Dalam dunia psikologi, disonansi koginitif adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan perasaan tidak nyaman saat dua kognisi yang kita miliki tidak sesuai satu sama lain. Kognisi itu sendiri meliputi pikiran, nilai, sikap, dan perbuatan.
Disonansi kognitif atau yang biasa disebut dengan istilah perang batin dapat terjadi ketika kamu melakukan sesuatu yang bertentangan dengan nilai atau keyakinan yang kamu pegang. Disonansi kognitif juga bisa terjadi saat kamu mempelajari informasi baru yang tidak sesuai dengan kepercayaan yang kamu miliki selama ini.
Hal tersebut dapat menimbulkan rasa tidak nyaman, rasa gelisah, rasa bersalah, atau rasa malu, karena sebagai manusia, kita cenderung akan mencari konsistensi antara pikiran dengan sikap atau perbuatan.
Beberapa contoh disonansi kognitif, yaitu saat seseorang tetap merokok walau ia tahu bahwa merokok tidak baik bagi kesehatannya, atau saat seseorang tahu bahwa olahraga dan konsumsi makanan sehat adalah hal yang penting, tapi ia sendiri tidak melakukannya.
Tanda-Tanda Disonansi Kognitif
Sebenarnya, disonansi kognitif sering kali kita alami dalam kehidupan sehari-hari, tetapi tanda-tandanya terkadang sulit untuk dikenali. Oleh sebab itu, yuk kita kenali bersama apa saja tanda-tanda disonansi kognitif berikut ini:
- Merasa tidak nyaman sebelum mengambil keputusan atau melakukan sesuatu
- Mencoba untuk mencari pembenaran atas keputusan yang telah diambil atau tindakan yang telah dilakukan
- Merasa malu akan suatu hal yang telah dilakukan dan berusaha menyembunyikan tindakan tersebut dari orang lain
- Merasa bersalah atau menyesal akan suatu hal yang telah dilakukan di masa lalu
- Sering melakukan sesuatu karena tekanan sosial atau takut ketinggalan atau fear of missing out (FOMO), meski hal tersebut sebenarnya bukan sesuatu yang ingin dilakukan
Disonansi kognitif dapat mengganggu persepsi seseorang terhadap diri dan kemampuannya sendiri. Inilah mengapa disonansi kognitif biasanya menimbulkan rasa tidak nyaman bagi orang yang mengalaminya.
Cara Menghadapi Disonansi Kognitif
Ketika seseorang mengalami disonansi kognitif, ia biasanya akan melakukan berbagai cara untuk mengurangi rasa tidak nyaman yang dirasakannya. Misalnya, dengan menghindari informasi yang bertentangan dengan keyakinannya atau mencari pembenaran atas keyakinannya.
Meski memang bisa mengurangi rasa tidak nyaman yang dialami, tetapi cara-cara tersebut sebenarnya kurang tepat untuk dilakukan, karena justru bisa mencegah terjadinya perubahan-perubahan baik dalam hidup, meningkatkan stres, hingga memicu perasaan rendah diri.
Oleh sebab itu, sebaiknya disonansi kognitif dihadapi dengan cara yang lebih positif, yaitu dengan menyelaraskan keyakinan dan perbuatan yang selama ini bertentangan.
Sebagai contoh, seorang perokok yang baru saja menerima informasi bahwa merokok dapat menyebabkan kanker paru dan gangguan kesehatan lainnya, langsung mencari tahu bagaimana cara berhenti merokok dengan efektif dan berusaha untuk menerapkannya.
Meski memang tidak mudah, tetapi menghadapi disonansi kognitif dengan cara yang tepat sebenarnya dapat membawa kita menuju perubahan keyakinan dan perilaku yang lebih baik. Jadi, bila kamu merasa kesulitan untuk menghadapi disonansi kognitif dengan cara yang positif, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan psikolog, ya.