Inner child dapat dikatakan sebagai salah satu faktor pembentuk kepribadian seseorang, tetapi sering kali tidak disadari keberadaannya. Lantas, apa yang dimaksud dengan inner child dan bagaimana ia bisa membentuk kepribadian seseorang?
Inner child adalah istilah untuk menggambarkan respons, sifat, dan sikap seseorang yang terbentuk dari pengalaman masa kecil, baik pengalaman positif maupun negatif.
Masa kecil yang dipenuhi pengalaman menyenangkan, seperti bermain dengan orang tua serta mendapatkan rasa cinta dan kasih sayang, akan memberikan energi positif dan sikap optimis yang terbawa hingga seseorang menjadi dewasa.
Sedangkan pengalaman buruk di masa kecil, misalnya mengalami kekerasan atau pelecehan seksual, merasa terabaikan, dan kehilangan orang tersayang, bisa menimbulkan luka batin atau trauma yang membekas hingga anak tumbuh dewasa kelak.
Inner child ini bisa bertahan di alam bawah sadar dan biasanya terlihat pada situasi yang mengingatkan seseorang dengan luka atau traumanya.
Cara Mengatasi Inner Child yang Terluka
Jika tidak diatasi, inner child yang terluka sering kali menimbulkan dampak negatif, seperti sulit berkomunikasi, mengambil keputusan, atau menjalin hubungan sosial, bahkan kesalahan dalam pola asuh anak.
Apabila Anda merasa memiliki luka pada inner child, ada beberapa hal yang bisa Anda coba lakukan untuk mengatasinya, yaitu:
1. Memahami apa yang terjadi dalam diri
Orang dengan inner child yang terluka biasanya akan memendam atau menunjukkan rasa negatif, seperti kemarahan, kecemasan, kekecewaan, atau ketakutan berlebih terhadap situasi yang berkaitan dengan pemicu traumanya.
Meski begitu, tidak semua orang dapat dengan mudah memahami apa yang terjadi pada inner child dalam dirinya.
Oleh karena itu, jika Anda merasa kesulitan untuk mengenali penyebab atau memahami perasaan negatif yang kerap muncul, cobalah untuk mencari pertolongan dengan berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater.
2. Menulis jurnal
Bagi Anda yang belum bisa sepenuhnya menerima trauma masa lalu atau merasa enggan bercerita ke orang lain, menulis jurnal bisa menjadi salah satu cara untuk mengatasinya.
Selain sebagai media untuk melepas emosi, menulis jurnal juga dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan refleksi diri terhadap pengalaman-pengalaman yang telah dilalui.
Melalui proses refleksi tersebut, Anda dapat mengenali dan memilah hal-hal apa yang kurang baik dan ingin diubah, seperti sikap, perasaan, atau respons terhadap sesuatu.
3. Melakukan meditasi
Meditasi memiliki banyak manfaat untuk kesehatan fisik dan mental. Namun, meditasi secara spesifik bermanfaat dalam proses penyembuhan inner child yang terluka.
Meditasi dapat membantu Anda mengenali perasaan yang muncul, sehingga memudahkan Anda dalam mengontrol emosi pada kondisi yang memicu munculnya trauma.
Selain itu, melalui meditasi Anda dapat lebih mudah menerima dan mengakui berbagai perasaan yang muncul. Seiring waktu, Anda terbiasa mengekspresikan perasaan dengan cara yang sehat sehingga tidak ada kemarahan yang terpendam atau pertanyaan-pertanyaan yang tidak terjawab.
4. Melakukan kegiatan yang menyenangkan
Setiap orang umumnya memiliki aktivitas yang disukai atau hobi yang berbeda-beda. Dengan melakukan hobi atau aktivitas yang menyenangkan, Anda bisa melupakan sejenak masalah yang sedang dihadapi dan membangkitkan energi positif dalam diri.
Itulah langkah-langkah yang dapat Anda lakukan untuk menyembuhkan inner child yang terluka. Setelah berhasil mengenali dan mengatasi luka inner child, Anda tentunya bisa menjadi pribadi yang lebih baik dan dapat menjalani hidup dengan lebih bahagia.
Jika berbagai langkah di atas masih belum berhasil mengatasi inner child dalam diri Anda, cobalah minta bantuan psikolog atau psikiater guna mengetahui metode atau cara yang tepat bagi Anda untuk mengobati inner child yang terluka.