Ada beragam jenis alat kontrasepsi yang tersedia di pasaran untuk mencegah kehamilan. Salah satunya dan mungkin masih asing terdengar adalah KB koyo. Alat kontrasepsi jenis ini digunakan dengan cara ditempelkan pada kulit. Nah, untuk mengetahui cara kerja dan efektivitas KB koyo, simak artikel ini.
KB koyo adalah alat kontrasepsi yang berbentuk persegi tipis dan kecil. Jika dibandingkan dengan jenis kontrasepsi lainnya, KB koyo disebut-sebut lebih mudah digunakan, karena hanya perlu ditempelkan pada salah satu bagian tubuh wanita, seperti lengan, punggung, bokong, atau perut bagian bawah.
Cara Kerja KB Koyo
KB koyo atau kontrasepsi transdermal termasuk dalam jenis kontrasepsi hormonal. Oleh sebab itu, cara kerjanya juga mirip dengan kontrasepsi hormonal lainnya, seperti pil KB kombinasi. Pada tubuh, KB koyo bekerja dengan cara melepaskan hormon progesteron dan estrogen ke dalam aliran darah.
Pelepasan kedua hormon tersebut berguna untuk mencegah terjadinya proses ovulasi, yaitu pelepasan sel telur dari ovarium selama siklus menstruasi. Jika tidak dilepaskan, ini artinya tidak ada sel telur yang dapat dibuahi sperma. Dengan begitu, kehamilan pun tidak akan terjadi.
Selain untuk mencegah ovulasi, pelepasan hormon dari KB koyo juga berguna untuk mengentalkan lendir yang diproduksi di leher rahim (serviks). Hal ini dapat menghambat jalan sperma untuk mencapai sel telur yang mungkin sudah dilepaskan.
Tidak hanya itu, kontrasepsi hormonal juga memiliki efek menipiskan lapisan dinding rahim, sehingga sel telur yang sudah dibuahi akan sulit menempel pada dinding rahim.
Efektivitas dan Cara Menggunakan KB Koyo
KB koyo digunakan sesuai dengan siklus menstruasi bulanan seorang wanita. Untuk mencegah kehamilan dengan efektif, KB koyo sudah harus digunakan sejak hari pertama menstruasi.
KB koyo perlu diganti setiap 7 hari sekali dan digunakan selama 3 minggu berturut-turut. Pada minggu ke-4, kamu bisa tidak menggunakan KB koyo supaya menstruasi kembali berlangsung. Jika tetap digunakan, umumnya tidak akan terjadi menstruasi.
Agar KB koyo dapat bekerja dengan efektif, berikut ini adalah beberapa tips yang bisa kamu lakukan:
- Gunakan KB koyo pada hari yang sama setiap minggunya, dalam 1 siklus. Misalnya, jika KB koyo pertama digunakan pada hari Senin, maka gantilah KB koyo pada setiap hari Senin.
- Bersihkan dan pastikan kulit kering sebelum menempelkan KB koyo.
- Cabut KB koyo lama terlebih dahulu sebelum menggantinya dengan yang baru.
- Untuk mencegah terjadinya iritasi, bedakan tempat menempel KB koyo baru dengan yang lama. Namun, tetaplah tempelkan KB koyo di area yang disarankan, yaitu lengan, punggung, bokong, dan perut bagian bawah.
- Jangan menempelkan KB koyo pada kulit yang terdapat luka atau sedang iritasi.
- Jangan menempelkan KB koyo di atas make-up, krim, losion, bedak, atau produk kulit lainnya.
- Jangan melepas KB koyo hingga tiba waktu penggantian.
- Gunakan KB koyo baru apabila KB koyo yang digunakant terlepas atau tidak menempel dengan sempurna.
- Gunakan alat kontrasepsi cadangan atau jangan melakukan hubungan seks terlebih dahulu, apabila KB koyo lepas atau jika kamu lupa mengganti KB koyo di hari yang seharusnya.
Selama 7 hari pertama penggunaan KB koyo, kamu dan pasangan disarankan untuk menggunakan alat kontrasepsi tambahan terlebih dahulu untuk mencegah terjadinya kehamilan. Setelah 7 hari, KB koyo umumnya sudah cukup efektif.
Efektivitas KB koyo dalam mencegah kehamilan cukup bervariasi, tetapi jika digunakan dengan benar bisa mencapai 99%.
Perlu diingat juga, KB koyo tetap bisa menimbulkan efek samping, seperti iritasi kulit, kulit gatal, sakit kepala, mual, nyeri pada payudara, dan perubahan suasana hati. Selain itu, KB koyo juga tidak dapat melindungimu dari infeksi menular seksual (IMS).
Pada perempuan yang berisiko mengalami penggumpalan darah, memiliki berat badan berlebih atau obesitas, menderita hipertensi atau kanker payudara, penggunaan kontrasepsi hormonal, termasuk KB koyo, juga harus dilakukan dengan hati-hati, bahkan sebaiknya dihindari.
Oleh sebab itu, jika kamu ingin coba menggunakan KB koyo untuk mencegah kehamilan, ada baiknya kamu berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu. Dengan begitu, dokter bisa menyarankan jenis kontrasepsi apa yang paling cocok dengan kondisimu.