Azoospermia adalah istilah medis untuk menyebutkan kondisi tidak ditemukannya sperma pada air mani saat seorang pria ejakulasi. Kondisi ini merupakan salah satu penyebab kemandulan, khususnya bagi pasangan yang baru menikah dan berencana untuk memiliki anak.
Azoospermia merupakan masalah kesuburan pada pria yang cukup banyak terjadi. Dari sekitar 10% kasus kemandulan atau infertilitas pada pria, setidaknya 1% dari kasus tersebut disebabkan oleh kondisi azoospermia.
Sebagai gambaran, dari setiap 50.000 pria, kemungkinan ada sekitar 5.000 pria yang mengalami kemandulan dan 500 di antaranya disebabkan oleh azoospermia.
Kondisi tidak adanya sperma tersebut mengakibatkan proses pembuahan tidak dapat berlangsung dan kehamilan pun tidak akan terjadi.
Berbagai Penyebab Azoospermia
Sperma diproduksi di dalam testis, kemudian masuk ke saluran reproduksi pria untuk bergabung dengan air mani. Kehamilan terjadi ketika air mani yang mengandung sperma masuk ke dalam rahim dan membuahi sel telur.
Namun, dalam kondisi azoospermia, air mani yang keluar saat pria ejakulasi tidak mengandung sperma sama sekali. Berdasarkan penyebabnya, azoospermia dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
Azoospermia nonobstruktif
Kondisi azoospermia tipe ini bisa disebabkan oleh gangguan hormon yang membuat pria tidak bisa menghasilkan sperma atau adanya kelainan pada testis. Gangguan hormon ini bisa terjadi akibat beberapa kondisi, antara lain hipogonadisme, hiperprolaktinemia, dan sindrom Kallmann.
Sementara itu, azoospermia karena masalah di testis bisa disebabkan oleh kelainan pada fungsi atau struktur testis. Azoospermia akibat kelainan pada testis bisa terjadi karena beberapa kondisi, di antaranya:
- Tidak adanya testis (anorchia)
- Testis gagal memproduksi sperma (sertoli cell-only syndrome)
- Torsio testis
- Tumor atau kanker testis
- Varikokel
- Kelainan genetik
- Efek samping obat-obatan
- Penyakit tertentu, seperti diabetes dan gagal ginjal
Azoospermia obstruktif
Azoospermia tipe ini disebabkan oleh gangguan pada saluran organ reproduksi pria, sehingga sperma tidak dapat dikeluarkan saat ejakulasi. Azoospermia obstruktif bisa disebabkan oleh berbagai hal, misalnya epididimitis dan ejakulasi retrograd, yaitu kondisi ketika air mani tidak mengalir keluar dari penis, tetapi masuk ke saluran kemih.
Selain itu, azoospermia obstruktif juga bisa terjadi akibat cedera atau terbentuknya jaringan parut di saluran sperma dan prosedur vasektomi.
Kenali Gejala Azoospermia
Banyak pria tidak menyadari bahwa dirinya mengalami azoospermia, karena kondisi ini umumnya tidak menimbulkan gejala yang khas. Kondisi ini baru dicurigai terjadi ketika pasangannya sulit hamil, meski sudah berhubungan intim secara rutin.
Pada pasangan usia produktif yang sehat, peluang terjadinya kehamilan akan lebih tinggi dalam waktu beberapa bulan hingga sekitar 1 tahun setelah rutin berhubungan seks.
Namun, jika masih belum mendapatkan momongan setelah merencanakan kehamilan selama 1 tahun atau lebih, Anda dan pasangan sebaiknya memeriksakan kondisi kesuburan ke dokter. Masalah kesuburan ini bisa jadi disebabkan oleh azoospermia.
