Self-injury adalah perilaku menyakiti dan melukai diri sendiri yang dilakukan secara sengaja. Tindakan ini merupakan salah satu bentuk gangguan perilaku yang berkaitan dengan sejumlah penyakit kejiwaan. Langkah penanganan pun perlu segera dilakukan guna mengendalikan gejalanya.
Self-injury atau dapat disebut juga dengan istilah self harm dapat berupa tindakan melukai tubuh dengan benda tajam atau benda tumpul, seperti menyayat atau membakar kulit, memukul tembok, membenturkan kepala, menggigit diri sendiri, dan mencabut rambut.
Pelaku self-injury juga dapat dengan sengaja menelan sesuatu yang berbahaya, seperti cairan detergen atau obat nyamuk cair, bahkan menyuntikkan racun ke dalam tubuhnya.
Berbagai Alasan Seseorang Menyakiti Diri Sendiri
Self-injury kerap dilakukan untuk melampiaskan, mengalihkan perhatian, atau mengatasi emosi berlebih, misalnya stres, marah, cemas, sedih, kesepian, putus asa, mati rasa, rasa bersalah, atau benci kepada diri sendiri.
Berbagai emosi tersebut bisa muncul akibat beberapa hal, seperti:
1. Masalah sosial
Perilaku self-injury rentan terjadi pada orang yang sedang mengalami kesulitan hidup dan masalah sosial, misalnya menjadi korban bully atau perundungan di sekolah maupun mengalami tekanan akibat tuntutan dari orang sekitar.
Selain itu, konflik dengan keluarga, pasangan, atau teman, serta krisis identitas yang menyangkut orientasi seksual, dapat pula memicu perilaku menyakiti diri sendiri.
2. Trauma psikologis
Beragam trauma psikologis, misalnya kehilangan orang yang dicintai dan menjadi korban kekerasan emosional, fisik, atau seksual, juga bisa membuat seseorang merasa hampa, mati rasa, dan rendah diri.
Penderita akan menganggap dengan menyakiti diri sendiri bisa mengingatkan dirinya bahwa ia masih hidup dan merasakan sesuatu layaknya orang normal lainnya.
3. Gangguan mental
Self-injury juga bisa muncul sebagai gejala dari beberapa penyakit mental, seperti depresi, gangguan makan, gangguan stres pascatrauma (PTSD), gangguan penyesuaian, atau gangguan kepribadian ambang.
Ciri-Ciri Pelaku Self-Injury
Orang yang memiliki kecenderungan untuk menyakiti diri sendiri sering kali tidak menunjukkan gejala khas. Perilaku self-injury tersebut biasanya dilakukan saat ia sendirian dan tidak di tempat umum.
Namun, ada beberapa ciri yang bisa menjadi tanda seseorang memiliki kecenderungan untuk menyakiti diri sendiri, yaitu:
- Memiliki sejumlah luka di tubuhnya, seperti luka sayat di pergelangan tangan, memar di buku jari-jari tangan, atau luka bakar di lengan, paha, dan badan
- Menyembunyikan luka tersebut dan menghindar bila ditanya apa penyebabnya
- Memperlihatkan gejala depresi, seperti suasana hati yang buruk, sering merasa sedih, menangis, dan tidak memiliki motivasi hidup
- Menunjukkan kesulitan dalam bersosialisasi, baik di lingkungan rumah, sekolah, maupun tempat kerja
- Merasa tidak percaya diri atau menyalahkan diri sendiri atas masalah apa pun yang terjadi
- Mengenakan pakaian yang menutupi seluruh tubuh untuk menyembunyikan luka
Perilaku mencederai diri sendiri berisiko menimbulkan luka fisik yang fatal dan meningkatkan risiko bunuh diri. Lantaran aksi nekatnya, tak jarang pelaku self-injury harus dirawat di rumah sakit atau berakhir dengan kecacatan permanen hingga kematian.
Penanganan Self-Injury
Pelaku self-injury perlu mendapatkan perawatan khusus dari ahli kejiwaan, baik psikolog maupun psikiater. Psikolog atau psikiater akan melakukan pemeriksaan untuk mendiagnosis perilaku self-injury dan menentukan penyebabnya. Penanganan yang diberikan pun akan disesuaikan dengan penyebab munculnya perilaku ini.
Secara umum, ada beberapa langkah penanganan pada pelaku self-injury, yaitu:
Perawatan medis
Penderita self-injury yang mengalami luka atau masalah kesehatan lain, perlu segera mendapat pertolongan medis, baik berupa rawat jalan maupun rawat inap. Pemberian obat-obatan juga diperlukan untuk mengendalikan gejala yang muncul.
Terapi dan konseling
Terapi dan konseling dengan psikiater atau psikolog bertujuan untuk mencari tahu penyebab perilaku self-injury sekaligus menemukan cara terbaik untuk mencegah pelaku melakukan tindakan ini lagi. Jenis terapi yang bisa dilakukan meliputi psikoterapi, terapi kelompok, terapi perilaku kognitif, dan terapi keluarga.
Selain menjalani terapi dan pengobatan di atas, orang yang memiliki tendensi untuk menyakiti diri sendiri juga disarankan untuk melakukan hal-hal berikut ini:
- Mencari dukungan sosial dan psikologis dari teman, keluarga, atau kerabat dekat
- Menjauhkan diri dari benda tajam, zat kimia, atau obat-obatan yang bisa digunakan untuk melukai diri sendiri
- Melakukan kegiatan positif, misalnya bergabung dengan komunitas atau melakukan kegiatan yang disukai
- Mendalami hobi, seperti bermain musik atau melukis, guna membantu mengekspresikan emosi dengan cara yang positif
- Menghindari konsumsi minuman keras dan narkoba
- Mengalihkan perhatian ketika ada keinginan untuk melakukan self-injury
- Menerapkan pola hidup sehat, seperti rutin berolahraga, mencukupi waktu tidur dan istirahat, serta mengonsumsi makanan bergizi
Menyakiti diri sendiri atau self-injury adalah salah satu bentuk gangguan perilaku yang perlu mendapatkan perhatian khusus. Bila ada orang di sekitar Anda mengalami gejala yang mengarah pada perilaku self-injury, jangan ragu untuk membawanya ke psikolog atau psikiater agar bisa segera mendapatkan penanganan yang tepat.