Gas air mata umumnya digunakan untuk mengendalikan dan membubarkan massa, misalnya saat terjadi kerusuhan. Namun, paparan zat ini diketahui bisa menyebabkan dampak negatif bagi kesehatan. Ketahui apa saja dampak yang bisa terjadi.
Gas air mata bisa membawa dampak negatif bagi kesehatan orang-orang yang terpapar, apalagi jika paparannya terlalu banyak dan dalam waktu yang lama. Beberapa efek yang bisa terjadi adalah mata merah, iritasi di kulit, hingga sesak dan sulit bernapas.
Apa Itu Gas Air Mata?
Gas air mata dibuat dari beragam senyawa kimia, seperti chloroacetophenone (CN) dan chlorobenzylidenemalononitrile (CS). Selain itu, chloropicrin (PS), bromobenzylcyanide (CA), dibenzoxapine (CR), juga bisa digunakan sebagai agen iritatif yang dapat digunakan untuk mengendalikan massa.
Gas air mata dirancang untuk menimbulkan iritasi sementara, khususnya pada bagian mata, mulut, kulit, tenggorokan, dan paru-paru. Dengan begitu, diharapkan kerusuhan bisa mereda.
Saat terpapar gas air mata, tingkat keparahan gejala yang bisa timbul tergantung pada beberapa faktor, seperti:
- Jumlah gas air mata yang digunakan
- Jarak tubuh dengan lokasi pelepasan gas air mata
- Lokasi di mana gas air mata digunakan, apakah di dalam atau di luar ruangan
- Lamanya waktu terpapar gas air mata
Dampak Paparan Gas Air Mata bagi Kesehatan
Secara umum, sesaat setelah terpapar gas air mata, seseorang bisa mengalami beberapa atau bahkan semua gejala di bawah ini:
- Mata merah, berair, terasa terbakar, dan penglihatan kabur
- Muncul ruam atau kulit yang terasa terbakar dan melepuh
- Hidung meler, bengkak, dan terasa terbakar
- Mulut iritasi, terasa terbakar, diikuti dengan keluarnya air liur secara berlebihan atau sulit menelan
- Batuk, sesak napas, napas pendek, mengi, dan muncul rasa tercekik
Jika dibiarkan dan tidak segera ditangani, gejala-gejala tersebut bisa semakin parah bahkan berisiko menyebabkan kondisi yang fatal.
Paparan gas air mata dalam waktu yang lama dan jumlah yang banyak, terlebih bila terjadi di tempat tertutup, berisiko menyebabkan kerusakan mata yang berat, seperti katarak, glaukoma, dan kebutaan, serta kematian akibat gagal napas atau serangan jantung.
Risiko gagal napas akibat paparan zat kimia ini lebih tinggi pada orang-orang yang menderita asma atau penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).
Sementara itu, risiko kematian akibat serangan jantung lebih rentan dialami oleh penderita penyakit jantung. Hal ini karena paparan gas air mata bisa memicu peningkatan denyut jantung dan tekanan darah.
Tidak hanya itu, saat seseorang terkena paparan gas air mata risiko terjadinya post-traumatic stress disorder (PTSD) juga akan meningkat. PTSD merupakan gangguan kecemasan yang membuat penderitanya takut, khawatir, dan cemas, akibat kejadian traumatis yang pernah dialaminya, termasuk kerusuhan dan terpapar gas air mata.
Jika tanpa sengaja terpapar gas air mata, segera cuci wajah dengan air mengalir dan sabun. Bila mungkin, kamu juga bisa segera mandi dan keramas.
Namun, apabila setelah melakukan hal tersebut kamu masih merasakan gejalanya atau justru semakin berat, segera periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.