Meski bisa tidak bergejala, pria yang mengalami azoospermia karena kondisi tertentu juga bisa mengalami beberapa gejala berikut ini:
- Gairah seks rendah
- Volume air mani sedikit
- Disfungsi ereksi
- Benjolan, bengkak, atau rasa tidak nyaman di sekitar testis
- Rambut berkurang di sekitar wajah atau tubuh
- Nyeri pinggul
- Nyeri saat berkemih
Beragam Pemeriksaan untuk Mendiagnosis Azoospermia
Untuk mendiagnosis kondisi azoospermia dan menentukan penyebabnya, diperlukan pemeriksaan oleh dokter. Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan tes penunjang berupa analisis sperma dan air mani untuk mendiagnosis azoospermia.
Diagnosis azoospermia umumnya baru bisa dipastikan setelah pasien menjalani 2 kali pemeriksaan analisis sperma oleh dokter dan hasilnya menunjukkan bahwa tidak terdapat sperma pada air mani.
Selain melalui pemeriksaan air mani, dokter juga akan mempelajari riwayat kesehatan Anda, seperti penyakit yang pernah dialami saat kecil, infeksi yang pernah diderita, obat-obatan yang dikonsumsi, dan riwayat infertilitas pada keluarga.
Pemeriksaan pendukung yang juga mungkin diperlukan untuk memastikan diagnosis antara lain:
- Tes darah, untuk mengevaluasi kadar hormon atau kondisi genetik
- USG, untuk memeriksa organ reproduksi pria, misalnya kantong zakar (skrotum) dan testis
- CT scan otak, untuk mencari masalah dengan hipotalamus atau kelenjar pituitari yang berperan dalam menghasilkan hormon kesuburan pria
- Biopsi, untuk memeriksa kondisi jaringan testis
Cara Mengobati Azoospermia
Pengobatan azoospermia dapat berbeda-beda tergantung penyebab yang mendasarinya. Namun, secara umum, dokter dapat memberikan beberapa langkah penanganan berikut untuk mengatasi azoospermia:
Terapi hormon
Dokter dapat memberikan obat-obatan atau terapi hormon untuk meningkatkan kadar hormon testosteron yang berperan dalam pembentukan sperma. Dengan pemberian hormon tersebut, diharapkan jumlah sperma yang diproduksi akan meningkat sehingga peluang terjadinya pembuahan pun akan lebih tinggi.
Vasektomi reversal
Vasektomi reversal dilakukan untuk mengembalikan kesuburan pria yang sebelumnya pernah menjalani vasektomi. Prosedur ini dilakukan dengan cara menghubungkan kembali saluran vas deferens yang membawa sperma dari testis agar bisa keluar melalui air mani.
Operasi
Ada beragam jenis operasi untuk mengatasi azoospermia, baik noninvasif dengan sayatan kecil maupun invasif dengan sayatan besar, di antaranya:
- MicroTESE, yaitu prosedur untuk mengambil sperma melalui sayatan kecil pada testis yang nantinya akan digunakan untuk prosedur bayi tabung
- TURED, yaitu prosedur yang dilakukan dengan bantuan kamera untuk menghilangkan penyumbatan di saluran reproduksi pria, sehingga sperma dapat bergabung dengan air mani
- Koreksi bekas luka, yang bertujuan untuk membuka penyumbatan karena jaringan parut yang diakibatkan oleh penyakit menular seksual (PMS)
Selain menjalani pengobatan dari dokter, Anda juga disarankan untuk menerapkan pola makan yang sehat, beristirahat yang cukup, minum air putih yang cukup, menghindari stres, dan berolahraga secara teratur untuk meningkatkan kesuburan.
Azoospermia mungkin merupakan momok menakutkan bagi pria yang ingin memiliki momongan. Namun, dengan penanganan yang tepat, penderita azoospermia masih memiliki harapan untuk menghasilkan keturunan.
Jika Anda memiliki masalah kesuburan yang kemungkinan disebabkan oleh azoospermia, segera konsultasikan ke dokter agar dapat dilakukan pemeriksaan dan penanganan.