Friends with benefits atau FWB merupakan istilah yang kini tidak asing lagi bagi sebagian orang, terutama di kalangan dewasa muda. Hubungan ini dilakukan tanpa melibatkan perasaan, tetapi saling menguntungkan kedua pihak. Namun, di balik keuntungan yang dapat diperoleh, ada pula risiko yang dapat terjadi.
Friends with benefits sering dikaitkan dengan hubungan tanpa perasaan layaknya pertemanan biasa, tetapi melibatkan hubungan fisik seperti seks layaknya pasangan sah. Jenis hubungan ini memang memberikan kebebasan bagi kedua pihak yang terlibat, tetapi bisa juga memberikan dampak buruk bila tidak dilakukan dengan hati-hati.
Apa Arti Friends with Benefits?
FWB adalah hubungan tanpa status, tanpa komitmen, dan tanpa melibatkan perasaan, tetapi saling memberikan keuntungan satu sama lain. Hubungan ini biasanya dilakukan atas dasar persetujuan kedua pihak. Meski tanpa status, kedua pihak yang sepakat menjalani hubungan friends with benefits bisa terlihat seperti orang yang pacaran.
Hubungan friends with benefits mulai banyak dijalani oleh para orang dewasa muda, terutama di kota besar. Salah satu alasannya mungkin karena mereka tidak memiliki banyak waktu untuk menjalani hubungan jangka panjang dan berkomitmen secara emosional.
Karena tidak melibatkan perasaan, orang yang menjalani hubungan FWB akan terlihat lebih bebas untuk menunjukkan ketertarikan pada orang lain selain pasangan FWB mereka, tidak ada kecenderungan untuk menyakiti satu sama lain, dan tidak boleh ada kata cemburu di antara keduanya.
FWB memang terkesan mudah, praktis, dan tidak rumit, terutama bagi orang yang tidak ingin terlibat dalam hubungan resmi. Namun, ada beberapa risiko yang perlu diperhatikan dan dipertimbangkan sebelum menjalani friends with benefits.
Apa Saja Risiko Menjalani Hubungan Friends with Benefits?
Berikut ini adalah beberapa risiko yang perlu dipertimbangkan sebelum Anda dan pasangan memutuskan untuk menjalani hubungan friends with benefits:
1. Hubungan hanya bersifat sementara
Hubungan FWB biasanya berlangsung dalam waktu singkat, bahkan hanya dalam hitungan beberapa minggu atau bulan saja. Hal ini diperkuat dengan beberapa riset yang menunjukkan bahwa hubungan friends with benefits biasanya akan kandas dalam waktu sekitar 1 tahun.
Meski begitu, ada pula yang bisa mempertahankan hubungan ini hingga bertahun-tahun lamanya. Hal tersebut biasanya dipengaruhi oleh faktor kenyamanan satu sama lain.
Sebagian orang yang menjalani hubungan FWB mungkin bisa melanjutkan hubungannya menjadi pertemanan biasa, tetapi hubungan seperti ini jarang berlanjut menjadi hubungan serius.
2. Perasaan suka yang tidak berbalas
Meski melibatkan keintiman secara fisik dan seksual, hubungan friends with benefits bukanlah hubungan romantis. Akan tetapi, tidak menampik kemungkinan adanya perasaan yang muncul dari salah satu pihak seiring berjalannya waktu.
Faktor kenyamanan, kepuasan, dan ketergantungan satu sama lain juga dapat memicu munculnya perasaan tersebut. Meski demikian, rasa suka yang muncul sering kali tak berbalas dan tidak jarang menyebabkan stres pada pihak yang mengalaminya.
Oleh karena itu, kesepakatan antara Anda dan pasangan sangatlah penting sebelum memutuskan untuk menjalani hubungan FWB. Dengan demikian, Anda dan pasangan bisa lebih memahami apa yang menjadi ekspektasi dan batasan dalam hubungan tersebut.
Apabila Anda sangat menginginkan komitmen serius, seperti pernikahan atau hubungan jangka panjang, perlu dipertimbangkan baik-baik risiko ini sebelum memutuskan untuk menjalani hubungan friends with benefits.
3. Penyakit menular seksual (PMS)
Tidak dapat dipungkiri bahwa hubungan friends with benefits kerap melibatkan hubungan seksual di dalamnya, meski ada beberapa yang tidak. Hubungan seksual tanpa komitmen ini termasuk hubungan yang berisiko, karena tidak mengetahui dengan siapa saja pasangan FWB-nya pernah berhubungan intim sebelumnya.
Jika tidak hati-hati, orang yang menjalani hubungan FWB berisiko terkena penyakit menular seksual, seperti sifilis, gonore, hepatitis B, atau bahkan HIV. Risiko ini akan makin tinggi apabila hubungan intim dilakukan tanpa kondom dan sering bergonta-ganti pasangan seksual.
4. Kehamilan tidak direncanakan
Selain penyakit menular seksual, hubungan seks yang dilakukan secara tidak aman juga dapat meningkatkan risiko terjadinya kehamilan yang tidak direncanakan. Hal ini tentu dapat merugikan pihak wanita yang terlibat, apalagi dalam hal ini pihak pria tidak memiliki kewajiban untuk bertanggung jawab.
Selain keempat risiko di atas, hubungan friends with benefits juga berpotensi menyebabkan rasa sakit hati dan penyesalan di kemudian hari. Jika ingin menjalani hubungan tersebut, pastikan Anda dan pasangan FWB Anda tidak memiliki ekspektasi berlebih agar tidak menyesali hubungan tersebut di kemudian hari.
Pada dasarnya, hubungan friends with benefits memang belum lazim diterima oleh budaya masyarakat Indonesia. Selain itu, hubungan ini juga memang lebih berisiko untuk dijalani.
Bagi Anda yang sedang menjalani hubungan FWB, terutama jika hubungan tersebut melibatkan intimasi secara seksual, ingatlah untuk selalu menggunakan kondom setiap kali berhubungan intim.
Apabila masih memiliki pertanyaan seputar risiko kesehatan yang dapat terjadi akibat hubungan friends with benefits, Anda dapat bisa berkonsultasi secara online melalui Chat Bersama Dokter. Selain lebih praktis, Anda pun bisa lebih leluasa untuk bertanya banyak hal tentang hal ini.