Pendidikan seks pada anak perlu diberikan sejak dini oleh para orang tua. Penyampaiannya pun perlu dilakukan dengan tepat agar anak lebih paham tentang fungsi organ seksual dan reproduksinya serta terhindar dari penyakit menular seksual serta kehamilan yang tidak diinginkan.
Pemberian pendidikan seks pada anak sejak dini juga dapat memberikan banyak manfaat lain, seperti meminimalkan risiko anak mengalami pelecehan dan penyimpangan seksual.
Dengan memberikan penjelasan yang tepat mengenai pendidikan seks dan kesehatan reproduksi, anak akan lebih paham dalam menjaga kesehatan tubuh dan tidak kaget lagi saat mengalami perubahan, misalnya pada masa pubertas.
Waktu yang Tepat Memberikan Pendidikan Seks pada Anak
Pendidikan seksual sebenarnya sudah bisa diberikan kepada anak sejak dini, alih-alih menunggunya hingga usia sekolah. Hal ini dapat mulai dilakukan sejauh orang tua bisa menyampaikan informasi seputar seks sesuai dengan kemampuan anak dalam mencerna sesuatu.
Contohnya adalah memberikan pemahaman kepada anak perbedaan wanita dan pria secara kasat mata. Saat usianya bertambah, orang tua bisa memberikan pelajaran yang lebih mendalam, seperti memberikan informasi bahwa tidak ada orang lain yang boleh menyentuh alat kelaminnya.
Bagaimana Cara Menyampaikan Pendidikan Seks kepada Anak?
Ketika anak sudah memasuki masa pubertas, pendidikan seks yang diberikan tentu akan lebih detail. Pasalnya, di masa ini, tubuh anak akan mengalami banyak perubahan.
Pada anak perempuan misalnya, payudara akan mulai tumbuh dan menstruasi pertama akan segera terjadi sehingga ia perlu mengetahui hal tersebut agar tidak merasa bingung saat mengalaminya.
Pada anak laki-laki juga demikian. Kurangnya informasi mengenai perubahan pada tubuh, seperti tumbuhnya bulu halus pada penis atau suara yang berubah, bisa membuat ia menjadi minder.
Agar apa yang Anda sampaikan masuk ke telinga anak Anda dan dicerna dengan baik, berikut ini adalah cara menyampaikan pendidikan seks yang bisa dilakukan:
1. Bicarakan dengan santai dan tepat waktu
Memberikan pendidikan seks pada anak harus dilakukan secara lembut. Jangan gunakan kalimat atau nada yang menggurui, karena anak Anda bisa malas untuk mendengarkannya. Agar tidak canggung, cobalah untuk membahasnya dengan santai, layaknya sedang membicarakan pelajaran di sekolah.
Selain itu, pilihlah waktu yang pas, terutama ketika suasana anak Anda sedang baik. Jika ada berita tentang pergaulan bebas di media massa, Anda juga bisa menyelipkannya ke dalam bahan pembicaraan.
2. Siapkan diri untuk menjawab pertanyaan anak
Seusai menyampaikan informasi tentang seks, saatnya Anda bersiap untuk menjawab pertanyaan anak. Jika memang ada pertanyaan yang tidak bisa dijawab, mintalah waktu sebentar sampai Anda menemukan jawabannya.
Bila perlu, Anda bisa melibatkan anak Anda untuk mencari jawaban bersama melalui buku maupun internet.
3. Jadikan pembicaraan dua arah
Agar anak Anda bisa memahami pendidikan seks dengan baik, usahakan untuk membuat pembicaraan menjadi dua arah.
Anda harus membiarkan anak Anda bebas mengemukakan sudut pandangnya tentang seks. Apabila pendapatnya ada yang kurang tepat, berikan penjelasan kepadanya bahwa pemahaman yang ia miliki keliru.
Selain itu, agar anak Anda tidak sungkan, katakan kepadanya bahwa Anda siap dijadikan teman bicara mengenai hal apa pun, termasuk mengenai seks.
Apa Saja Topik Seks yang Bisa Dibicarakan?
Seperti yang telah disinggung sebelumnya, pendidikan seks yang Anda berikan harus disesuaikan dengan usia anak Anda. Jika ia sudah memasuki masa pubertas, jangan malu untuk membicarakan seks, termasuk aktivitas-aktivitas di dalamnya, karena ia sudah harus diberi informasi yang jelas mengenai hal ini.
Beberapa topik yang bisa Anda bicarakan meliputi:
- Penyesuaian diri terhadap perkembangan fisik, terutama organ seksual dan reproduksi, termasuk bagaimana menjaga kebersihan dan kesehatan organ tersebut
- Norma atau nilai-nilai sosial budaya dan kaitannya dengan aspek seksual
- Risiko hubungan seks pranikah, perencanaan usia pernikahan, serta usia kehamilan yang tepat
- Penyakit menular seksual akibat seks bebas, seperti klamidia, sifilis, gonore, herpes genital, kutil kelamin, atau HIV/AIDS
- Hak Asasi Manusia (HAM) dan kesetaraan gender guna mencegah diskriminasi dan menghindari pelecehan seksual
- Penggunaan media sosial yang bijak agar terhindar dari pengaruh buruk terhadap perilaku seksual anak
- Penggunaan alat kontrasepsi, seperti kondom, pil KB, suntik KB, dan implan
Dengan mengajarkan pendidikan seks pada anak, orang tua dapat memberikan bekal pemahaman mengenai kesehatan seksual.
Berikan anak informasi yang memadai serta dukung kemampuannya untuk berpikir secara logis agar mampu menjaga kesehatan dan membuat keputusan yang bertanggung jawab.