Sudahkah Bunda dan Ayah mengajarkan anak untuk belajar dari kesalahan? Jika belum, yuk, ketahui caranya. Hal ini penting agar Si Kecil dapat membentuk karakter dirinya dan juga bermanfaat untuk kehidupannya di masa mendatang.
“Namanya juga anak kecil, wajar jika berbuat salah.” Apakah Bunda dan Ayah masih berpikir demikian? Ketika Si Kecil melakukan kesalahan, bukan berarti bisa dibiarkan begitu saja, ya. Selain meminta maaf, ia juga perlu belajar dari kesalahan yang dilakukan.
Anak yang dapat belajar dari kesalahannya cenderung mampu menghadapi masalah dengan baik, percaya diri, optimis, serta lebih berhati-hati dan teliti dalam melakukan sesuatu. Selain itu, sikap ini juga menjadi bentuk kepedulian pada diri dan membuat anak bisa mencintai dirinya sendiri.
5 Cara Mengajarkan Anak Belajar dari Kesalahan
Berikut ini adalah beberapa upaya yang bisa Bunda dan Ayah lakukan untuk mengajarkan Si Kecil belajar dari kesalahannya:
1. Beri pengertian bahwa kesalahan adalah bentuk pembelajaran
Kesalahan atau kegagalan merupakan bagian penting dari proses pembelajaran dalam hidup. Oleh karena itu, beri tahu pada Si Kecil dengan bahasa yang sederhana bahwa kesalahan atau kegagalan yang terjadi bukan berarti ia kurang pandai atau tidak mampu untuk melakukannya.
Tanamkanlah nilai pada dirinya bahwa tidak ada manusia yang sempurna dan setiap orang bisa berbuat salah. Justru dengan adanya kesalahan, ia bisa belajar untuk menjadi lebih baik dan teliti agar tidak mengulangi kesalahan tersebut di kemudian hari.
2. Ajarkan anak untuk lebih fokus pada proses daripada hasil
Ketika Si Kecil mendapatkan tugas atau mencoba mengerjakan sesuatu, biarkanlah ia mencoba memecahkan masalahnya sendiri dan berikan saran ketika ia merasa kesulitan. Jika Si Kecil melakukan kesalahan dan tugasnya tidak selesai dengan baik, coba tanyakan pada Si Kecil, apa yang membuatnya gagal.
Dengan begitu, ia justru bisa mendapatkan pelajaran hidup yang sangat berguna, yaitu tahu bagaimana menyusun strategi yang tepat untuk ke depannya sekaligus menikmati proses. Hal ini bisa membuat Si Kecil berpikir kritis dan objektif serta mawas diri terhadap kesalahan yang ia perbuat.
Penting untuk diingat, Bunda dan Ayah tidak disarankan untuk menuntut Si Kecil agar bisa selalu berhasil, ya. Pasalnya, hal ini akan membuat Si Kecil justru semakin sulit untuk menerima dan belajar dari kesalahannya. Tuntutan yang terlalu tinggi dari orang lain juga bisa membuat Si Kecil menjadi terlalu perfeksionis.
3. Biasakan untuk berbagi cerita
Komunikasi yang baik merupakan salah satu bentuk pembelajaran yang paling penting. Oleh karena itu, cobalah untuk selalu membina dan mendukung Si Kecil agar ia mau bercerita tentang kesalahannya dan pelajaran apa yang ia dapat dari hal tersebut.
Agar Si Kecil tidak merasa terlalu kecewa, malu, atau bahkan menghukum dirinya sendiri, Bunda dan Ayah juga bisa berbagi cerita tentang kegagalan yang pernah dialami dan beri penjelasan bagaimana cara mengatasinya. Hal ini bisa membantu Si Kecil untuk berpikir dan bertindak dengan lebih bijaksana.
4. Hindari memberi rasa kasihan yang berlebihan
Merasa kasihan atau berempati ketika Si Kecil melakukan kesalahan memang boleh saja. Namun, jangan sampai dilakukan secara berlebihan, ya. Pasalnya, hal ini dapat membuat Si Kecil berpikir bahwa ia lemah dan tidak mampu untuk mengerjakan sesuatu.
Selain itu, hindari ikut campur secara berlebihan dalam memperbaiki kesalahan Si Kecil atau mengatur segala hal yang berhubungan dengannya. Pola asuh ini disebut dengan pola asuh helikopter.
5. Jadilah panutan yang baik
Anak akan cenderung meniru perilaku orang tuanya. Jika Bunda dan Ayah melakukan kesalahan tapi mampu mengambil pelajarannya dan tidak menyalahkan diri sendiri, maka Si Kecil juga bisa saja akan berperilaku demikian. Jadi, berikan contoh yang baik pada Si Kecil, ya.
Pelajaran akademik memang penting, tetapi kemampuan untuk belajar dari kesalahan juga tak kalah pentingnya. Ajarkanlah cara-cara di atas pada Si Kecil, agar ia bisa tumbuh menjadi seseorang yang mampu belajar dari kesalahannya dan bisa melakukan suatu hal dengan lebih baik lagi.
Penting untuk diingat, mengajarkan hal ini tidak boleh terlalu dipaksa, ya. Dibutuhkan waktu serta kesabaran dari Bunda dan Ayah agar Si Kecil bisa mengerti apa yang sedang diajarkan.
Jika masih memiliki pertanyaan tentang cara mengajarkan anak belajar dari kesalahan atau Bunda dan Ayah mengalami kendala saat mendidik Si Kecil, cobalah berkonsultasi ke psikolog.