Linu biasanya dirasakan setelah melakukan olahraga atau aktivitas fisik yang cukup berat. Namun, pada kondisi tertentu, linu juga bisa menjadi tanda dari suatu penyakit. Untuk bisa membedakannya, simak terus artikel berikut ini.
Linu dapat dialami siapa saja. Namun, orang atau atlet yang rutin berolahraga lebih sering mengalaminya. Linu akibat olahraga biasanya hanya terjadi pada beberapa bagian tubuh, seperti leher, punggung, tangan, dan kaki.
Meski begitu, seseorang juga bisa merasakan linu di seluruh bagian tubuhnya. Kondisi ini bisa menjadi tanda dari suatu penyakit. Oleh karena itu, penting untuk mengenali perbedaan kedua jenis linu agar tidak lagi keliru dalam menyikapinya.
Linu Akibat Olahraga
Linu yang disebabkan olahraga biasanya terjadi saat seseorang baru saja mulai berolahraga, menambah durasi olahraga, atau meningkatkan intensitas olahraga yang biasa dilakukan. Rasa linu muncul karena otot mengalami tekanan fisik berlebihan atau bisa juga karena otot bekerja lebih berat dibandingkan biasanya.
Umumnya, linu langsung terasa setelah berolahraga atau melakukan aktivitas fisik yang cukup berat. Namun, ada juga linu yang baru dirasakan sekitar 1–3 hari setelah berolahraga. Kondisi ini disebut delayed onset muscle soreness (DOMS).
DOMS terjadi karena tekanan akibat melakukan olahraga dengan intensitas tinggi yang menyebabkan timbulnya robekan kecil pada jaringan otot, sehingga memicu terjadinya linu yang tertunda. Meski begitu, linu akibat DOMS akan menghilang secara perlahan setelah otot terbiasa dengan rutinitas olahraga yang dilakukan.
Sementara itu, linu akibat olahraga umumnya akan mereda dengan sendirinya dalam waktu 2–5 hari. Namun, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mempercepat meredakan linu akibat olahraga, yaitu:
- Mencukupi istirahat
- Memijat bagian tubuh yang linu dengan pelan
- Memberikan kompres es pada area yang linu
- Mengonsumsi obat antiradang dan antinyeri sesuai anjuran dokter
Untuk meminimalkan kemungkinan terjadinya linu, Anda disarankan untuk melakukan pemanasan sebelum berolahraga. Selain itu, jangan mengubah intensitas dan durasi olahraga secara ekstrem. Ubahlah secara bertahap agar otot dapat beradaptasi dari waktu ke waktu.
Linu Akibat Kondisi Medis Tertentu
Selain karena olahraga, linu juga bisa terjadi sebagai efek samping konsumsi obat-obatan dan gejala dari penyakit atau infeksi tertentu. Pada kondisi ini, linu dapat terasa di bagian tubuh mana pun dan biasanya terjadi tanpa sebab yang jelas.
Beberapa jenis obat yang bisa memicu timbulnya linu di seluruh tubuh adalah obat kolesterol golongan statin dan obat tekanan darah tinggi golongan ACE inhibitors. Sementara itu, penyakit atau infeksi yang memiliki gejala linu meliputi:
- Fibromyalgia
- Sindrom kelelahan kronis
- Infeksi, seperti COVID-19, flu, dan polio
- Hipotiroidisme
- Hipokalemia
- Gangguan autoimun, seperti penyakit lupus dan rheumatoid arthritis
Untuk mengatasi linu akibat gejala suatu penyakit atau infeksi tertentu, dokter akan memberikan penanganan yang sesuai dengan penyebab terjadinya linu. Misalnya, dokter akan menyarankan untuk mengonsumsi ibuprofen untuk meredakan linu akibat flu.
Oleh karena itu, segeralah periksakan diri ke dokter jika Anda mengalami linu, terlebih jika linu tidak kunjung mereda dan disertai pusing, demam, leher kaku, warna urine menjadi lebih gelap, atau pembengkakan pada otot yang terasa linu. Dokter nantinya akan memberikan penanganan sesuai dengan kondisi Anda.