Bahaya racun arsenik berupa berbagai gangguan kesehatan dapat terjadi jika terpapar racun ini dalam jangka panjang. Arsenik adalah logam berat yang dapat ditemukan di air, udara, tanah, bahkan makanan. Zat kimia ini sangat berbahaya karena siapa pun bisa terpapar tanpa menyadarinya.
Arsenik dibagi menjadi dua jenis, yaitu arsenik organik dan arsenik anorganik. Arsenik organik paling sering digunakan dalam pembuatan insektisida (pemberantas hama) dan herbisida (pembasmi gulma). Sementara itu, arsenik anorganik dalam kadar rendah terkandung dalam tanah, tembaga, bijih timah, dan air.
Arsenik organik biasanya tidak beracun bagi manusia, kecuali jika paparannya dalam jumlah besar. Sementara itu, arsenik anorganik sangat berbahaya bagi tubuh dan bisa menyebabkan keracunan arsenik. Gejala keracunan arsenik meliputi mual dan muntah, batuk, diare, kram otot, nyeri perut, nyeri dada, serta kulit merah dan bengkak.
Paparan arsenik pada tubuh manusia biasanya terjadi melalui makanan, misalnya beras, dan air tanah. Anda juga berpotensi terkena bahaya racun arsenik jika menghirup udara yang mengandung arsenik, merokok tembakau, atau tinggal di dekat kawasan industri dan tempat pembuangan sampah.
Bahaya Paparan Racun Arsenik bagi Kesehatan Tubuh
Terpapar arsenik, baik dalam jumlah banyak maupun sedikit, bisa berdampak buruk bagi kesehatan tubuh. Berikut ini adalah beberapa bahaya racun arsenik:
1. Meningkatkan risiko kanker
Penelitian menunjukkan bahwa paparan arsenik anorganik dalam jangka panjang atau dosis yang besar dapat meningkatkan risiko terkena bahaya racun arsenik berupa kanker paru-paru, kanker hati, kanker kulit, kanker darah, kanker kandung kemih, dan kanker prostat. Mengonsumsi air yang terkontaminasi arsenik diduga menjadi pemicu dari kanker ini.
2. Menyebabkan gangguan hormon
Meski dalam jumlah sedikit, paparan racun arsenik dapat mengganggu sistem endokrin. Jika sistem endokrin terganggu, peran hormon yang mengatur pertumbuhan dan perkembangan, fungsi jaringan, metabolisme, fungsi seksual dan proses reproduksi, serta mood juga dapat terganggu.
3. Meningkatkan risiko terkena diabetes
Penelitian menunjukkan bahwa paparan arsenik anorganik dalam jangka panjang dapat meningkatkan risiko terkena penyakit diabetes.
Racun arsenik menyebabkan diabetes dengan beberapa cara, seperti menghambat penyerapan glukosa, merusak sel pankreas hingga menyebabkan disfungsi sel pankreas, dan menstimulasi pembentukan glukosa di hati.
4. Meningkatkan risiko penyakit jantung
Orang yang terpapar racun arsenik anorganik memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit jantung. Hal ini diduga karena bahaya racun arsenik yang masuk ke dalam tubuh melalui air dan makanan dapat menebalkan dinding utama jantung, sehingga memicu terjadinya penyakit jantung dan gagal jantung.
5. Menurunkan kecerdasan anak
Penelitian menunjukkan bahwa paparan racun arsenik melalui air minum yang dikonsumsi dapat menurunkan kecerdasan anak berdasarkan hasil tes IQ. Racun arsenik juga dapat menyebabkan gangguan kognitif, seperti kesulitan mengingat.
Tidak hanya itu, bahaya racun arsenik dalam dosis rendah maupun tinggi dapat meningkatkan risiko terjadinya gangguan kehamilan, penyakit paru-paru, serta gangguan ginjal dan hati. Keracunan arsenik juga bisa menyebabkan komplikasi kesehatan yang jika tidak diobati bisa berakibat pada kematian.
Untuk menurunkan risiko keracunan arsenik, lakukan uji kelayakan pada air minum Anda atau konsumsilah air mineral kemasan yang telah lolos uji BPOM. Mengonsumsi hidangan yang bervariasi dan bergizi setiap hari juga dapat menurunkan risiko keracunan arsenik.
Jika Anda mengalami gejala yang dicurigai akibat bahaya racun arsenik, seperti vertigo, dehidrasi, urine berwarna gelap, muntah, dan delirium setelah mengonsumsi minuman atau makanan tertentu, segera kunjungi dokter atau fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan penanganan yang sesuai.