pengobatan awal, Anda bisa memperbanyak konsumsi air putih dan hindari kebiasaan menahan kencing terlalu lama.
Bila mengalami sakit saat kencing dan tidak membaik setelah lebih dari 1 hari, apalagi disertai demam, darah pada urine, atau urine keluar dari vagina atau penis, Anda disarankan untuk segera memeriksakan diri ke dokter agar dapat diberikan penanganan yang tepat.