EEG atau elektroensefalografi adalah pemeriksaan untuk merekam aktivitas listrik di otak menggunakan cakram logam kecil (elektroda) yang dipasang di kulit kepala. Pemeriksaan ini biasanya dianjurkan untuk membantu diagnosis epilepsi dan gangguan otak lainnya.
Sel-sel otak saling berkomunikasi melalui impuls listrik setiap saat, bahkan ketika tidur. Aktivitas kelistrikan ini akan muncul pada rekaman EEG sebagai garis bergelombang. Fungsi EEG adalah untuk mendeteksi perbedaan impuls yang merupakan tanda adanya gangguan fungsi otak.
Kondisi yang Membutuhkan EEG
EEG dapat digunakan untuk membantu mendiagnosis dan memantau sejumlah kondisi yang memengaruhi otak, seperti epilepsi. EEG akan membantu dokter dalam menentukan jenis, pemicu, dan pengobatan epilepsi.
Selain untuk epilepsi, EEG juga digunakan untuk membantu diagnosis berbagai kondisi berikut:
- Tumor otak
- Kerusakan otak akibat cedera kepala
- Ensefalopati
- Radang otak (ensefalitis)
- Gangguan tidur seperti apnea tidur
- Peradangan otak, misalnya herpes ensefalitis
- Stroke
- Dimensia, seperti pada penyakit Alzheimer
- Penyakit Creutzfeldt-Jakob
Selain itu, EEG juga digunakan dalam prosedur operasi untuk memonitor aktivitas otak saat berada di bawah pengaruh obat bius.
Pada pasien yang mengalami koma dalam jangka panjang, EEG juga digunakan untuk memastikan tanda-tanda kematian. Hal ini karena tidak akan ditemukan aktivitas otak pada orang yang telah meninggal.
Jenis-Jenis EEG
Berikut adalah prosedur EEG berdasarkan jenisnya:
1. EEG rutin
Ini adalah prosedur EEG standar yang umumnya dilakukan untuk mengetahui penyebab kejang. EEG rutin biasanya berlangsung sekitar 20–30 menit.
Selama pemeriksaan, dokter dapat memberikan stimulasi, misalnya meminta pasien untuk melihat cahaya dari lampu yang berkedap-kedip, atau meminta pasien untuk bernapas dengan cepat.
2. EEG terkait gangguan tidur
Sesuai namanya, EEG ini dilakukan pada saat pasien tidur. Pemeriksaan ini dilakukan jika EEG rutin tidak memberikan informasi yang cukup atau untuk membantu diagnosis gangguan tidur.
Pasien mungkin diminta untuk “begadang” sebelum pemeriksaan agar dapat tidur dengan mudah saat pemeriksaan berlangsung. Namun, dokter juga dapat memberikan obat bius untuk membuat pasien terlelap.
3. EEG rawat jalan
EEG rawat jalan dilakukan dengan merekam aktivitas otak selama 1–3 hari. Elektroda akan disambungkan pada alat perekam yang dapat dijepitkan ke pakaian. Selama pemeriksaan, pasien dapat beraktivitas seperti biasa.
4. EEG video
Ini adalah tindakan pengambilan video yang dilakukan selama EEG berlangsung. Video tersebut dapat membantu memberikan lebih banyak informasi mengenai penyebab kejang atau gangguan otak yang terjadi.
5. EEG invasif
Pada prosedur ini, elektroda akan ditanamkan di permukaan atau bagian otak yang lebih dalam melalui pembedahan. EEG jenis ini digunakan untuk mengetahui perlu atau tidaknya operasi pada pasien dengan epilepsi yang lebih kompleks. Dibandingkan jenis EEG lainnya, EEG invasif tergolong jarang dilakukan.
Prosedur Pelaksanaan EEG
EEG adalah pemeriksaan yang tidak menimbulkan sakit dan relatif aman. Prosedur ini dilakukan dengan menempelkan sensor (elektroda) yang terbuat dari lempengan logam di seluruh kulit kepala. Sensor ini terhubung dengan kabel yang kemudian akan mengirimkan sinyal listrik ke komputer untuk merekam gelombang otak.
Untuk membantu sensor lebih mudah menempel di kulit kepala, pastikan rambut Anda bersih dan kering sebelum menjalani pemeriksaan EEG. Anda juga disarankan untuk menghindari penggunaan produk perawatan rambuh, seperti kondisioner, gel rambut, maupun wax.
Sebelum prosedur dilakukan, Anda dapat makan, minum, maupun mengonsumsi obat seperti biasa, kecuali jika dokter menganjurkan sebaliknya.
Selanjutnya, Anda akan diminta untuk bersantai di kursi atau berbaring di tempat tidur. Dokter atau teknisi medis kemudian akan menempelkan 16–25 elektroda di kulit kepala menggunakan perekat khusus.
Selama EEG dilakukan, Anda diminta untuk memejamkan mata, rileks, dan tidak banyak bergerak. Anda juga mungkin diminta untuk menarik napas dalam-dalam, melihat ke arah cahaya, atau bahkan tidur, tergantung pada keperluan pemeriksaan.
Pemeriksaan EEG biasanya membutuhkan waktu sekitar 20–40 menit. Durasi lebih lama mungkin diperlukan, terutama jika EEG dilakukan pada kodisi tidur.
Setelah pemeriksaan selesai, elektroda akan dilepaskan dari kepala. Namun, bila Anda diberikan obat bius sebelum prosedur dilakukan, Anda baru bisa pulang setelah efek obat bius ini hilang.
Setelah mendapatkan hasil EEG, konsultasikan mengenai hasilnya dengan dokter yang menyarankan untuk pemeriksaan ini. Kendati demikian, hasil pemeriksaan bisa jadi bukan satu-satunya penentu diagnosis. Dokter dapat menyarakan untuk melakukan pemeriksaan lain agar penanganan dapat dilakukan secara tepat sesuai kondisi Anda.